Sebagian dari kita pasti masih asing dengan istilah superkomputer. Konsep superkomputer sendiri mulai diperkenalkan pada tahun 1960-an oleh Seymour Cray, seorang ilmuwan asal Amerika Serikat di Control Data Corporation (CDC). Superkomputer diterjemahkan sebagai sebuah perangkat komputer yang memiliki keunggulan dibanding produk komputer lain khususnya dalam hal kinerja dan kecepatan penghitungan.



Jepang pada tahun 2011 lalu berhasil memproduksi superkomputer tercepat dengan nama Computer K. Perangkat yang proses pengerjaannya ini diprakarsai oleh Fujitsu dan lembaga riset Riken ini sempat tercatat sebagai mesin tercepat di dunia dengan melakukan 10 quadrillion (10.000.000.000.000.000.000.000.000) kalkulasi per detik (8.2 petaflops). Kecepatannya ini bisa disamakan dengan kecepatan satu juta personal computer (PC) digabungkan jadi satu. Namun di tahun 2012 kemarin, posisi Computer K berhasil digeser oleh dua superkomputer rilisan Amerika Serikat, Titan dan Sequoia.



Kini, Kementerian Imu Pengetahuan Jepang dikabarkan tengah mempersiapkan kembali pembuatan superkomputer terbaru yang akan diproduksi pada tahun 2020. Superkomputer ini ditargetkan akan memiliki kecepatan 100 kali lebih cepat dari Computer K. Pendanaan program ini juga dikabarkan akan didukung oleh hampir seluruh kementerian di pemerintahan Jepang. Kementerian itu meliputi Kementerian Pendidikan, Kementerian Kebudayaan, Kementerian Olahraga, dan Kementerian Pertahanan.



Belum ada konfirmasi mengenai berapa dana yang dibutuhkan untuk menciptakan superkomputer baru ini. Namun, anggaran dana yang dibutuhkan untuk menciptakan sebuah Computer K mencapai angka 100 miliar yen Jepang, atau sekitar Rp 9,6 triliun. Superkomputer memang kerap dijadikan tolak ukur kemampuan teknologi dan ilmu pengetahuan suatu negara. Jepang, Amerika Serikat, dan China merupakan negara-negara yang cukup rajin melakukan riset pengembangan produk superkomputer.