Pengamen. Pekerjaan yang bisa dilakukan oleh pribadi secara langsung, atau melalui agen. Gaji yang diterima tergantung jam kerja, jadwal kerja atur sendiri, gak kena pajak pula! Keren kan!?
Nah tapi ternyata dalam buku Panduan Pengamen, ada beberapa peraturan yang harus ditaati oleh para pengamen. Hal yang paling penting adalah mantra. Ya! Mantra! Nih ane kasih tau mantra-mantra standard dari buku Panduan Pengemis.
Spoiler for sumbang:
Spoiler for “Belom Makan”:
Ini andalan nih. Apapun bentuk penetrasi si pengamen, seperti menyanyi, main gitar, tepuk tangan, atau dateng langsung minta duit, “Belom Makan” adalah mantra andalan mereka. Sebenernya mantra ini dirancang dengan sangat pintar oleh si pembuat buku panduan lho, karena kita sebagai manusia bermoral seharusnya merasa iba ketika mengetahui sesama kita terancam kelangsungan hidupnya karena belum makan. Maka kita akan merasa bersalah ketika kita tidak memberi uang. Ah, sungguh dilematis.
Sayangnya mantra ini overused banget kayak gombalan agan ke semua gebetan-gebetan agan. Orang udah bosen dengernya, efeknya jadi nggak optimal. Apalagi kalau yang diamenin juga udah 3 jam kejebak macet dan sama-sama lagi laper. Ah elah.
Spoiler for “Buat Sekolah”:
Di posisi runner up mantra terlaris ada “Buat Sekolah”. Mantra ini juga dirancang dengan sangat cerdas oleh si penulis buku Panduan Pengamen. Kenapa? Karena pendidikan adalah isu sensitif. Sudah tertanam di kepala kita bahwa setiap insan manusia berhak mengecap pendidikan, tetapi sayangnya ada saudara-saudara kita yang kurang beruntung dan tidak bisa menikmati terangnya dunia pendidikan.
Tapi ane jadi sedikit bertanya-tanya. Kenapa ya mantra ini cuma diucapkan oleh pengamen-pengamen yang beroprasi di siang dan sore hari. Kenapa mantra “buat sekolah” nggak pernah diucapkan di malam hari? Ada yang tau?
Spoiler for “Saya Orang Susah”:
Menyusul “Buat Sekolah”, “Saya Orang Susah” menduduki posisi ketiga klasemen sementara. Saya orang susah adalah mantra yang konon katanya dapat membuat pendengar mantra ini merasa iba karena “kesusahan” dari si pengamen ini jadi semakin terekspose.
Entah kenapa, mantra ini nggak berpengaruh ke ane. Lah kan udah jelas dia orang susah, kalau dia nggak kesusahan, pasti dia nggak jadi pengamen. Kok kesannya ane musti pake dikasih tau kalau dia itu orang susah. Lagi pula, toh setiap orang memiliki kesusahan masing-masing. Tsah.
Spoiler for “Gopek Ato rudapaksa”:
Ini yang paling menerror sih. Buat cowok atau cewek, sama seremnya. Kebayang gak kalau agan naik motor sendiri, trus tiba-tiba ada pengamen yang duduk di jok motor agan trus nyanyi “Gopek ato rudapaksa? Gopek ato rudapaksa?”. Kebayang kan pengamen macem mana yang ane maksud?
Nah demikianlah. Ada yang kurang? Boleh lho ditambahin.sekalian nya gan