blasbenedictAvatar border
TS
blasbenedict
waduh, Anggota DPRD nikahi ABG di tempat karaoke

Kaltim Pos.co.id SURABAYA - Polisi terus mendalami kasus kencan kilat anggota DPRD Sampang M Hasan Ahmad alias Ihsan alias Ra (Lora) Hasan dengan anak baru gede (ABG). Berdasar pengakuan dua mucikari yang ikut dijadikan tersangka, selain di dalam mobil, Hasan pernah menikahi korban yang masih pelajar di kamar karaoke keluarga tak jauh dari hotel tempat kencan.

Pengakuan itu disampaikan Dea Ayu alias Lia (20) dan Dini Rahmawati alias Ira (22). Dua perempuan itu merupakan mucikari yang menyediakan ABG untuk Hasan. Mereka berdua mengaku pernah menyaksikan pernikahan instan ala Hasan di kamar karaoke keluarga di kawasan Jalan Pasar Besar, Surabaya.

Lia mengaku, ketika itu ada dua orang yang disebut Hasan sebagai modin. Keduanya tidak datang bersamaan dengan Hasan. Saat masuk ke ruang karaoke, modin tersebut mengenakan kemeja rapi, bukan busana muslim seperti baju koko. Salah seorang kemudian menikahkan ABG yang hendak diajak kencan oleh Hasan.

"Orang itu menyalami Sari (nama samaran ABG yang hendak dikencani Hasan) dan memintanya untuk mengucapkan dua kalimat syahadat," jelas Dini.

Dini bisa menggambarkan secara gamblang karena memang dirinya seorang muslim. Sementara itu, Dea tidak tahu ucapan si modin karena perempuan itu nonmuslim.

Setelah disuruh mengucapkan syahadat, giliran modin menyalami Hasan dan menikahkannya dengan Sari. "Ketika menyalami Hasan, si modin ya melafalkan seperti ijab kabul dalam pernikahan biasanya," papar Dini. Dalam ijab tersebut, dikatakan maskimpoi yang diberikan Hasan adalah uang tunai Rp 50 ribu.

"Yang saya tahu, ya pernikahan di tempat karaoke itu. Yang lain saya tidak tahu," ujar Dini yang diamini Lia.

Menurut dua mucikari tersebut, Hasan selama ini memang tidak serta-merta mengajak ABG yang sudah dipesannya ke hotel. Dia sering mengajaknya lebih dulu ke tempat karaoke.

Kebetulan, tempat karaoke tersebut tidak jauh dari tiga hotel yang pernah digunakan Hasan untuk kencan. Dari hasil pemeriksaan, selain di Hotel Pasar Besar, anggota Komisi A DPRD Sampang itu pernah check in dengan ABG di Hotel V3 (di belakang tempat karaoke) dan Hotel Pitstop (sekitar 300 meter dari tempat karaoke).

Biasanya di tempat karaoke itu Hasan meminta ditemani menyanyi. Jika dia feeling berhubungan badan dan ABG tersebut mau, dipanggilah modin yang diakui sebagai teman dekat Hasan tersebut. Di situlah berlangsung pernikahan ekspres. Jika si ABG tidak mau, biasanya Hasan hanya memberikan uang Rp 50 ribu kepada si ABG dan mucikari.

Lia mengaku mengenal Hasan dari seorang kenalannya yang juga penyedia perempuan untuk teman kencan. Teman Lia tersebut disebut bernama Ira. Dari perkenalan itu, Lia sering mendapat order mencarikan perempuan yang masih belia.

Awalnya, Lia tidak langsung menyediakan ABG. Dia mengaku pernah tiga kali menawarkan tiga remaja yang usianya disebut sudah lebih dari 20 tahun. Perempuan itu adalah Lina, Wulan, dan Fera. Tiga perempuan tersebut pernah diajak berkencan oleh Hasan dan masing-masing dibayar Rp 300 ribu.

"Saya tidak tahu mereka juga dinikahi dulu sebelum diajak begituan atau tidak," papar janda beranak dua itu.

Setelah disediakan remaja, Hasan mulai mencari sensasi lain. Dia meminta dicarikan teman kencan yang masih pelajar. "Awalnya saya ya hanya menjanjikan. Tapi, kemudian keponakan saya bilang butuh uang. Akhirnya, dia saya tawari untuk menemani Hasan karaoke," ungkap Lia.

Lia selama ini memang tinggal serumah dengan korban Hasan lainnya, yakni SDH (16). ABG itu merupakan keponakan Lia dan selama ini tinggal serumah dengan neneknya. "Ketika saya tawari, saat itu juga ada nenek saya. Dia (SDH) maupun nenek saya tidak berkeberatan," ujarnya.

Kepada Lia, SDH mengaku butuh uang Rp 800 ribu untuk biaya seragam sekolah. Saat SDH menyanggupi tawaran, Lia pun menghubungi Hasan. Dari situ, ternyata Hasan tidak ingin sekadar mengajak SDH menemani karaoke. Dia ingin mengajak SDH berkencan di hotel. ABG itu pun diajak ke Hotel Pasar Besar. Sebelum masuk pelataran hotel, di dalam mobil, SDH diajak nikah.

Pernikahan itu disebut SDH juga melibatkan modin. Namun, dia tidak ingat apa saja tata cara pernikahan kala itu karena dirinya memang nonmuslim. ABG lugu itu pun menganggap pernikahan tersebut hanya main-main. Karena itu, dia sampai sekarang tidak risau dengan statusnya meski Hasan tidak pernah menceraikan.

"Memang ada perempuan yang dikencani Pak Ihsan (panggilan Hasan di kalangan ABG) yang diceraikan. Namun, ada juga yang tidak diceraikan seperti keponakan saya," kata Lia.

Dari dua mucikari itu, polisi masih menelusuri adanya pemasok perempuan lain ke Hasan. "Kami menduga dua mucikari tersebut bukan satu-satunya yang menyediakan perempuan kepada tersangka. Kami masih menelusuri adanya keterkaitan mucikari lain," tegas Kanit Kejahatan Umum (Jatanum) Satreskrim Polrestabes Surabaya Iptu MS Feri.

Dugaan yang disampaikan alumnus Akpol 2007 itu, antara lain, didasarkan pada pengakuan Lia yang mengenal Hasan dari seorang temannya sesama mucikari. "Bisa jadi, dari mucikari lain, tersangka tidak menemukan perempuan yang dia inginkan, sehingga mencari ke mucikari lain lagi," katanya.

Mengenai modin, Feri menyatakan sudah mengantongi identitasnya. Dia yakin dalam waktu dekat bisa menemukan. "Doakan saja. Yang pasti, identitasnya sudah kami dapat," ujar perwira polisi asal Magelang itu. (gun/c5/nw/jpnn/far/k1)
newterminalspaAvatar border
newterminalspa memberi reputasi
1
4.7K
39
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan