Sudah bertahun-tahun terjadi kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di pulau paling timur Indonesia Irian Jaya, akibatnya harga BBM di sana bisa mencapai seratus ribu rupiah lebih.
Lukas Enembe selaku Gubernur Papua bingung dengan kisruh di ibukota Jakarta dengan adanya wacana rencana kenaikan harga BBM. Dia mengklaim bahwa rakyat di Papua merasa tidak kesulitan dengan harga BBM lebih dari Rp 100.000/Liter dan kebutuhan lainnya yang melonjak tajam.
Lukas Enembe mengatakan :
Quote:
“Di Puncak Jaya, harga bensin bisa mencapai Rp 100 ribu/liter, di Jakarta harga BBM akan dinaikkan sekitar Rp 6 ribu saja sudah kalang-kabut.”
kata Lukas Enembe saat menemui Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso di gedung parlemen, Jakarta, Senin (6/5/2013).
Lukas adalah mantan Bupati Puncak Jaya yang baru sekitar satu bulan ini dilantik menjadi Gubernur Papua. Ia datang ke gedung parlemen untuk bertemu dengan Priyo guna menyampaikan kondisi terkini di Papua. Selain bensin, material kebutuhan lain yang harganya menjulang tinggi adalah semen.
Bukan hanya harga BBM yang naik selangit, lanjut dia. Bahkan, semen di papua bisa mencapai Rp 2 juta/sak.
Pernyataan Lukas ini memang tidak bisa menjadi patokan bahwa semua rakyat Papua merasa sejahtera dan makmur, karena berbagai fakta tentang terhambatnya pembangunan infrastruktur publik dan tidak tumbuhnya perekonomian di sana juga banyak dialami masyarakat kota dan pedalaman.
Walaupun masyarakat Papua menderita kesengsaraan yang lebih daripada daerah lain akibat kenaikan harga bbm, akan tetapi masyarakat Papua masih ingin tetap bersatu dengan Indonesia.
Kwik Kian Gie mengatakan :
Quote:
“Pemerintah dengan harga BBM Rp 4.500/liter sudah meraup keuntungan mencapai Rp 96 triliun pada tahun 2012, dan pemerintah pada tahun 2013 sudah untung Rp 60-an triliun lebih.”
Tugas utama pemerintah dari pemerintah adalah menjalankan pemerintahan agar kemakmuran rakyat dapat tercapai.