Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

makbedungdutAvatar border
TS
makbedungdut
Madinah dan Perziarahan Besar
Madinah dan Perziarahan Besar



Waktu sudah menunjukkan pukul 21.30 waktu setempat, Kamis (25/4) lalu, saat pesawat Boeing 777-300ER Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SV-821 turun dari ketinggian jelajah. Kurang dari 10 menit lagi, pesawat yang lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta itu akan segera mendarat di Bandara Internasional Prince Mohammad bin Abdulaziz di kota Madinah, Arab Saudi.

Namun, pemandangan di luar jendela masih menunjukkan kegelapan total. Tak ada titik-titik cahaya lampu yang biasa kita lihat saat pesawat hendak mendarat di sebuah kota besar.

Baru setelah pesawat berbelok tajam, dari balik deretan bukit terlihat hamparan lampu-lampu kota yang didominasi warna kuning lampu merkuri. Hamparan lampu kuning itu bagaikan oasis raksasa di tengah padang kegelapan yang membentang hingga ke cakrawala.

Lalu, di tengah lautan warna kuning itu terlihat satu bangunan yang bermandikan cahaya putih berkilauan. Dari ketinggian sekitar tiga kilometer, wujud detail bangunan itu tak terlihat. Hanya tampak bangunan dasar berbentuk persegi yang dihiasi menara-menara tinggi menjulang di sudut-sudutnya.

Namun, bagi umat Islam di seluruh dunia, bentuk dasar itu sudah cukup untuk mengenali bangunan itu. Itulah Masjid Nabawi, satu dari dua masjid suci paling utama dalam Islam.

Masjid itu memiliki makna sangat istimewa karena bangunan dasarnya dulu dibangun sendiri oleh Nabi Muhammad SAW. Di lokasi itu pula, Nabi Muhammad menjalani sisa hidupnya, sejak hijrah dari Mekkah pada tahun 622 hingga wafatnya pada tahun 632. Makam Nabi dan dua sahabatnya, Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab, juga terletak di masjid tersebut.

Dengan semua arti sejarah penting itu, Masjid Nabawi menjadi salah satu tujuan utama perziarahan besar umat Islam dari seluruh dunia. Meski tidak ada rukun atau ritual ibadah haji atau umrah yang wajib dilakukan di Madinah, jutaan umat Muslim dipastikan mengunjungi Madinah pada saat melakukan perjalanan haji atau umrah.

Menggerakkan ekonomi

Kunjungan para peziarah itulah yang menggerakkan kehidupan dan perekonomian kota Madinah modern. Mulai dari sektor perhotelan, biro perjalanan, transportasi, restoran, sampai ke toko-toko suvenir, semua berpusat pada kunjungan para peziarah itu. Sebuah artikel di portal berita Gulfnews.com menyebutkan, pada 2010, kunjungan peziarah pada musim haji saja telah menyumbangkan pemasukan hingga 2 miliar riyal atau sekitar Rp 5 triliun bagi perekonomian Madinah.

Dengan kata lain, kehidupan Madinah pun bergantung pada Masjid Nabawi. Itu sebabnya pemerintah Kerajaan Arab Saudi saat ini sedang mengerjakan proyek perluasan masjid tersebut untuk menampung lebih banyak peziarah.

Dalam proyek yang direncanakan akan selesai dalam dua tahun ke depan itu, luas masjid akan bertambah dari luas saat ini sebesar 400.327 meter persegi menjadi 1,1 juta meter persegi. Menurut surat kabar Saudi Gazette edisi 7 Maret 2013, Masjid Nabawi nantinya akan mampu menampung lebih dari 1,6 juta anggota jemaah.(DAHONO FITRIANTO dari Madinah, Arab Saudi)

mata berita

pendapatan dari mesjid nabawi ternyata cuma 5 trilyun rupiah saja toh??

di indonesia duit trilyunan rupiah nyatanya banyak habis di makan tikus koruptor emoticon-Malu
0
4.2K
41
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan