- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Alat Pengubah Plastik Jadi BBM only in INDONESIA
TS
vicven
Alat Pengubah Plastik Jadi BBM only in INDONESIA
lagi marak-maraknya soal harga BBM mau naik ada salah satu solusinya nih
for REAL
LANGSUNG AJA
Terus kenapa baru muncul sekarang??????????
JADI PADA INTINYA
1. SAMPAH-SAMPAH PLASTIK DI NEGARA KITA INI BISA BERKURANG BANYAK N BERGUNA
2. KEBUTUHAN BBM KITA BISA TERPENUHI KALAU NIH ALAT BANYAK PERUSAHAAN ATAU ORANG YANG PUNYA
3. BBM AMAN, HARGA BARANG JUGA AMAN
for REAL
LANGSUNG AJA
Spoiler for INDONESIA MENGGEBRAK!!!:
Jakarta - Mungkin Anda tidak percaya, alat pengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak ternyata hanya dimiliki Indonesia.
Alat itu merupakan buatan Danan Eko Cahyono salah satu suplier alat sulap sampah menjadi BBM di Jawa Timur. Danan mengaku, Amerika dan Rusia pun sebelumnya tidak pernah mengembangkan alat tersebut. Namun Indonesia sudah lebih dulu.
"Hanya di Indonesia di dunia yang punya teknologi mengubah sampai dari plastik menjadi BBM itu namanya alat biomass," bangga Danan ketika dihubungi detikOto, Kamis (2/5/2013).
Menurutnya Indonesia sejak dulu sudah memiliki alat tersebut dan itu tersebar luas di seluruh pelosok di Tanah Air. Tapi karena tidak dapat dukungan, alat itu pun sulit berkembang.
Di sisi lain, Danan menambahkan jika memang pemerintah saat itu serius mengembangkan alat tersebut maka Indonesia tidak akan ketergantungan dengan minyak bumi seperti sekarang ini.
Selain itu, seperti yang dijelaskan Danan, bahan baku untuk membuat alat tersebut juga tidak sesulit yang dibayangkan. Bahan baku stainless steel dan besi lainnya bisa didapat dari dalam negeri tanpa mengendalkan bahan impor.
"Indonesia sejak lama ada teknologi mengubah plastik dan sampah lainnya menjadi BBM bensin dan solar. Pemasok teknologi, made Indonesia semua. Bahan dari Indonesia, seperti stainless steel. Dan hanya Indonesia yang punya alat tersebut," ucapnya.
Namun lanjut Danan, teknologi tersebut kini sudah mulai menyebar ke negara lain karena di Indonesia tidak bermanfaat. "Tapi kini di Rusia sudah ada dan itu pun baru. Indonesia susah, ada yang lebih besar lagi," keluhnya.
det1k.com
Alat itu merupakan buatan Danan Eko Cahyono salah satu suplier alat sulap sampah menjadi BBM di Jawa Timur. Danan mengaku, Amerika dan Rusia pun sebelumnya tidak pernah mengembangkan alat tersebut. Namun Indonesia sudah lebih dulu.
"Hanya di Indonesia di dunia yang punya teknologi mengubah sampai dari plastik menjadi BBM itu namanya alat biomass," bangga Danan ketika dihubungi detikOto, Kamis (2/5/2013).
Menurutnya Indonesia sejak dulu sudah memiliki alat tersebut dan itu tersebar luas di seluruh pelosok di Tanah Air. Tapi karena tidak dapat dukungan, alat itu pun sulit berkembang.
Di sisi lain, Danan menambahkan jika memang pemerintah saat itu serius mengembangkan alat tersebut maka Indonesia tidak akan ketergantungan dengan minyak bumi seperti sekarang ini.
Selain itu, seperti yang dijelaskan Danan, bahan baku untuk membuat alat tersebut juga tidak sesulit yang dibayangkan. Bahan baku stainless steel dan besi lainnya bisa didapat dari dalam negeri tanpa mengendalkan bahan impor.
"Indonesia sejak lama ada teknologi mengubah plastik dan sampah lainnya menjadi BBM bensin dan solar. Pemasok teknologi, made Indonesia semua. Bahan dari Indonesia, seperti stainless steel. Dan hanya Indonesia yang punya alat tersebut," ucapnya.
Namun lanjut Danan, teknologi tersebut kini sudah mulai menyebar ke negara lain karena di Indonesia tidak bermanfaat. "Tapi kini di Rusia sudah ada dan itu pun baru. Indonesia susah, ada yang lebih besar lagi," keluhnya.
det1k.com
Spoiler for Tri Handoko :
Madiun - Anak bangsa negeri ini bisa dibilang kreatif. Limbah sampah plastik mampu disulap menjadi bahan bakar minyak, seperti solar maupun premium. Teknologi tepat guna itu diciptakan di Madiun, Jawa Timur.
Tri Handoko adalah pengajar listrik dasar dan elektrolisis pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Kota Madiun. Inovasinya tersebut seperti dilansir Forum Studi Teknik Universitas Diponegoro (FST Undip), didasari kegelisahannya atas tumpukan limbah plastik di banyak kota.
Di tangan Tri Handoko, ribuan ton limbah plastik yang menggunung di tempat pembuangan akhir (TPA) kota Madiun, bisa bernilai jual tinggi.
Seperti dikutip detikOto dari situs resmi FST Undip, inovasi Tri Handoko tersebut menginspirasi hingga lintas daerah. Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Kabupaten Banjarmasin pun melakukan studi banding. Sejumlah pengusaha menawarkan kerja sama bisnis.
Peraih gelar master Mekatronika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini memulai riset ketika terlibat dalam tim peneliti bahan bakar minyak (BBM) alternatif berbahan dasar air yang menghebohkan Indonesia tahun 2008. Saat itu, ia mulai belajar hidrokarbon hingga memperdalam metode pengguntingan rantai karbon.
Kemudian, ia merancang teknologinya. Sistem kerja yang digunakan adalah pirolisis atau destilasi kering. Limbah plastik dipanaskan di atas suhu leburnya sehingga berubah jadi uap.
Proses pemanasan ini menyebabkan perekahan pada molekul polimer plastik menjadi potongan molekul yang lebih pendek. Selanjutnya, molekul-molekul ini didinginkan jadi fase cair.
Cairan yang dihasilkan jadi bahan dasar minyak atau minyak mentah. Dengan destilasi ulang menggunakan temperatur berbeda, yakni mengacu pada titik uap, minyak mentah diproses menjadi premium atau solar.
"Jika suhu pemanasan yang digunakan di atas 100 derajat celsius, yang dihasilkan adalah zat yang mendekati atau memiliki unsur sama dengan premium. Tinggal mengembunkan lagi uapnya, kita dapat premium," ujarnya.
Konsep dasarnya mengambil unsur karbon (C) dari polimer penyusun plastik. Polimer tersusun dari hidrokarbon, yakni rangkaian antara atom karbon (CO2) dan hidrogen (H2O).
Untuk menghasilkan premium perlu rantai hidrokarbon dengan molekul lebih pendek, yakni C6-C10. Untuk menghasilkan minyak tanah dan solar perlu rantai hidrokarbon dengan molekul lebih panjang, yakni C11–C15 (minyak tanah) dan C16-C20 (solar).
Pada proses akhir perlu refinery, yakni pengolahan bahan baku minyak menjadi minyak siap digunakan. Caranya, dengan mencuci, penambahan aditif, mereduksi kandungan gum atau zat beracun, dan mengklasifikasikan atau mengelompokkan berdasarkan panjang rantai hidrokarbon.
Untuk memproses limbah plastik menjadi bahan bakar yang dikehendaki perlu alat. Sekilas, bentuk alat mirip tripod kamera atau handycam dengan sejumlah kaki penopang. Yang diutamakan adalah fungsinya.
Jadi, kita sebenarnya tak perlu repot-repot ke luar negeri untuk mencari BBM alternatif.
[img][/img]
Tri Handoko adalah pengajar listrik dasar dan elektrolisis pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Kota Madiun. Inovasinya tersebut seperti dilansir Forum Studi Teknik Universitas Diponegoro (FST Undip), didasari kegelisahannya atas tumpukan limbah plastik di banyak kota.
Di tangan Tri Handoko, ribuan ton limbah plastik yang menggunung di tempat pembuangan akhir (TPA) kota Madiun, bisa bernilai jual tinggi.
Seperti dikutip detikOto dari situs resmi FST Undip, inovasi Tri Handoko tersebut menginspirasi hingga lintas daerah. Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Kabupaten Banjarmasin pun melakukan studi banding. Sejumlah pengusaha menawarkan kerja sama bisnis.
Peraih gelar master Mekatronika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini memulai riset ketika terlibat dalam tim peneliti bahan bakar minyak (BBM) alternatif berbahan dasar air yang menghebohkan Indonesia tahun 2008. Saat itu, ia mulai belajar hidrokarbon hingga memperdalam metode pengguntingan rantai karbon.
Kemudian, ia merancang teknologinya. Sistem kerja yang digunakan adalah pirolisis atau destilasi kering. Limbah plastik dipanaskan di atas suhu leburnya sehingga berubah jadi uap.
Proses pemanasan ini menyebabkan perekahan pada molekul polimer plastik menjadi potongan molekul yang lebih pendek. Selanjutnya, molekul-molekul ini didinginkan jadi fase cair.
Cairan yang dihasilkan jadi bahan dasar minyak atau minyak mentah. Dengan destilasi ulang menggunakan temperatur berbeda, yakni mengacu pada titik uap, minyak mentah diproses menjadi premium atau solar.
"Jika suhu pemanasan yang digunakan di atas 100 derajat celsius, yang dihasilkan adalah zat yang mendekati atau memiliki unsur sama dengan premium. Tinggal mengembunkan lagi uapnya, kita dapat premium," ujarnya.
Konsep dasarnya mengambil unsur karbon (C) dari polimer penyusun plastik. Polimer tersusun dari hidrokarbon, yakni rangkaian antara atom karbon (CO2) dan hidrogen (H2O).
Untuk menghasilkan premium perlu rantai hidrokarbon dengan molekul lebih pendek, yakni C6-C10. Untuk menghasilkan minyak tanah dan solar perlu rantai hidrokarbon dengan molekul lebih panjang, yakni C11–C15 (minyak tanah) dan C16-C20 (solar).
Pada proses akhir perlu refinery, yakni pengolahan bahan baku minyak menjadi minyak siap digunakan. Caranya, dengan mencuci, penambahan aditif, mereduksi kandungan gum atau zat beracun, dan mengklasifikasikan atau mengelompokkan berdasarkan panjang rantai hidrokarbon.
Untuk memproses limbah plastik menjadi bahan bakar yang dikehendaki perlu alat. Sekilas, bentuk alat mirip tripod kamera atau handycam dengan sejumlah kaki penopang. Yang diutamakan adalah fungsinya.
Jadi, kita sebenarnya tak perlu repot-repot ke luar negeri untuk mencari BBM alternatif.
[img][/img]
Terus kenapa baru muncul sekarang??????????
Spoiler for ini jawabannya:
Jakarta - Teknologi pengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) sebenarnya sudah lama. Tetapi ternyata karena sering diteror oleh kalangan tertentu, penyulap sampah menjadi plastik ini tidak berani muncul ke permukaan.
Salah satunya lelaki asal Sidoarjo, Jawa Timur, Danan Eko Cahyono. Danan mengaku pernah diteror saat menjajaki alatnya ke perusahaan-perusahaan dan instansi terkait.
Karena aksi teror tersebut, Danan pun memutuskan untuk memasarkan alatnya secara diam-diam di Tanah Air.
"Banyak yang teror. Macem-macem yang mereka bilang. Makanya selama ini saya diem-diem saja," cerita Danan kepada detiOto, Kamis (2/5/2013).
Danan mengakui mendapat ancaman dibunuh oleh pihak tak dikenal karena dirinya mengembangkan alat sulap sampah plastik menjadi BBM seperti bensin dan solar.
Namun meski banyak rintangan Danan tidak patah arang. Dia pun tetap terus mengembangkan alatnya dan terus menjajaki ke konsumen yang membutuhkan meski harus secara diam-diam.
"Lawannya raksasa, kalau tidak hati-hati kita hilang. Jadi kita underground saja," ungkapnya.
Danan yang enggan berkomentar terkait ancaman pada dirinya itu hingga kini terus mendapat konsumen baru. Hasil kerja kerasnya selama ini pun menjadi pundi-pundi kekayaan yang bisa mengembangkan perusahaannya.
Salah satunya lelaki asal Sidoarjo, Jawa Timur, Danan Eko Cahyono. Danan mengaku pernah diteror saat menjajaki alatnya ke perusahaan-perusahaan dan instansi terkait.
Karena aksi teror tersebut, Danan pun memutuskan untuk memasarkan alatnya secara diam-diam di Tanah Air.
"Banyak yang teror. Macem-macem yang mereka bilang. Makanya selama ini saya diem-diem saja," cerita Danan kepada detiOto, Kamis (2/5/2013).
Danan mengakui mendapat ancaman dibunuh oleh pihak tak dikenal karena dirinya mengembangkan alat sulap sampah plastik menjadi BBM seperti bensin dan solar.
Namun meski banyak rintangan Danan tidak patah arang. Dia pun tetap terus mengembangkan alatnya dan terus menjajaki ke konsumen yang membutuhkan meski harus secara diam-diam.
"Lawannya raksasa, kalau tidak hati-hati kita hilang. Jadi kita underground saja," ungkapnya.
Danan yang enggan berkomentar terkait ancaman pada dirinya itu hingga kini terus mendapat konsumen baru. Hasil kerja kerasnya selama ini pun menjadi pundi-pundi kekayaan yang bisa mengembangkan perusahaannya.
JADI PADA INTINYA
1. SAMPAH-SAMPAH PLASTIK DI NEGARA KITA INI BISA BERKURANG BANYAK N BERGUNA
2. KEBUTUHAN BBM KITA BISA TERPENUHI KALAU NIH ALAT BANYAK PERUSAHAAN ATAU ORANG YANG PUNYA
3. BBM AMAN, HARGA BARANG JUGA AMAN
Spoiler for klik:
kalo berkenan bagi
Diubah oleh vicven 02-05-2013 13:18
0
5.7K
Kutip
40
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan