DAMASKUS - Seorang jenderal yang membelot dari pemerintahan Presiden Suriah Bashar Al-Assad mengeluarkan pengakuan mengenai penggunaan senjata kimia oleh pihak pasukan pemerintah. Dirinya sempat menolak perintah penggunaan senjata berbahaya itu.

Zahir al-Sakit mengaku dirinya diinstruksikan untuk menggunakan senjata kimia saat melakukan pasukan oposisi Free Syrian Army (FSA). Namun jenderal yang membelot tersebut mengganti bahan kimia dengan cairan desinfektan yang disebutnya "air Javel".

"Saya diberi perintah untuk menggunakan senjata kimia untuk menyerang gua dan terowongan yang digunakan oleh pihak Free Syrian Army (FSA). Tetapi saya mengganti semua senjata kimia itu dengan air Javel," ujar Al-Sakit, seperti dikutip Al Arrabiya, Senin (29/4/2013).

Menurut Al-Sakit, selama dirinya masih bertugas sebagai pemimpin militer Suriah, tidak ada senjata kimia yang digunakan untuk melawan FSA. Namun setelah dirinya membelot, Al-Sakit tidak bisa memastikan apakah senjata kimia digunakan selama perang melawan pihak oposisi.

"Saya pastikan bahwa seluruh senjata kimia saat itu saya perintahkan untuk dikubur. Saya bisa menunjukkan lokasi di mana senjata kimia itu berada," imbuhnya.

Inggris dan Amerika Serikat (AS) menuduh Pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia ketika melawan pihak oposisi selama peperangan di Damaskus. Tuduhan itu dilontarkan usai contoh tanah yang mengandung bahan kimia ditemukan di sekitar Ibu Kota Suriah tersebut. Contoh tanah itupun diselundupkan kepada pihak peneliti asing.

Presiden AS Barack Obama memperingatkan Suriah bahwa penggunaan senjata kimia bisa menjadi penentu kebijakan AS terhadap perang di Suriah. Namun Rusia meminta agar tidak dilakukan intervensi militer, meskipun ada bukti bahwa Suriah menggunakan senjata kimia.

WebMaster: http://berita.plasa.msn.com/internas...an-desinfektan