- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
‘Green Building’: Konsep untuk Kualitas Hidup yang Lebih Baik


TS
tasriqscout
‘Green Building’: Konsep untuk Kualitas Hidup yang Lebih Baik
Quote:
Mohon Maaf Kalau Repost , tapi Boleh di cek No Repost
Nggak Kok
Nggak Kok
Quote:
Quote:
‘Green Building’: Konsep untuk Kualitas Hidup yang Lebih Baik

Quote:
Kriteria2 ‘Green Building’ memang sesuai dengan standard internasional, tetapi apapun itu, ‘Green Building’ memang sangat bisa menjadikan Jakarta lebih manusiawi dengan lingkungan yang asri dan kota yang hemat energi. Karena kriteria ‘Green Building’ sangat jelas dengan persyaratan penggunaan dan efisiensi penggunaan energi, air, kualitas udara serta persyaratan pengelolaan lahan dan limbah. Dan yang paling penting adalah tata laksana ‘Green Building’ adalah bersamaan dengan pelaksanaan masa konstruksi.
Perushaan tempat aku bekerja atau semua perusahaan yang berhubungan dengan dunia konstruksi, memang sudah mengerti bahwa ‘Green Building’ harus mulai diterapkan terhitung 23 April 2013, sehingga kami berencana untuk terus mulai berbuat yang terbaik dalam konsistensi untuk konsep ini. Apalagi, tempat aku bekerja selalu berhubungan dengan mall, perkantoran, apartemen, hotel atau gedung2 yang lain di atas 20.000 meter persegi sampai 50.000 meter persegi.
Aku memang bekerja di salah satu perusahaan developer terbesar di Indonesia. Tetapi bukan hanya developer saja. Di perbankan dan industripun tetap diminta bahkan diharuskan setelah 23 April 2013 memakai konsep ‘Green Building’. Gedung2 hijau tersebut akan mendapat sertifikat dari Badan Sertifikasi dengan konsep ‘Green Building’ yang mana menjadikan gedung itu memang layak sebagai ‘gedung hijau’.
Bangunan2 eksisting pun bukan berarti ‘bebas’ sebagai bangunan hijau. Bangunan2 eksisting beruaha untuk ’sama’ dengan bangunan2 baru. Misalnya, mengaudit energi awal, membuat proposal rencana kerja penghematan energi dengan melihat konsumsi energi eksisting. Setelah itu, disesuaikan dengan instansi2 terkait untuk mencapai konsep ‘Green Building’ seperti bangunan2 baru. Karena untuk bangunan2 baru, tata pelaksanaannya sudah mulai dari Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB ). Jika konsep ‘Green Building’ tidak dilaksnakan, IMB nya tidak bisa di tanda tangani.
Perushaan tempat aku bekerja atau semua perusahaan yang berhubungan dengan dunia konstruksi, memang sudah mengerti bahwa ‘Green Building’ harus mulai diterapkan terhitung 23 April 2013, sehingga kami berencana untuk terus mulai berbuat yang terbaik dalam konsistensi untuk konsep ini. Apalagi, tempat aku bekerja selalu berhubungan dengan mall, perkantoran, apartemen, hotel atau gedung2 yang lain di atas 20.000 meter persegi sampai 50.000 meter persegi.
Aku memang bekerja di salah satu perusahaan developer terbesar di Indonesia. Tetapi bukan hanya developer saja. Di perbankan dan industripun tetap diminta bahkan diharuskan setelah 23 April 2013 memakai konsep ‘Green Building’. Gedung2 hijau tersebut akan mendapat sertifikat dari Badan Sertifikasi dengan konsep ‘Green Building’ yang mana menjadikan gedung itu memang layak sebagai ‘gedung hijau’.
Bangunan2 eksisting pun bukan berarti ‘bebas’ sebagai bangunan hijau. Bangunan2 eksisting beruaha untuk ’sama’ dengan bangunan2 baru. Misalnya, mengaudit energi awal, membuat proposal rencana kerja penghematan energi dengan melihat konsumsi energi eksisting. Setelah itu, disesuaikan dengan instansi2 terkait untuk mencapai konsep ‘Green Building’ seperti bangunan2 baru. Karena untuk bangunan2 baru, tata pelaksanaannya sudah mulai dari Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB ). Jika konsep ‘Green Building’ tidak dilaksnakan, IMB nya tidak bisa di tanda tangani.
Quote:

Urutan konsep ‘Green Building’
Quote:
Untuk bangunan2 baru, efisiensi energi dan air, kualitas udara, pengelolaan limbah serta pelaksanaan konstruksi, membentuk sebuah kriteria dengan nilai acuan, metode pengukuran dan alat uji sebagai bagian dari standard ‘Green Building’ itu sendiri. Untuk bangunan2 eksisiting, konservasi dan efisiensi energi dan air, kualitas udara dan kenyamanan thermal serta manajemen operasional dan pemeliharaan, merupakan konsep ‘Green Building’ sesuai dengan kriteria, metode pengukuran serta alat uji.
Efisiensi energi sendiri, yang pertama adalah sistim selubung bangunan. Yaitu semua tampak bangunan, ssesuai dengan kriteria. Misalnya, apakah haarus kaca semua? Karena jika semua kaca berarti sinar matahari akan masuk lebih banyak sehingga AC nya harus lebih dari bangunan2 yang tidak terlalu memakai banyak kaca. Dan AC memproses zat2 yang dapat membuat polusi udara kita.
Efisiensi energi sendiri, yang pertama adalah sistim selubung bangunan. Yaitu semua tampak bangunan, ssesuai dengan kriteria. Misalnya, apakah haarus kaca semua? Karena jika semua kaca berarti sinar matahari akan masuk lebih banyak sehingga AC nya harus lebih dari bangunan2 yang tidak terlalu memakai banyak kaca. Dan AC memproses zat2 yang dapat membuat polusi udara kita.
Quote:


Di Jakarta, bangunan dengan kaca penuh seperti ini ajan memboroskan energi. Sehingga bisa memakai ‘eco-wall’, yaitu konsep tetap kaca tetapi dibuat sedemikian dengan stiker2 yang membuat sianr matahari lebih terpantul.
Tetapi ketika di negara 4 musim, konsep selubung kaca teidak bermasalah karena mereka justru ‘mencari’ matahari.
Quote:
Yang kedua sistim ventilasi dan pencahayaan alami. Bahwa sebaiknya bangunan2 tinggipun harus melihat istim ventilasi. Misalnya, jangan membuat gedung tinggi tanpa ventilasi. Kita bisa membuat beberapa jendela untuk udara bebas masuk serta pencahayaan asli, walau tetap bangunan2 itu memakai AC. Karena jika semua tertutup, bangunan itu tidak sehat.
Quote:

Pencahayaan alami, semaksimal mungkin bisa menggantikan pencahayaa buatan. Ventilasi2 dan jendela2 untuk sinar matahari diperbanyak untuk penghematan energi.
Quote:

Begitu juga dengan ventilasi2 udara untuk bisa pendingin udara serta kipas angin lebih tidak digunakan, walau jujur saja, udara Jakarta diatas 30 derajat memang panas …..
Quote:
Yang ketiga, sistim pengkondisian udara dalam bangunan dan sitim kelistrikkan. Bahwa temperaktur ruang serendah2nya 25 derajat celsius dengagn kelembabab 60% serta kelistrikkan yang aman sesuai standard aman internasional.
Begitu juga yang terakhir, adalah sistim transportasi dalam gedung. Dengan konsep ‘Traffic Management System’ sesuai standard internasional.
Begitu juga yang terakhir, adalah sistim transportasi dalam gedung. Dengan konsep ‘Traffic Management System’ sesuai standard internasional.
Quote:

Sistem transportasi dalam bangunan juga harus di atur, sehingga tidak bertabrakkan. Misalnya, untuk jarak antara 25 meter sampai 30 meter, harus di desain tangga kebakaran dan tiap gedung berlantai 4, harus memakai elevator sehingga hemat energi bagi pengguna.
Quote:

Seperti desain beberapa kantor, memakai elevator ( lift ), menggunakan konsep ‘meminta’ lift untuk lantai kemana kita ingin diturunkan, tidak lewat di masing-masing lift tetapi ada di luar lift. Ini sangat menghemat sistem kontrol juga menhhemat si pengguna …..
Quote:
Efisiensi air untuk bangunan baru, adalah dengan peralatan saniter hemat air sesuai dengan ketersediaan. Dan untuk bangunan eksisiting adalah daur ulang untuk air sekunder dan air PAM tidak boleh untuk menyiram tanaman.
Untuk kualitas udara dan kenyamanan thermal, adalah melihat laju pergantian udara dalam ruangan, memonitor CO dan CO2, menggunakan refrigeran non-CFC dan yang terakhir adalah kelembaban udara minimal 25 derajat celcius serta kelembaban 60%.
Bagaimana dengan pengolahan limbah bangunan? Yang utama adalah persyaratan tata ruang, dengan perencanaan landscape serta sistim penampungan air hujan. Untuk fasilitas pendukung adalah aksesibilitas para pedestrian serta parkir sepeda dan kamar mandi khusus yang bersepeda. Sedangkan pengolahan limbah padat dan cair, seperti biasa.
Pelaksanaan konstruksi, merupakan hal yang justru sedikit ‘terlupakan’. Keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan ( K3L ) seakan2 sedikit terabaikan karena banyak yang tidak mengerti bahwa K3L bisa membuat sebuah bangunan aman dan sehat. Kebisingan tidak melebihi aturan serta ‘full safety net’. Pada masa konstruksi, juga ada konservasi air yaitu dengan perencanaan dan pelaksanaan de-watering yang terkontrol. Dan pengolahan limbah konstruksi, yaitu pemilihan sampah organik, non-organik dan limbah kimiawi. Juga bagaimana pengelolaan limbah kimiai sesuatu dengan ketentuan.
Untuk kualitas udara dan kenyamanan thermal, adalah melihat laju pergantian udara dalam ruangan, memonitor CO dan CO2, menggunakan refrigeran non-CFC dan yang terakhir adalah kelembaban udara minimal 25 derajat celcius serta kelembaban 60%.
Bagaimana dengan pengolahan limbah bangunan? Yang utama adalah persyaratan tata ruang, dengan perencanaan landscape serta sistim penampungan air hujan. Untuk fasilitas pendukung adalah aksesibilitas para pedestrian serta parkir sepeda dan kamar mandi khusus yang bersepeda. Sedangkan pengolahan limbah padat dan cair, seperti biasa.
Pelaksanaan konstruksi, merupakan hal yang justru sedikit ‘terlupakan’. Keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan ( K3L ) seakan2 sedikit terabaikan karena banyak yang tidak mengerti bahwa K3L bisa membuat sebuah bangunan aman dan sehat. Kebisingan tidak melebihi aturan serta ‘full safety net’. Pada masa konstruksi, juga ada konservasi air yaitu dengan perencanaan dan pelaksanaan de-watering yang terkontrol. Dan pengolahan limbah konstruksi, yaitu pemilihan sampah organik, non-organik dan limbah kimiawi. Juga bagaimana pengelolaan limbah kimiai sesuatu dengan ketentuan.
Quote:


Jaring2 penyelamat dan tong besar limbah konstruksi, dipisahkan dengan cairan serta yang mengandung kimiawi.
Quote:
Terakhir, dengan konsep ‘Green Building’ di Jakarta ataupun kota-kota besar lainnya, tahun 2030, gadung2 di Jakarta bisa menyerap energi sampai 50% sehingga Jakarta akan lebih nyaman untuk ditinggali …..
Diubah oleh tasriqscout 28-04-2013 11:29
0
2.5K
Kutip
10
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan