Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

novriplaymateAvatar border
TS
novriplaymate
Pasar Tanah Abang Dibanjiri Batik Asal Cina
Malu kalau kita sampai tidak mampu bersaing kata Menteri Perdagangan

Pasar Tanah Abang Dibanjiri Batik Asal Cina

Membanjirnya produk-produk impor dari Cina ternyata terjadi juga pada batik. Ini terlihat di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang menjadi salah satu pusat grosir tekstil di Jakarta. Di sini, tekstil batik lebih banyak berasal dari Thailand dan Cina.

"Saat ini yang dominan itu Thailand, hasil dari tadi yang saya lihat," ujar Menteri Perdagangan Gita Wirjawan ketika menggelar inspeksi mendadak di Pasar Tanah Abang, Sabtu, 27 April 2013.

Tidak hanya batik, dalam inspeksinya tersebut, Gita bahkan melihat kain songket yang diproduksi dari Thailand. Hal ini jelas cukup membuatnya kecewa.

Berdasarkan temuannya, impor kain-kain tradisional tersebut tidak dilakukan secara mentah-mentah. Beberapa batik masih dicetak dan dijahit menjadi pakaian siap pakai, namun bahan batiknya masih berasal dari Thailand dan Cina. "Kami inginnya kalau bisa semua dari dalam negeri, dari kain, rancangan, kancing, dan jadi pakaian," kata Gita.

Harga kain-kain batik impor ini memang jauh lebih murah ketimbang produksi dalam negeri, yakni dalam kisaran Rp 25 ribu per meter. Sedangkan kain batik asli yang berupa batik tulis bisa mencapai ratusan ribu rupiah per meternya. Kondisi ini, kata Gita, berisiko melemahkan posisi pengrajin Indonesia dalam kompetisi pasar. Padahal, dari sisi kualitas, batik produk dalam negeri lebih unggul ketimbang yang impor.

"Malu kalau kita sampai tidak mampu bersaing," ia menegaskan. Untuk mencegah risiko tersebut, ia mempertimbangkan pemberian sanksi terhadap para pelaku usaha yang kerap mengimpor batik-batik dari luar Indonesia. Sayang, ia belum bisa menyebutkan bentuk sanksinya karena masih perlu pengkajian dan pertimbangan tertentu.

Namun, yang pasti, ia terus mengimbau pengusaha lokal untuk memberdayakan produk lokal. Begitu pula dengan para konsumennya. Ia meminta agar masyarakat tidak malu menggunakan produk-produk dalam negeri, tidak hanya untuk pakaian jenis batik, tetapi juga produk retail lainnya agar bisa bersaing di pasaran. "Produk kita cukup bisa bersaing, kok, dengan produk luar," Gita menegaskan.


SUMBER
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
5.2K
66
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan