Kegagalan UN yang kami rasakan
1.Tipisnya lembar jawab
2.Soal yang rusak
3.Materi yang berlebihan
4.Banyaknya kebocoran
5.Keterlambatan soal
Apakah seperti ini dana ber milyat milyat dihabiskan guna membayar percetakan yang sangat buruk dan "tidak berkualias".Bahkan gan ditempat ane temen ane ampe ganti soal 3 kali ya karena ljk yang bolong apa enga miris gan liat hal seperti itu
Spoiler for Bukti Pertama:
Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan siap untuk disidik ataupun diinvestigasi oleh pihak penegak hukum jika dalam pelaksanaan UN kali ini ada unsur pelanggaran hukum.
"Sekali lagi, Kemendikbud sangat terbuka untuk dilakukan investigasi oleh BPK maupun oleh adanya desakan dari yang lain seperti desakan dari masyarakat agar KPK juga ikut turun tangan dalam hal ini," kata Staff khusus mendikbud bidang komunikasi media, Sukemi di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (20/04/2013).
Dia pun juga menegaskan jika nantinya aparat penegak hukum ikut dilibatkan maka pihaknya akan sangat terbuka baik dari segi apapun. Pasalnya jika memang ada pelanggaran hukum harus ditindak.
"Oleh karena itu, pasti ada aspek-aspek hukum yang harus dilakukan tindakan," tegasnya.
Ketika ditegaskan siap di investigasi oleh KPK?
"Ya kapanpun kita siap," tandasnya.
Oleh: Luki Junizar - Editor: Vivi Irmawati
Spoiler for Sumber-sumber lain:
Quote:
Dari kaca mata apapun pelaksanaan Ujian Nasional tingkat SMA tidak bisa dikatakan berhasil: amburadul. Apapun dalih dari pemerintah, seperti Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh dan SBY tetap tidak bisa diterima. Menelisik kegagalan total pelaksanaan UN ini, patut dicermati hal yang lebih mendasar. Paling kurang ada 4 sebab kegagalan UN ini.
Pertama, persiapan yang amburadul dan tidak professional. Kemendikbud sudah tahu bahwa tahun ini tanggal ini ada UN sejak setahun yang lalu paling kurang. UN sudah terjadual dalam kalender pendidikan nasional. Penyebabnya adalah kurangnya koordinasi antara Kemendikbud di Pusat, Provinsi dan Kabupaten. Para pejabat instansi terkait tidak memiliki komitmen untuk pelaksanaan ujian nasional ini karena mereka tidak dilibatkan secara penuh sejak persiapan sampai pelaksanaan. Semua kegiatan terpusat dan top down.
Kedua, Kemendikbud terlalu ribet mengenai soal teknis pelaksanaan UN. Bukannya mengurus sistem dan menyerahkan teknis pelaksanaan yang disusun dalam protap alias prosedur tetap, Kemendikbud malah mengurus soal tender-tenderan yang melibatkan uang. Sebenarnya untuk efektivitasnya, pencetakan soal bisa didesentralisasi di setiap provinsi agar distribusinya gampang. Ini juga upaya memotong panjangnya jalur distribusi soal.
Ketiga, Muhammad Nuh tidak memiliki kapabilitas dan kapasitas sebagai Menteri. Tradisi pegawai negeri berbudaya pengangguran masih melekat dalam diri M. Nuh. M. Nuh sebagai menteri tidak melakukan pekerjaan dengan detail. M. Nuh seharusnya belajar dari anak pembuat batu-bata yang membuat checklist daftar pekerjaan dan segala detail tentang jadwal pelaksanaan yang dikerjakan oleh anak buahnya.
Keempat, mental M. Nuh sebagai Tuan Besar yang dilayani oleh anak buah. Anak buah setingkat Dirjen seharusnya disuruh bekerja dengan benar. Namun karena mental Tuan Besar, M. Nuh, sehingga M. Nuh hanya mendapatkan laporan yang sifatnya Asal Bapak Senang (ABS).
Kelima, pemberontakan guru yang sebel karena kurikulum 2013 mengharuskan guru kreatif. Guru-guru tidak dilibatkan dalam proses persiapan dari mulai soal ujian sampai pelaksanaan. Unsur proyek dan penghargaan dalam bentuk uang membuat guru juga memboikot. Potret bangsa korup tidak hanya di dunia politik seperti korupsi yang dilakukan oleh Luthfi Hasan Ishaaq yang dibumbui dengan gratifikasi seks yang diperankan oleh Maharany Suciono.
JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan indikasi kekurangberesan anggaran ujian nasional (UN) yang menyebabkan terjadinya kekisruhan UN di tingkat SMA di sejumlah provinsi. Hal itu diketahui dalam hasil pemeriksaan sementara terhadap pelaksanaan anggaran UN pada tahun ini.
"Memang ada temuan sementara dari pelaksanaan anggaran UN pada tahun ini, yang membuat kekisruhan pelaksanaan UN. Padahal, anggaran yang disiapkan lewat APBN 2013 sangat besar bagi kelancaran dan kesuksesan UN. Namun, pada kenyataannya, justru bermasalah," kata anggota BPK, Rizal Djalil, kepada Kompas, Kamis (25/4/2013) siang.
Saat ditanya soal temuan sementara itu, Rizal baru akan mengungkapkannya di acara keterangan pers pada Kamis siang ini pukul 13.00 WIB di Gedung BPK. "Nanti saja angkanya saya sampaikan. Pokoknya, intinya demikian. Negara sudah menganggarkan dana yang sangat besar bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di antaranya untuk UN, tapi kok malah kacau," tambahnya.
Menurut mantan anggota DPR asal Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) itu, sumber kekisruhan di antaranya adalah masih tak dipercayainya daerah untuk mencetak naskah soal UN. "Kita sudah lebih dari 10 tahun menjalankan otonomi daerah, tetapi mencetak naskah UN saja, pusat masih mengangkanginya dan daerah tak diizinkan," katanya.
Rizal menambahkan, jika pusat kurang percaya terhadap daerah dalam urusan mencetak naskah UN, akan repot negeri ini menjalankan desentralisasi di masa depan.
"Kalau tak percaya, misalnya takut bocor, kan bisa dibicarakan dan dibuat sistem pengawasan yang baik dengan daerah soal UN itu. BPK khawatir ketidakpercayaan terhadap daerah untuk mencetak naskah soal UN yang sumber materinya dari pusat berawal karena adanya niat yang kurang baik menjalankan tujuan mulia UN. Jangan-jangan karena besarnya anggaran itu?" ujar Rizal.
Menurut kami lebih baik UN ditiadakan saja,mengapa ?
UN hanya menjadikan momok bagi kami,Merupakan sebuah monster,Tapi apakah kami hanya pasrah tidak !,Kami sudah belajar sebisa mungkin,Tapi manusia juga mempunyai batas bro,materi yang begitu banyaknya harus kami pelajarui dengan begitu singkatnya,Apakan semuaanya bisa memang tidak dipungkiri banyak yang mendapatkan NEM dan HASIL yang bagust,Tapi apakah kalian semua bisa memastikan bahwa hal itu JUJUR ?.Sebuah ironi memang antara jujur dan tidak.Tapi mari kita bandingkan yang sukses UN dengan yang GAGAL ? Lebih banyak mana ?.Kalau mau ada UN tolong tingkatkan KUALITAS dan KUANTITAS UN jangan hanya menjadi beban dan MOMOK !,Semoga ditahun depan UN DITIADAKAN dan diganti sengan sistim yang lebih bagus.Yang memahami murid selama 3 tahun itu GURU bukan PEMERINTAH.Yang mengerjekan UN itu siswa,Jadi siapa tahu CURANG atau TIDAKnya ?.Pengawas bisa saja bertingkah KONGKALIKONG dengan Kepseknya ?.jadi menurut saya pribadi lebih baik UN diganti dengan cara lain !
Bonusnya ntar ya dipost bawahnya
TERIMAKASIH DAN SEKIAN
MOHON MAAF BILA ADA TUTUR KATA YANG KURANG BERKENAN DIHATI JURAGAN SEMUA HARAP DAN NYA YA BANG
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 35 suara
Perlukan Tahun Depan ada UN ?
Perlu
29%
Tidak Perlu
71%
Diubah oleh aGuemb 26-04-2013 10:18
0
2.8K
Kutip
53
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru