Baru lahir tiga hari, seorang kakek menjual cucunya di Facebook setelah mengatakan kepada putrinya bahwa bayi tersebut telah meninggal.

Polisi di Punjab, India, mengatakan pria bernama Firoz ditawarkan 45.000 rupee atau sekitar Rp 8 juta oleh seorang perawat rumah sakit dan kaki tangannya yang terlibat dalam lingkaran perdagangan anak.

Menurut media lokal, sang ibu bernama Noora melahirkan bayi laki-laki di kota ludhiana pada 8 April dan keluar dari rumah sakit sehari kemudian.

Namun, pada 10 April sang suster bernama Sunita dan seorang pegawai rumah sakit bernama Gurpreet Singh mengambil bayi itu yang diklaim sakit. Sehari setelah itu, mereka mengatakan kalau bayi tersebut sudah meninggal.

Pada 12 April, beberapa orang dilaporkan datang ke rumah Noora dan memberikan uang untuk ayahnya sebesar Rp 8 juta saat ayahnya sedang ke luar rumah.

Namun, Noora menjadi curiga atas uang yang didapatkan ayahnya secara tiba-tiba dan kemudian melaporkan ke polisi bahwa anaknya telah hilang.

Polisi berhasil mencari Firoz di kota Saharanpur di Uttar Pradesh. Dia akhirnya mengakui plot penjualan bayi cucunya saat diinterogasi polisi.

Polisi kemudian kembali ke rumah sakit dan menemukan bahwa bayi itu masih hidup dan sehat, lalu mengembalikan bocah tersebut kepada sang ibu.

Para penyelidik menemukan bahwa suster dan kaki tangannya telah menjual bayi itu ke pihak ke makelar sebesar Rp 62 juta. Makelar itu diduga merancang penjualan bayi di Facebook dengan seorang pengusaha.

Polisi menangkap suster yang diduga terlibat dalam komplotan penjualan anak dan saat ini sedang mengejar makelar serta pelaku utama sindikat penjualan bayi.

Gurpreet Singh mengatakan dia pernah diperlihatkan foto bayi itu di Facebook sebelum kesepakatan penjualan dilakukan.

Sedangkan sang kakek mengatakan kepada penyelidik bahwa dia ingin merancang pernikahan kedua bagi putrinya setelah putrinya itu ditinggal suaminya.

"Jadi dia berpikir untuk menjauhkan bayi itu dari putrinya dengan menjual bayi tersebut," kata Komisaris Polisi Ludhiana, Ishwar Singh.

Sumber:NY Daily News