- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pemikiran Terhadap Eyang Subur


TS
frolick88
Pemikiran Terhadap Eyang Subur
Sebelumnya Mohon maaf kalo thread yang ane buat udah banyak betebaran di kaskus.
Tapi mali ini ane share pola pemikiran masyarakat yang jarang di endus.
Heboh Eyang Subur awalnya saya tanggapi datar saja, tetapi saking kerapnya kasus ini nongol di televisi dan menjadi konsumsi publik, akhirnya menggoda saya untuk urun saran. Mengapa, karena kasus ini amat liat dan juga liar mengaduk-aduk nalar masyarakat dan pemirsa disuguhi dramatisasi yang sedemikian vulgar.
Seperti tampilan orang marah, dendam, dan kecewa. Apalagi berbarengan dengan isu memasukkannya kejahatan santet dan perdukunan di rancangan perubahan KUHAP/KUHP, seolah semuanya saling berkelindan.
Okelah, apa menariknya kasus ini? Secara naluriah, kasus yang berkaitan dengan perdukunan, santet, mistik, paranormal, orang pintar, dan sejenisnya selalu menarik khalayak. Ada satu simpul misteri yang mendorong orang untuk ingin tahu. Singkat saja saya mengomentari perseteruan Adi Bing Slamet Cs VS Eyang Subur CS yang begitu emosional di layar kaca. Inilah antiklimaks Eyang Subur, setidaknya bagi Adi Cs, antiklimaks adalah kemerosotan atau kemunduran mendadak sampai pada taraf yang tidak berarti dan amat mengecewakan, begitulah! Akan lebih baik jika perseteruan kedua belah pihak segera untuk diselesaikan, sebab lebih banyak mempertontonkan hal yang tidak edukatif bagi pemirsa televisi. Tetapi jauh di hati saya yang terdalam, kita disuguhi fakta lain tentang Eyang Subur dan ini jamak kita jumpai pada orang-orang kaya negeri ini.
Begini, dari berita-berita infotainmen Eyang Subur adalah seorang guru spiritual, orang pinter, bahkan Farhat Abas menyebut sebagai seniman. Para pelawak yang berguru padanya dengan “heboh” menyebut orang yang baik, suka memberi (mobil), bahkan ada yang mendapat “berkah” darinya. Foto-foto juga menunjukkan kekayaan Eyang Subur yang demikian fantastis, batu permata, berlian, kristal, dan istri-istri yang gemerlapan dengan emas. Saya tidak akan mempermasalahkan kekayaan itu dari mana, tetapi ingin mengajukan pertanyaan? Mengapa Eyang Subur berderma kepada orang-orang yang notabene sudah berkecukupan (artis), bukankah derma itu (dalam Islam) semestinya diberikan kepada fakir miskin. Apakah para artis itu orang-orang miskin yang layak dibantu? Mengapa Eyang tidak memberikan saja kepada para fakir miskin yang nyata-nyata membutuhkan. Inilah nalar berpikir yang tak pernah diendus banyak orang, bahkan media sekalipun. Pun demikian, memang di negara ini agak sulit menemukan orang kaya raya yang ringan tangan memberikan hartanya kepada fakir miskin. Rata-rata malah “menikmati” umbar kekayaannya di depan publik. Padahal mereka tidak akan berarti jika tidak ada orang miskin karena pada hakikatnya orang miskin ada untuk menguji kedermawanan kita. Coba kalo tidak ada orang miskin!
Demikian gan...
Kalo berkenan kasih ane

Kalo tidak berkenan jangan di

Tapi mali ini ane share pola pemikiran masyarakat yang jarang di endus.
Heboh Eyang Subur awalnya saya tanggapi datar saja, tetapi saking kerapnya kasus ini nongol di televisi dan menjadi konsumsi publik, akhirnya menggoda saya untuk urun saran. Mengapa, karena kasus ini amat liat dan juga liar mengaduk-aduk nalar masyarakat dan pemirsa disuguhi dramatisasi yang sedemikian vulgar.
Seperti tampilan orang marah, dendam, dan kecewa. Apalagi berbarengan dengan isu memasukkannya kejahatan santet dan perdukunan di rancangan perubahan KUHAP/KUHP, seolah semuanya saling berkelindan.
Okelah, apa menariknya kasus ini? Secara naluriah, kasus yang berkaitan dengan perdukunan, santet, mistik, paranormal, orang pintar, dan sejenisnya selalu menarik khalayak. Ada satu simpul misteri yang mendorong orang untuk ingin tahu. Singkat saja saya mengomentari perseteruan Adi Bing Slamet Cs VS Eyang Subur CS yang begitu emosional di layar kaca. Inilah antiklimaks Eyang Subur, setidaknya bagi Adi Cs, antiklimaks adalah kemerosotan atau kemunduran mendadak sampai pada taraf yang tidak berarti dan amat mengecewakan, begitulah! Akan lebih baik jika perseteruan kedua belah pihak segera untuk diselesaikan, sebab lebih banyak mempertontonkan hal yang tidak edukatif bagi pemirsa televisi. Tetapi jauh di hati saya yang terdalam, kita disuguhi fakta lain tentang Eyang Subur dan ini jamak kita jumpai pada orang-orang kaya negeri ini.
Begini, dari berita-berita infotainmen Eyang Subur adalah seorang guru spiritual, orang pinter, bahkan Farhat Abas menyebut sebagai seniman. Para pelawak yang berguru padanya dengan “heboh” menyebut orang yang baik, suka memberi (mobil), bahkan ada yang mendapat “berkah” darinya. Foto-foto juga menunjukkan kekayaan Eyang Subur yang demikian fantastis, batu permata, berlian, kristal, dan istri-istri yang gemerlapan dengan emas. Saya tidak akan mempermasalahkan kekayaan itu dari mana, tetapi ingin mengajukan pertanyaan? Mengapa Eyang Subur berderma kepada orang-orang yang notabene sudah berkecukupan (artis), bukankah derma itu (dalam Islam) semestinya diberikan kepada fakir miskin. Apakah para artis itu orang-orang miskin yang layak dibantu? Mengapa Eyang tidak memberikan saja kepada para fakir miskin yang nyata-nyata membutuhkan. Inilah nalar berpikir yang tak pernah diendus banyak orang, bahkan media sekalipun. Pun demikian, memang di negara ini agak sulit menemukan orang kaya raya yang ringan tangan memberikan hartanya kepada fakir miskin. Rata-rata malah “menikmati” umbar kekayaannya di depan publik. Padahal mereka tidak akan berarti jika tidak ada orang miskin karena pada hakikatnya orang miskin ada untuk menguji kedermawanan kita. Coba kalo tidak ada orang miskin!
Demikian gan...
Kalo berkenan kasih ane


Kalo tidak berkenan jangan di



0
1.1K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan