- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Otonomi, Korupsi dan Generasi Muda


TS
heinousgoon
Otonomi, Korupsi dan Generasi Muda
Pernah berpikir motif setiap tokoh daerah/politisi daerah/sekelompok kaum neo feodal daerah yang begitu semangat dan gencar memperjuangkan pemekaran wilayah?
Dengan dalih otonomi, pengembangan potensi, peningkatan kualitas pelayanan, mereka kaum neo feodal dengan gencarnya melobi sana-sini, menghembuskan isu-isu strategis demi tebukanya lahan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang baru yang dengan semangat kita sebut OTONOMI DAERAH?
Dengan bermodalkan hitung-hitungan kasar Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang cuma sebesar kurang lebih 50 Milyar mereka menuntut pemekaran dengan maksud memancing dana otonomi dari pemerintah pusat yang disebut Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang besarnya ratusan milyar?
Berapa banyak kepala daerah yang terjerat kasus korupsi Dana otonomi dari pusat?
Bagi saya kata "OTONOMI" hanya sekedar bermakna bagi-bagi jatah "kue koruptor" agar melanggengkan kerakusan para penguasa.
Otonomi yang dulu begitu besar diharapkan mampu menjadi alat pemerataan pembangunan, sekarang sudah menjadi bias maknanya. Lalu siapa yang salah? Kita semua tentunya. Kita belum siap secara mental maupun ilmu untuk memahami apa itu otonomi. Otonomi hanya menciptakan raja-raja kecil yang lalim di daerah masing-masing.
Lalu dimanakah para Generasi muda yang reformis, yang begitu semangat menyuarakan anti korupsi dikala gerakan reformasi berhembus sejak peristiwa bersejarah tahun 1998? Sayang sekali, kenyataan saat ini, para generasi muda yang berada di jalur netral dan independen memperjuangkan hak rakyat terlalu sibuk dengan hal yang berbau hedonisme, terbuai oleh budaya degradasi mental, pergaulan bebas, narkoba, dan bermimpi mengejar kepuasan dunia yang instan. Generasi muda yang seharusnya menjadi motor pergerakan perubahan bangsa menuju yang lebih baik kini disibukan oleh tawuran, hura-hura lupa akan tanggung jawabnya sebagai ujung tombak pembangunan bangsa. Jangan terlalu berharap perubahan bangsa ini berada dipundak mereka-mereka yang duduk di kursi empuk yang kita sebut pemegang kebijakan pemerintah. Mental mereka sudah terlalu bobrok untuk diperbaiki. Kita lah para pemuda yang harus berinisiatif.
Mari, mulai saat ini kita ubah perilaku kita, membentuk fondasi mental yang kuat. Agar apa yang dicita-citakan the founding father bangsa ini bisa tercapai. Amin!
"Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia." Dikutip dari Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
Dengan dalih otonomi, pengembangan potensi, peningkatan kualitas pelayanan, mereka kaum neo feodal dengan gencarnya melobi sana-sini, menghembuskan isu-isu strategis demi tebukanya lahan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang baru yang dengan semangat kita sebut OTONOMI DAERAH?
Dengan bermodalkan hitung-hitungan kasar Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang cuma sebesar kurang lebih 50 Milyar mereka menuntut pemekaran dengan maksud memancing dana otonomi dari pemerintah pusat yang disebut Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang besarnya ratusan milyar?
Berapa banyak kepala daerah yang terjerat kasus korupsi Dana otonomi dari pusat?
Bagi saya kata "OTONOMI" hanya sekedar bermakna bagi-bagi jatah "kue koruptor" agar melanggengkan kerakusan para penguasa.
Otonomi yang dulu begitu besar diharapkan mampu menjadi alat pemerataan pembangunan, sekarang sudah menjadi bias maknanya. Lalu siapa yang salah? Kita semua tentunya. Kita belum siap secara mental maupun ilmu untuk memahami apa itu otonomi. Otonomi hanya menciptakan raja-raja kecil yang lalim di daerah masing-masing.
Lalu dimanakah para Generasi muda yang reformis, yang begitu semangat menyuarakan anti korupsi dikala gerakan reformasi berhembus sejak peristiwa bersejarah tahun 1998? Sayang sekali, kenyataan saat ini, para generasi muda yang berada di jalur netral dan independen memperjuangkan hak rakyat terlalu sibuk dengan hal yang berbau hedonisme, terbuai oleh budaya degradasi mental, pergaulan bebas, narkoba, dan bermimpi mengejar kepuasan dunia yang instan. Generasi muda yang seharusnya menjadi motor pergerakan perubahan bangsa menuju yang lebih baik kini disibukan oleh tawuran, hura-hura lupa akan tanggung jawabnya sebagai ujung tombak pembangunan bangsa. Jangan terlalu berharap perubahan bangsa ini berada dipundak mereka-mereka yang duduk di kursi empuk yang kita sebut pemegang kebijakan pemerintah. Mental mereka sudah terlalu bobrok untuk diperbaiki. Kita lah para pemuda yang harus berinisiatif.
Mari, mulai saat ini kita ubah perilaku kita, membentuk fondasi mental yang kuat. Agar apa yang dicita-citakan the founding father bangsa ini bisa tercapai. Amin!
"Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia." Dikutip dari Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
0
708
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan