- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Demi Manga , Rela Berhenti Jadi Dokter
TS
akashi8888
Demi Manga , Rela Berhenti Jadi Dokter
Wanita ini rela melepas pekerjaan nya untuk menggapai impiannya menjadi seorang mangaka ( Pembuat Komik Manga )..
Dan Kalian Tau ?
Impiannya pun tercapai..
Dia Menjadi Wanita Pertama yang menjadi Mangaka Dari INDONESIA..
APAA ?
Iyaa..
Dia ini dari indonesia ..
Bangga gak ?
Bangga sih , tapi gakenal orangnya
Okee..
Ane bakal kenalin nih orangnya
Gimana kisah perjuangannya ?
Check this Out..
Maaf buat kata'' yang salah..
ane masi nubi dalam kata''
Gak nolak dan
Dan Kalian Tau ?
Impiannya pun tercapai..
Dia Menjadi Wanita Pertama yang menjadi Mangaka Dari INDONESIA..
APAA ?
Iyaa..
Dia ini dari indonesia ..
Bangga gak ?
Bangga sih , tapi gakenal orangnya
Okee..
Ane bakal kenalin nih orangnya
Quote:
Gimana kisah perjuangannya ?
Check this Out..
Quote:
Bagi Vivian Wijaya, menjadi seorang seniman manga atau manga-ka adalah pilihan. Perempuan kelahiran Tokyo (Jepang), 18 April 1978, ini rela meninggalkan profesinya sebagai dokter demi menjadi seorang manga-ka. Vivian yang memiliki nama pena DrVee mengakui bahwa menjadi manga-ka adalah impiannya sejak kecil. Hanya saja pada saat itu ia tak mendapat dukungan dari keluarganya.
“Saya lahir di Tokyo dan tinggal di sana sampai usia enam tahun Pada waktu itu orangtua saya sering membelikan saya komik manga, saya sangat suka melihat gambar-gambarnya,” kata Vivian kepada C&R Digital. Vivian hadir di Anime Festival Asia, di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran. Di situ ia membuka stand Dr Vee Mangaka Club, dan memperkenalkan buku barunya berjudul Cornu Comica.
Hobi menggambar manga membuat dia mengisi waktunya untuk manga. “Pada saat masih sekolah saya sering ditegur guru karena ketahuan menggambar manga di kelas pada jam pelajaran,” kata Vivian. “Bahkan saya jarang keluar kelas ketika jam istirahat karena menggambar manga”.
Impian menjadi manga-ka sempat pupus selepas sekolah menengah atas (SMA). Vivian tak mendapat dukungan untuk menjadi manga-ka dari orangtuanya, seorang dokter. Ia diharuskan menjadi dokter dan didorong masuk ke Royal College of Surgeons in Ireland (RCSI), sebuah sekolah kedokteran di Dublin, Irlandia. “Selama sekolah di Irlandia saya sempat mengubur impian saya menjadi manga-ka. Selain itu pelajaran di fakultas kedokteran sangat berat. Bahkan di sana saya tak bertemu dengan komunitas pecinta manga,” kata Vivian.
Namun setelah lulus dari RCSI pada 2005, Vivian mulai berani memutuskan tak menjadi dokter. ia pun mendaftar ke Machiko Manga School, sekolah manga pertama di Indonesia. Sekolah ini didirikan oleh Machiko Maeyama, seorang tokoh terkenal dalam ilustrasi manga. Di situ Vivian belajar teknik manga yang sebenarnya selama delapan bulan. Dari sinilah Vivian makin mengasah kemampuannya, ia semakin banyak membuat komik manga.
Pada 2008 Vivian menerbitkan komik Prambanana yang ia adaptaptasi dari cerita rakyat Jawa Tengah Roro Jonggrang. “Komiknya dibuat versi manga, tapi tokoh-tokohnya menggunakan baju wayang,” kata Vivian. Komik itu mendapat pujian dari Machiko Maeyama. Karena itulah Vivian mendapat beasiswa untuk belajar selama satu tahun di Nippon Designer Gakuin, sebuah sekolah manga di Tokyo, Jepang. “Di sana saya juga bekerja sebagai asisten dari Kenjiro Hata, kreator serial Hayate The Combat Butler, saya belajar banyak darinya,” kata Vivian.
Dengan kemamuan kerasnya untuk belajar, akhirnya Vivian kembali mencetak prestasi. Komik manga karyanya berjudul Kokkyonaki Gakuen (Campus Dwellers Without Borders), diterbitkan oleh Shogakukan, sebuat perusahaan penerbitan buku di Jepang. Karyanya dipublikasikan melalui situs Club Sunday mulai 4 November 2011 sampai 5 Januari 2012. Dan ini merupakan komik pertama kali yang dipublikasikan secara beruntun dalam versi bahasa Jepang, Inggris, dan Indonesia. Ini membuat Vivian menjadi wanita manga-ka Indonesia pertama yang karyanya diterbitkan di jepang. “Dari situlah saya bisa membuktikan kepada keluarga saya kalau saya memang serius untuk menjadi manga-ka,” kata Vivian.
Ide cerita Kokkyonaki Gakuen terinspirasi dari pengalamannya bersekolah di luar negeri. Vivian menciptakan tokoh bernama Hajime Tomono, siswa berusia 15 tahun yang mengalami kesenjangan budaya, saat hidup di sekolah asrama Internasional dengan berbagai murid dari sekitar 50 negara lebih.
“Ceritanya mirip dengan yang saya alami waktu sekolah di Inggris. Saya sengaja memilih remaja pria sebagai tokoh utama, karena saya lebih suka menggambar karakter remaja pria,” kata Vivian.
Sekarang Vivian membuat komik serial berjudul We Are the World untuk dimuat di The Shinano Mainichi Newspaper, sebuah koran Jepang. Koran tersebut memuat cerita We Are the World sejak Januari 2012 hingga sekarang.
Bahkan komik manga terbaru karyanya yang berjudul Cornu Comica habis dalam waktu sehari saat dipamerkan di Anime Festival Asia 2012, di JIExpo, Jakarta. “Saya cetak 200 eksemplar, tapi hari pertama sudah habis. Saya tak sempat menyiapkan stok untuk hari kedua,” kata Vivian. Komik ini berisi kumpulan cerita fantasi yang dibuat Vivian saat berada di Jepang, komik ini dibuat dua bahasa dalam satu komik, yaitu bahasa Indonesia dan Mandarin.
Dalam waktu dekat Vivian akan membuka sekolah manga bernama Dr Vee Mangaka Club, di Jalan Sultan Iskandar Muda, Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan. “Siapa saja yang berminat bisa langsung datang kesana untuk mendaftarakan diri,” kata Vivian. Pendaftaran diadakan 15 – 16 September mulai jam 10.00 hingga jam 16.00. Kelas baru akan dimulai pada minggu pertama bulan Oktober. Vivian sendiri yang akan terjun sebagai pengajar.
“Di sekolah ini semua anak didik saya tidak hanya sekedar belajar menggambar manga, tetapi juga bisa memperluas networking,” kata Vivian. “Kalau mereka berprestasi bisa saja karyanya diterbitkan di Jepang ,” kata Vivian.
Vivian bercita-cita untuk memperluas Dr Vee Mangaka Club ke berbagai daerah di luar Jakarta. “Banyak sekali orang diluar jakarta yang ingin belajar membuat komik dari saya,” kata Vivian.
Menurut Vivian untuk benar-benar menjadi seorang manga-ka bukanlah hal yang mudah, butuh usaha keras untuk mencapainya. “Jangan pernah berhenti untuk belajar menggambar, dan jangan pernah takut mengirimkan ide cerita dan gambar ke penerbit,” kata Vivian.
“Saya lahir di Tokyo dan tinggal di sana sampai usia enam tahun Pada waktu itu orangtua saya sering membelikan saya komik manga, saya sangat suka melihat gambar-gambarnya,” kata Vivian kepada C&R Digital. Vivian hadir di Anime Festival Asia, di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran. Di situ ia membuka stand Dr Vee Mangaka Club, dan memperkenalkan buku barunya berjudul Cornu Comica.
Hobi menggambar manga membuat dia mengisi waktunya untuk manga. “Pada saat masih sekolah saya sering ditegur guru karena ketahuan menggambar manga di kelas pada jam pelajaran,” kata Vivian. “Bahkan saya jarang keluar kelas ketika jam istirahat karena menggambar manga”.
Impian menjadi manga-ka sempat pupus selepas sekolah menengah atas (SMA). Vivian tak mendapat dukungan untuk menjadi manga-ka dari orangtuanya, seorang dokter. Ia diharuskan menjadi dokter dan didorong masuk ke Royal College of Surgeons in Ireland (RCSI), sebuah sekolah kedokteran di Dublin, Irlandia. “Selama sekolah di Irlandia saya sempat mengubur impian saya menjadi manga-ka. Selain itu pelajaran di fakultas kedokteran sangat berat. Bahkan di sana saya tak bertemu dengan komunitas pecinta manga,” kata Vivian.
Namun setelah lulus dari RCSI pada 2005, Vivian mulai berani memutuskan tak menjadi dokter. ia pun mendaftar ke Machiko Manga School, sekolah manga pertama di Indonesia. Sekolah ini didirikan oleh Machiko Maeyama, seorang tokoh terkenal dalam ilustrasi manga. Di situ Vivian belajar teknik manga yang sebenarnya selama delapan bulan. Dari sinilah Vivian makin mengasah kemampuannya, ia semakin banyak membuat komik manga.
Pada 2008 Vivian menerbitkan komik Prambanana yang ia adaptaptasi dari cerita rakyat Jawa Tengah Roro Jonggrang. “Komiknya dibuat versi manga, tapi tokoh-tokohnya menggunakan baju wayang,” kata Vivian. Komik itu mendapat pujian dari Machiko Maeyama. Karena itulah Vivian mendapat beasiswa untuk belajar selama satu tahun di Nippon Designer Gakuin, sebuah sekolah manga di Tokyo, Jepang. “Di sana saya juga bekerja sebagai asisten dari Kenjiro Hata, kreator serial Hayate The Combat Butler, saya belajar banyak darinya,” kata Vivian.
Dengan kemamuan kerasnya untuk belajar, akhirnya Vivian kembali mencetak prestasi. Komik manga karyanya berjudul Kokkyonaki Gakuen (Campus Dwellers Without Borders), diterbitkan oleh Shogakukan, sebuat perusahaan penerbitan buku di Jepang. Karyanya dipublikasikan melalui situs Club Sunday mulai 4 November 2011 sampai 5 Januari 2012. Dan ini merupakan komik pertama kali yang dipublikasikan secara beruntun dalam versi bahasa Jepang, Inggris, dan Indonesia. Ini membuat Vivian menjadi wanita manga-ka Indonesia pertama yang karyanya diterbitkan di jepang. “Dari situlah saya bisa membuktikan kepada keluarga saya kalau saya memang serius untuk menjadi manga-ka,” kata Vivian.
Ide cerita Kokkyonaki Gakuen terinspirasi dari pengalamannya bersekolah di luar negeri. Vivian menciptakan tokoh bernama Hajime Tomono, siswa berusia 15 tahun yang mengalami kesenjangan budaya, saat hidup di sekolah asrama Internasional dengan berbagai murid dari sekitar 50 negara lebih.
“Ceritanya mirip dengan yang saya alami waktu sekolah di Inggris. Saya sengaja memilih remaja pria sebagai tokoh utama, karena saya lebih suka menggambar karakter remaja pria,” kata Vivian.
Sekarang Vivian membuat komik serial berjudul We Are the World untuk dimuat di The Shinano Mainichi Newspaper, sebuah koran Jepang. Koran tersebut memuat cerita We Are the World sejak Januari 2012 hingga sekarang.
Bahkan komik manga terbaru karyanya yang berjudul Cornu Comica habis dalam waktu sehari saat dipamerkan di Anime Festival Asia 2012, di JIExpo, Jakarta. “Saya cetak 200 eksemplar, tapi hari pertama sudah habis. Saya tak sempat menyiapkan stok untuk hari kedua,” kata Vivian. Komik ini berisi kumpulan cerita fantasi yang dibuat Vivian saat berada di Jepang, komik ini dibuat dua bahasa dalam satu komik, yaitu bahasa Indonesia dan Mandarin.
Dalam waktu dekat Vivian akan membuka sekolah manga bernama Dr Vee Mangaka Club, di Jalan Sultan Iskandar Muda, Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan. “Siapa saja yang berminat bisa langsung datang kesana untuk mendaftarakan diri,” kata Vivian. Pendaftaran diadakan 15 – 16 September mulai jam 10.00 hingga jam 16.00. Kelas baru akan dimulai pada minggu pertama bulan Oktober. Vivian sendiri yang akan terjun sebagai pengajar.
“Di sekolah ini semua anak didik saya tidak hanya sekedar belajar menggambar manga, tetapi juga bisa memperluas networking,” kata Vivian. “Kalau mereka berprestasi bisa saja karyanya diterbitkan di Jepang ,” kata Vivian.
Vivian bercita-cita untuk memperluas Dr Vee Mangaka Club ke berbagai daerah di luar Jakarta. “Banyak sekali orang diluar jakarta yang ingin belajar membuat komik dari saya,” kata Vivian.
Menurut Vivian untuk benar-benar menjadi seorang manga-ka bukanlah hal yang mudah, butuh usaha keras untuk mencapainya. “Jangan pernah berhenti untuk belajar menggambar, dan jangan pernah takut mengirimkan ide cerita dan gambar ke penerbit,” kata Vivian.
Quote:
Maaf buat kata'' yang salah..
ane masi nubi dalam kata''
Gak nolak dan
0
3.6K
Kutip
10
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan