- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kisah pilu Bung Karno semasa hidupnya


TS
cavaliet07
Kisah pilu Bung Karno semasa hidupnya
Ane nemu ini artikel dari sebuah FP di facebook gan, ane cuman ikutan ngeshare aja disini.
Langsung aja ya gan..
Lanjut gan..
Lanjut dibawah gan..
sebelumnya: sumber
Yang berkenan bantu rate ya gan..
atau 

Langsung aja ya gan..
Spoiler for Awal:
Semua ajudan menangis saat tau Bung Karno mau pergi “Kenapa bapak tidak melawan''
Taklama setelah mosi tidak percaya parlemen bentukan Nasution di tahun
1967 dan MPRS menunjuk Suharto sebagai Presiden RI, Bung Karno menerima
surat untuk segera meninggalkan Istana dalam waktu 2 X 24 Jam. Bung
Karno tidak diberi waktu untuk menginventarisir barang-barang
pribadinya. Wajah-wajah tentara yang mengusir Bung Karno tidak
bersahabat lagi. “Bapak harus cepat meninggalkan Istana ini dalam waktu
dua hari dari sekarang!”.
Bung Karno pergi ke ruang makan dan melihat Guruh sedang membaca sesuatu di ruang itu. “Mana kakak-kakakmu”kata Bung Karno. Guruh menoleh ke arah Bapaknya dan berkata “Merekapergi ke rumah Ibu”. Rumah Ibu yang dimaksud adalah rumah Fatmawati diJalan Sriwijaya, Kebayoran Baru. Bung Karno berkata lagi “Mas Guruh,Bapak tidak boleh lagi tinggal di Istana ini lagi, kamu persiapkanbarang-barangmu, jangan kamu ambil lukisan atau hal lain, itu punyanegara”. Kata Bung Karno, lalu Bung Karno melangkah ke arah ruang tamuIstana disana ia mengumpulkan semua ajudan-ajudannya yang setia.
Beberapa ajudannya sudah tidak kelihatan ia maklum, ajudan itu sudahditangkapi karena diduga terlibat Gestapu. “Aku sudah tidak bolehtinggal di Istana ini lagi, kalian jangan mengambil apapun,
Lukisan-lukisan itu, Souvenir dan macam-macam barang. Itu milik negara.
melawan, kenapa dari dulu bapak tidak melawan…” Salah satu ajudan
separuh berteriak memprotes tindakan diam Bung Karno. “Kalian tau apa,
kalau saya melawan nanti perang saudara, perang saudara itu sulit
jikalau perang dengan Belanda jelas hidungnya beda dengan hidung kita.
Perang dengan bangsa sendiri tidak, wajahnya sama dengan
wajahmu…keluarganya sama dengan keluargamu, lebih baik saya yang robek
dan hancur daripada bangsa saya harus perang saudara”. Tiba-tiba
beberapa orang dari dapur berlarian saat mendengar Bung Karno mau
meninggalkan Istana. “Pak kamu memang tidak ada anggaran untuk masak,
tapi kami tidak enak bila bapak pergi, belum makan.kami patungan dari uang kami untuk masak agak enak dari biasanya”. Bung Karno tertawa “Ah, sudahlah sayur lodeh basi tiga itu malah enak, kalian masak sayur lodeh saja. Aku ini perlunya apa…”
Taklama setelah mosi tidak percaya parlemen bentukan Nasution di tahun
1967 dan MPRS menunjuk Suharto sebagai Presiden RI, Bung Karno menerima
surat untuk segera meninggalkan Istana dalam waktu 2 X 24 Jam. Bung
Karno tidak diberi waktu untuk menginventarisir barang-barang
pribadinya. Wajah-wajah tentara yang mengusir Bung Karno tidak
bersahabat lagi. “Bapak harus cepat meninggalkan Istana ini dalam waktu
dua hari dari sekarang!”.
Bung Karno pergi ke ruang makan dan melihat Guruh sedang membaca sesuatu di ruang itu. “Mana kakak-kakakmu”kata Bung Karno. Guruh menoleh ke arah Bapaknya dan berkata “Merekapergi ke rumah Ibu”. Rumah Ibu yang dimaksud adalah rumah Fatmawati diJalan Sriwijaya, Kebayoran Baru. Bung Karno berkata lagi “Mas Guruh,Bapak tidak boleh lagi tinggal di Istana ini lagi, kamu persiapkanbarang-barangmu, jangan kamu ambil lukisan atau hal lain, itu punyanegara”. Kata Bung Karno, lalu Bung Karno melangkah ke arah ruang tamuIstana disana ia mengumpulkan semua ajudan-ajudannya yang setia.
Beberapa ajudannya sudah tidak kelihatan ia maklum, ajudan itu sudahditangkapi karena diduga terlibat Gestapu. “Aku sudah tidak bolehtinggal di Istana ini lagi, kalian jangan mengambil apapun,
Lukisan-lukisan itu, Souvenir dan macam-macam barang. Itu milik negara.
melawan, kenapa dari dulu bapak tidak melawan…” Salah satu ajudan
separuh berteriak memprotes tindakan diam Bung Karno. “Kalian tau apa,
kalau saya melawan nanti perang saudara, perang saudara itu sulit
jikalau perang dengan Belanda jelas hidungnya beda dengan hidung kita.
Perang dengan bangsa sendiri tidak, wajahnya sama dengan
wajahmu…keluarganya sama dengan keluargamu, lebih baik saya yang robek
dan hancur daripada bangsa saya harus perang saudara”. Tiba-tiba
beberapa orang dari dapur berlarian saat mendengar Bung Karno mau
meninggalkan Istana. “Pak kamu memang tidak ada anggaran untuk masak,
tapi kami tidak enak bila bapak pergi, belum makan.kami patungan dari uang kami untuk masak agak enak dari biasanya”. Bung Karno tertawa “Ah, sudahlah sayur lodeh basi tiga itu malah enak, kalian masak sayur lodeh saja. Aku ini perlunya apa…”
Lanjut gan..
Spoiler for Hari kedua:
Di hari kedua
saat Bung Karno sedang membenahi baju-bajunya datang perwira suruhan
Orde Baru. “Pak, Bapak harus segera meninggalkan tempat ini”. Beberapa
tentara sudah memasuki ruangan tamu dan menyebar sampai ke ruang makan.
Mereka juga berdiri di depan Bung Karno dengan senapan terhunus. Bung
Karno segera mencari koran bekas di pojok kamar, dalam pikiran Bung
Karno yang ia takutkan adalah bendera pusaka akan diambil oleh tentara.
Lalu dengan cepat Bung Karno membungkus bendera pusaka dengan koran
bekas, ia masukkan ke dalam kaos oblong, Bung Karno berdiri sebentar
menatap tentara-tentara itu, namun beberapa perwira mendorong tubuh Bung
Karno untuk keluar kamar. Sesaat ia melihat wajah Ajudannya Saelan dan
Bung Karno menoleh ke arah Saelan. “Aku pergi dulu” kata Bung Karno
dengan terburu-buru. “Bapak tidak berpakaian rapih dulu, Pak” Saelan
separuh berteriak. Bung Karno hanya mengibaskan tangannya. Bung Karno
langsung naik VW Kodok, satu-satunya mobil pribadi yang ia punya dan
meminta sopir diantarkan ke Jalan Sriwijaya, rumah Ibu Fatmawati.
Di rumah Fatmawati, Bung Karno hanya duduk seharian saja di pojokan
halaman, matanya kosong. Ia meminta bendera pusaka dirawat hati-hati.
Bung Karno kerjanya hanya mengguntingi daun-daun di halaman.
Kadang-kadang ia memegang dadanya yang sakit, ia sakit ginjal parah
namun obat yang biasanya diberikan sudah tidak boleh diberikan. Sisa
obat di Istana dibuangi. Suatu saat Bung Karno mengajak ajudannya yang
bernama Nitri untuk jalan-jalan. Saat melihat duku, Bung Karno kepengen
duku tapi dia tidak punya uang. “Aku pengen duku, …Tru, Sing Ngelah Pis,
aku tidak punya uang” Nitri yang uangnya pas-pasan juga melihat ke
dompetnya, ia merasa cukuplah buat beli duku sekilo. Lalu Nitri
mendatangi tukang duku dan berkata “Pak Bawa dukunya ke orang yang ada
di dalam mobil”. Tukang duku itu berjalan dan mendekat ke arah Bung
Karno. “Mau pilih mana, Pak manis-manis nih ” sahut tukang duku dengan
logat betawi kental. Bung Karno dengan tersenyum senang berkata “coba
kamu cari yang enak”. Tukang Duku itu mengernyitkan dahinya, ia merasa
kenal dengan suara ini. Lantas tukang duku itu berteriak
“Bapak…Bapak….Bapak…Itu Bapak…Bapaak” Tukang duku malah berlarian ke
arah teman-temannya di pinggir jalan” Ada Pak Karno, Ada Pak Karno….”
mereka berlarian ke arah mobil VW Kodok warna putih itu dan dengan serta
merta para tukang buah memberikan buah-buah pada Bung Karno. Awalnya
Bung Karno tertawa senang, ia terbiasa menikmati dengan rakyatnya. Tapi
keadaan berubah kontan dalam pikiran Bung Karno, ia takut rakyat yang
tidak tau apa-apa ini lantas digelandang tentara gara-gara dekat dengan
dirinya. “Tri, berangkat ….cepat” perintah Bung Karno dan ia melambaikan
ke tangan rakyatnya yang terus menerus memanggil namanya bahkan ada
yang sampai menitikkan air mata. Mereka tau pemimpinnya dalam keadaan
susah.
Mengetahui bahwa Bung Karno sering keluar dari Jalan
Sriwijaya, membuat beberapa perwira pro Suharto tidak suka. Tiba-tiba
satu malam ada satu tuk ke rumah Fatmawati dan mereka memindahkan Bung
Karno ke Bogor. Di Bogor ia dirawat oleh Dokter Hewan!…
Taklama setelah Bung Karno dipindahkan ke Bogor, datanglah Rachmawati, ia
melihat ayahnya dan menangis keras-keras saat tau wajah ayahnya
bengkak-bengkak dan sulit berdiri. Saat melihat Rachmawati, Bung Karno
berdiri lalu terhuyung dan jatuh. Ia merangkak dan memegang kursi.
Rachmawati langsung teriak menangis. Malamnya Rachmawati memohon pada
Bapaknya agar pergi ke Jakarta saja dan dirawat keluarga. “Coba aku
tulis surat permohonan kepada Presiden” kata Bung Karno dengan suara
terbata. Dengan tangan gemetar Bung Karno menulis surat agar dirinya
bisa dipindahkan ke Jakarta dan dekat dengan anak-anaknya. Rachmawati
adalah puteri Bung Karno yang paling nekad. Pagi-pagi setelah mengambil
surat dari bapaknya, Rachma langsung ke Cendana rumah Suharto. D
Cendana ia ditemui Bu Tien yang kaget saat melihat Rachma ada di teras
rumahnya. “Lhol, Mbak Rachma ada apa?” tanya Bu Tien dengan nada kaget.
Bu Tien memeluk Rachma, setelah itu Rachma bercerita tentang nasib
bapaknya. Hati Bu Tien rada tersentuh dan menggemgam tangan Rachma lalu
dengan menggemgam tangan Rachma bu Tien mengantarkan ke ruang kerja Pak
Harto. “Lho, Mbak Rachma..ada apa?” kata Pak Harto dengan nada santun.
Rachma-pun menceritakan kondisi Bapaknya yang sangat tidak terawat di
Bogor. Pak Harto berpikir sejenak dan kemudian menuliskan memo yang
memerintahkan anak buahnya agar Bung Karno dibawa ke Djakarta.
Diputuskan Bung Karno akan dirawat di Wisma Yaso.
saat Bung Karno sedang membenahi baju-bajunya datang perwira suruhan
Orde Baru. “Pak, Bapak harus segera meninggalkan tempat ini”. Beberapa
tentara sudah memasuki ruangan tamu dan menyebar sampai ke ruang makan.
Mereka juga berdiri di depan Bung Karno dengan senapan terhunus. Bung
Karno segera mencari koran bekas di pojok kamar, dalam pikiran Bung
Karno yang ia takutkan adalah bendera pusaka akan diambil oleh tentara.
Lalu dengan cepat Bung Karno membungkus bendera pusaka dengan koran
bekas, ia masukkan ke dalam kaos oblong, Bung Karno berdiri sebentar
menatap tentara-tentara itu, namun beberapa perwira mendorong tubuh Bung
Karno untuk keluar kamar. Sesaat ia melihat wajah Ajudannya Saelan dan
Bung Karno menoleh ke arah Saelan. “Aku pergi dulu” kata Bung Karno
dengan terburu-buru. “Bapak tidak berpakaian rapih dulu, Pak” Saelan
separuh berteriak. Bung Karno hanya mengibaskan tangannya. Bung Karno
langsung naik VW Kodok, satu-satunya mobil pribadi yang ia punya dan
meminta sopir diantarkan ke Jalan Sriwijaya, rumah Ibu Fatmawati.
Di rumah Fatmawati, Bung Karno hanya duduk seharian saja di pojokan
halaman, matanya kosong. Ia meminta bendera pusaka dirawat hati-hati.
Bung Karno kerjanya hanya mengguntingi daun-daun di halaman.
Kadang-kadang ia memegang dadanya yang sakit, ia sakit ginjal parah
namun obat yang biasanya diberikan sudah tidak boleh diberikan. Sisa
obat di Istana dibuangi. Suatu saat Bung Karno mengajak ajudannya yang
bernama Nitri untuk jalan-jalan. Saat melihat duku, Bung Karno kepengen
duku tapi dia tidak punya uang. “Aku pengen duku, …Tru, Sing Ngelah Pis,
aku tidak punya uang” Nitri yang uangnya pas-pasan juga melihat ke
dompetnya, ia merasa cukuplah buat beli duku sekilo. Lalu Nitri
mendatangi tukang duku dan berkata “Pak Bawa dukunya ke orang yang ada
di dalam mobil”. Tukang duku itu berjalan dan mendekat ke arah Bung
Karno. “Mau pilih mana, Pak manis-manis nih ” sahut tukang duku dengan
logat betawi kental. Bung Karno dengan tersenyum senang berkata “coba
kamu cari yang enak”. Tukang Duku itu mengernyitkan dahinya, ia merasa
kenal dengan suara ini. Lantas tukang duku itu berteriak
“Bapak…Bapak….Bapak…Itu Bapak…Bapaak” Tukang duku malah berlarian ke
arah teman-temannya di pinggir jalan” Ada Pak Karno, Ada Pak Karno….”
mereka berlarian ke arah mobil VW Kodok warna putih itu dan dengan serta
merta para tukang buah memberikan buah-buah pada Bung Karno. Awalnya
Bung Karno tertawa senang, ia terbiasa menikmati dengan rakyatnya. Tapi
keadaan berubah kontan dalam pikiran Bung Karno, ia takut rakyat yang
tidak tau apa-apa ini lantas digelandang tentara gara-gara dekat dengan
dirinya. “Tri, berangkat ….cepat” perintah Bung Karno dan ia melambaikan
ke tangan rakyatnya yang terus menerus memanggil namanya bahkan ada
yang sampai menitikkan air mata. Mereka tau pemimpinnya dalam keadaan
susah.
Mengetahui bahwa Bung Karno sering keluar dari Jalan
Sriwijaya, membuat beberapa perwira pro Suharto tidak suka. Tiba-tiba
satu malam ada satu tuk ke rumah Fatmawati dan mereka memindahkan Bung
Karno ke Bogor. Di Bogor ia dirawat oleh Dokter Hewan!…
Taklama setelah Bung Karno dipindahkan ke Bogor, datanglah Rachmawati, ia
melihat ayahnya dan menangis keras-keras saat tau wajah ayahnya
bengkak-bengkak dan sulit berdiri. Saat melihat Rachmawati, Bung Karno
berdiri lalu terhuyung dan jatuh. Ia merangkak dan memegang kursi.
Rachmawati langsung teriak menangis. Malamnya Rachmawati memohon pada
Bapaknya agar pergi ke Jakarta saja dan dirawat keluarga. “Coba aku
tulis surat permohonan kepada Presiden” kata Bung Karno dengan suara
terbata. Dengan tangan gemetar Bung Karno menulis surat agar dirinya
bisa dipindahkan ke Jakarta dan dekat dengan anak-anaknya. Rachmawati
adalah puteri Bung Karno yang paling nekad. Pagi-pagi setelah mengambil
surat dari bapaknya, Rachma langsung ke Cendana rumah Suharto. D
Cendana ia ditemui Bu Tien yang kaget saat melihat Rachma ada di teras
rumahnya. “Lhol, Mbak Rachma ada apa?” tanya Bu Tien dengan nada kaget.
Bu Tien memeluk Rachma, setelah itu Rachma bercerita tentang nasib
bapaknya. Hati Bu Tien rada tersentuh dan menggemgam tangan Rachma lalu
dengan menggemgam tangan Rachma bu Tien mengantarkan ke ruang kerja Pak
Harto. “Lho, Mbak Rachma..ada apa?” kata Pak Harto dengan nada santun.
Rachma-pun menceritakan kondisi Bapaknya yang sangat tidak terawat di
Bogor. Pak Harto berpikir sejenak dan kemudian menuliskan memo yang
memerintahkan anak buahnya agar Bung Karno dibawa ke Djakarta.
Diputuskan Bung Karno akan dirawat di Wisma Yaso.
Lanjut dibawah gan..

sebelumnya: sumber
Spoiler for Tambahan dari kaskuser:
Quote:
Original Posted By sakti2202►bahkan gan, sebelum beliau diturunkan jadi presiden, dan ditengah kemiskinan nya. beliau sempat menjual mobilnya sendiri agar mobil pribadinya dijual untuk membawa patung pancoran dari jogja
ini informasi nya langsung dari pembuat patung ny pancoran gan. serta beberapa patung yang ada di indonesia
ini informasi nya langsung dari pembuat patung ny pancoran gan. serta beberapa patung yang ada di indonesia
Yang berkenan bantu rate ya gan..





Diubah oleh cavaliet07 09-07-2013 02:51
0
8.9K
Kutip
100
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan