Kami, pelajar seluruh Indonesia yang menolak pelaksanaan Ujian Nasional dengan beberapa pertimbangan, diantaranya:

1. Ujian Nasional membuat kami stres karena selama tiga tahun kami duduk di bangku sekolah, kami malas dalam belajar dan sering melakukan kecurangan sehingga kami khawatir tidak bisa mengerjakan soal Ujian Nasional.

2. Dalam pelaksanaannya, Ujian Nasional terdapat peraturan yang memberatkan kami seperti dilarang menyontek, bekerja sama, dan menggunakan alat bantu seperti handphone dan kalkulator.

3. Sekolah mewajibkan para siswanya untuk mengikuti pelajaran tambahan pra Ujian Nasional, di mana hal itu mengurangi waktu kami untuk bermain dan menghabiskan waktu yang seharusnya digunakan untuk bersenang-senang

4. Ujian Nasional memaksa kami untuk membeli bocoran kunci jawaban dengan harga yang cukup mahal. Seharusnya uang tersebut dapat kami gunakan untuk hal lain seperti membeli voucher game online, rokok atau pun mengajak pacar nonton di bioskop

5. Terakhir, Ujian Nasional secara tidak langsung membuka aib kami bahwa selama tiga tahun kami jarang belajar, curang dalam ujian sekolah, tidak disiplin dan sering mendapat bantuan dari pihak sekolah dalam menaikkan nilai di dalam raport

Sekian tuntutan kami para pelajar kepada Presiden RI, Menteri Pendidikan dan semua pihak yang terlibat menolak pelaksanaan Ujian Nasional untuk tahun ini dan kedepannya. Kami berharap kelulusan kami tidak ditentukan hanya oleh empat hari pelaksanaan Ujian Nasional sehingga waktu yang kami habiskan di sekolah bisa kami gunakan untuk bersenang-senang. Masa muda hanya sekali, haruskah kami habiskan untuk belajar dan menghapal?