Hari ini adalah hari terakhir pelaksanaan Ujian Nasional. Entah mengapa UN tahun ini kekurangannya sangat menonjol dibandingkan UN tahun sebelumnya. Sebelas provinsi belum menerima soal, soal yang tertukar, lembar jawaban yang kualitasnya rendah. Pihak-pihak terkait salaing menyalahkan. Mau jadi apa Indonesia ini saat elit politiknya saling menyalahkan tanpa mencari penyelesaian.
Dengan penyelenggaraan UN yang bisa dibilang gagal ini, pihak-pihak yang menolak adanya UN pun sumringah karena berpendapat mereka benar. Saya bukan seorang pendukung UN, saya adalah orang yang pasif yang selalu dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan sistem karena itulah yang diajarkan pemerintah melalui perubahan kurikulum yang berkali-kali.
Saat pihak-pihak yang berkepentingan saling menolak, menuduh, dan merancang sesuatu. Saya hanya berpikir, apakah mereka memikirkan kami ( read: siswa) yang harus dengan lapang dada menerima setiap arah kebijakan mereka, apapun itu tanpa daya. Pedulikah mereka akan psikologis kami yang selalu diombang-ambing dalam ketidakjelasan dan perubahan yang memaksa kami harus beradaptasi dengan mengatasnamakan “sistem terbaik”. Pada akhirnya siswa lah korbannya, jadi bagaimana mereka akan bertanggung jawab? bagaimana siswa-siswa itu mengerjakan soal ujiannya, lulus, dan masa depannya.