- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Perang" Mitologi Yang Terkenal


TS
PlatinumJiro
Perang" Mitologi Yang Terkenal
1.Perang Centaur/Kentaur

Pirithos, raja bangsa Lapith, mengadakan pesta pernikahan dan banyak orang diundang termasuk para Kentaur, makhluk setengah kuda setengah manusia. Dalam pesta tersebut, para Kentaur meminum anggur sehingga sisi liar mereka muncul. Ketika mempelai wanita hadir untuk menyapa para tamu, Kentaur Eurition melompat dan berusaha memerkosanya. Semua Kentaur lainnya langsung mengikuti aksi Erition dan berusaha merudapaksa para perempuan dan anak-anak yang ada di sana. Orang-orang Lapith tentu saja balas menyerang pada para kentaur. Pertempuran pun terjadi antara para Kentaur melawan bangsa Lapith. Pertempuran itu disebut Kentauromakhia.
Dalam pertempuran itu, Theseus ikut membantu bangsa Lapith. Mereka memotong hidung dan telinga Eurition lalu melemparnya. Seorang prajurit Lapith bernama Kaineus berhasil membunuh banyak Kentaur dan tidak terluka karena dia diberkahi kekebalan tubuh oleh dewa Poseidon. Seorang Kentaur menindihnya dengan batang pohon besar sampai dia terjatuh ke bawah tanah.
Bangsa Lapith akhirnya berhasil mengalahkan para Kentaur dan mengusir mereka ke barat laut, jauh dari Thessalia, tempat tinggal bangsa Lapith.
2.Perang Amazon

Kaum Amazon adalah sebuah kaum yang terdiri dari para prajurit perempuan yang tangguh. Tugas kesembilan Herakles adalah mengambil sabuk Hippolita, ratu Amazon. Hippolita bersedia memberikannya dengan sukarela tetapi terjadi kekacauan dalam prosesnya akibat ulah Hera sehingga Herakles malah membunuh Hippolita. Sementara teman Herakles, Theseus raja Athena, menculik saudari Hippolita, Antiope, dan membawanya ke Athena untuk dijadikan istri.
Untuk menyelamatkan Antiope, membalas kematian Hippolita, dan mengambil kembali sabuk Hippolita, kaum Amazon pun menyerang kota Athena, maka terjadilah Amazonomakhia: sebuah pertempuran antara Athena, yang dipimpin oleh Theseus dengan dibantu Herakles, melawan kaum Amazon yang dipimpin oleh Orithia. Perang ini disebut juga Perang Attika.
Dalam perang ini, Antiope ikut membantu kaum Amazon. Dia bertarung dan terluka parah sampai-sampai tidak mampu lagi mempertahankan diri dari Theseus dan Herakles. Salah seorang Amazon bernama Molpadia akhirnya membunuh Antiope dengan panah supaya tidak disakiti lagi oleh Theseus.
Pada akhirnya pasukan Athena berhasil memukul mundur kaum Amazon. Pemimpin pasukan Amazon, Orithia, membangun makam Antiope di Athena. Orithia sendiri meninggal dunia dalam perjalanan pulang akibat luka-lukanya.
3.Perang Argos-Thebes

Perang Argos-Thebes adalah perang yang terjadi dua kali selama dua generasi antara dua kota yang kuat, yaitu Argos dan Thebes. Perang pertama berlangsung tidak lama setelah selesainya petualangan para Argonaut dan setelah masa pemerintahan Oidipus di Thebes. Sementara perang kedua terjadi tidak lama sebelum Perang Troya dimulai.
Perang Argos-Thebes I
Perang ini disebut juga Perang Tujuh Melawan Thebes, karena pada perang ini pasukan Argos dipimpin oleh tujuh orang pahlawan Argos. Perang ini terjadi setelah berakhirnya masa pemerintahan Oidipus di Thebes, atau satu generasi sebelum Perang Troya. Kisah perang ini cukup populer pada periode Yunani klasik. Banyak lukisan dan patung kuno yang mengangkat tema perang ini.
Awal Mula
Setelah mengetahui bahwa dirinya telah membunuh ayahnya dan menikahi ibunya sendiri, Oidipus menjadi frustasi. Dia membutakan matanya sendiri, melepaskan jabatannya sebagai raja Thebes, dan memilih untuk hidup dalam pengasingan. Dia ditemani oleh kedua putrinya, Antigone dan Ismene. Antigone berperan sebagai pemandu jalan bagi ayahnya, sedangkan Ismene mengabarkan pada mereka jika ada berita penting di kota asal mereka, Thebes.
Sementara kedua putra Oidipus, yakni Eteokles dam Polineikes, lebih tertarik pada kekuasaan sebagai raja Thebes. Rakyat Thebes lalu memutuskan bahwa mereka berdua akan menjadi raja Thebes bergantian setiap tahun. Eteokles yang menjadi raja pada tahun pertama. Namun setelah satu tahun selesai, dia tidak mau menyerahkan tahtanya pada saudaranya. Eteokles ingin terus menjadi raja, maka dia pun mengusir Polineikes dari Thebes.
Polineikes pergi ke Argos dan meminta bantuan pada raja Adrastos.
Di Argos
Polineikes pergi ke Argos, dan di sana dia bertemu dengan Tideus, putra Oineus raja Kalidon. Tideus juga diusir dari Kalidon oleh Agrios karena telah membunuh paman atau saudaranya.
Kedua pangeran yang terbuang itu kemudian berselisih dan saling berkelahi. Adrastos, raja Argos, mendengar keributan dan melihat ke luar. Dia lalu mengetahui bahwa ada dua pria yang sedang bertengkar, yang satu memakai perisai bergambar singa, sedangkan perisai yang satu lagi berhiaskan gambar babi liar. Perisai Polineikes bergambar singa untuk melambangkan Sphinx yang pernah meneror kota Thebes, sementara gambar babi pada perisai Tideus melambangkan Babi Liar Raksasa yang pernah menyerang Kalidon.
Adrastos dengan segera mengenali mereka karena dia diberitahu peramal bahwa kedua putrinya akan menikah dengan singa dan babi. Polineikes dan Tideus menjadi tamu yang dijamu dengan baik oleh Adrastos. Mereka dinikahkan dengan kedua putri Adrastos. Polineikes menikahi Argeia, yang memberinya seorang putra bernama Thersandros, sedangkan Tideus menikahi Deipile, yang kelak menjadi ibu Diomedes.
Adrastos berjanji akan mengembalikan mereka sebagai penguasa tahta di kerajaan masing-masing, dan untuk mengembalikan Poleinekes sebagai penguasa, Adrastos harus menaklukan Thebes. Yang menjadi masalah adalah bahwa kakak ipar Adrastos, yaitu Amfiaraos, yang merupakan seorang peramal, tidak mau ikut pergi ke Thebes karena dia tahu Argos tak akan menang dan hanya Adrastos yang akan pulang hidup-hidup.
Amfiaraos adalah putra Oikles dan Hipermnestra, dan merupakan keturunan dari salah satu peramal terhebat, Melampos. Amfiaraos ikut serta dalam pelayaran para Argonaut, dan dia adalah orang kedua yang berhasil melukai Babi Liar Raksasa dalam Perburuan Babi Liar Kalidon.

Adrastos dan Amfiaraos pernah berselisih sebelumnya, yang berakibat pada lepasnya tahta dari tangan Adrastos. Pada akhirnya Adrastos kembali menjadi raja, dan mereka membuat kesepakatan bahwa jika ada perbedaan pendapat lagi, keputusan akhirnya diputuskan oleh Erifile, saudari Adrastos dan istri Amfiaraos.
Supaya Euripile memihak Adrastos, Polineikes menyuapnya dengan memberi sebuah kalung peninggalan Harmonia yang dibuat oleh dewa Hefaistos. Kalung tersebut sebenarnya terkutuk dan akan membawa sial bagi pemiliknya. Euripile pun terbujuk dan memutuskan bahwa Argos harus menyerang Thebes. Amfiaraos tak punya pilihan selain ikut berperang, namun Amfiaraos terlebih dahulu meminta pada kedua putranya, Alkmeion dan Amfilokhos, untuk membalaskan kematiannya pada rakyat Thebes juga pada ibu mereka.
Adrastos dan Amfiaraos lalu mengumpulkan pasukan Argos. Lima pahlawan Argos juga ikut serta bersama mereka, yakni cumisteus (saudara Adrastos), Kapaneus (putra Hipponous dan Astinome), Hippomedon (sepupu atau keponakan Adrastos), Eteoklus (putra Ifis), dan Parthenopaios (putra Atalanta atau Talaos, dan merupakan saudara Adrastos). Mereka inilah tujuh pemimpin pasukan Argos. Sementara Polineikes tentu saja sudah pasti ikut bergabung. Tideus juga setuju untuk ikut serta karena Adrastos berjanji akan membantunya menaklukan kembali Kalidon.
Masa Perang
Pasukan Argos berhenti sejenak di Nemeia untuk mencari air. Di sana mereka bertemu seorang pengasuh dan bayi bernama Ofeltes. Pengasuh tersebut meninggalkan bayinya sebentar untuk menunjukkan letak mata air pada pasukan Argos. Pada saat itulah datang seekor ular berbisa dan menggigit sang bayi sampai mati. Amfiaraos melihat kejadian ini sebagai pertanda buruk bagi ekspedisi mereka. Pasukan Argos lalu melaksanakan pesta olahraga untuk memperingati pemakaman sang bayi dan di kemudian hari dikenal sebagai Pesta Olahraga Nemeia.
Ketika mereka tiba di Thebes, Adrastos mengirim Tideus ke dalam kota sebagai duta. Tideus meminta Eteokles untuk menyerah dan menantang para prajurit Thebes untuk berduel satu lawan satu. Para prajurit Thebes pun maju satu persatu dan Tideus menghabisi mereka. Eteokles kemudian menyuruh lima puluh prajurit untuk menyerang Tideus di luar kota Thebes. Tideus membunuh mereka semua kecuali Maion, yang disuruhnya untuk memberitahu raja apa yang terjadi.
Di Thebes, Teiresias sang peramal memberitahu bahwa Thebes akan kalah kecuali Menoikios putra Kreon mengorbankan dirinya untuk dewa Ares. Kreon tidak mau putranya dikorbankan dan melarang siapapun mengurbankan Menoikios. Namun Menoikios sadar diri, dia mendengar ramalan dan mengorbankan dirinya sendiri supaya Thebes bisa menang.
Dan perang pun dimulai. Ketujuh pemimpin Argos menyerang tiap-tiap dari tujuh gerbang Thebes. Tetapi pertahanan tiap gerbang dipimpin oleh pahlawan Thebes. Astakos, seorang bangsawan Thebes, memiliki empat putra dan kesemuanya tidak kalah hebat dibandingkan para pahlawan Argos. Keempat putra Astakos antara lain Amfidokos (Asfodikos), Ismaros, Leades, dan Melanippos. Selain mereka, ada juga Perklimenos, putra Poseidon.


Pirithos, raja bangsa Lapith, mengadakan pesta pernikahan dan banyak orang diundang termasuk para Kentaur, makhluk setengah kuda setengah manusia. Dalam pesta tersebut, para Kentaur meminum anggur sehingga sisi liar mereka muncul. Ketika mempelai wanita hadir untuk menyapa para tamu, Kentaur Eurition melompat dan berusaha memerkosanya. Semua Kentaur lainnya langsung mengikuti aksi Erition dan berusaha merudapaksa para perempuan dan anak-anak yang ada di sana. Orang-orang Lapith tentu saja balas menyerang pada para kentaur. Pertempuran pun terjadi antara para Kentaur melawan bangsa Lapith. Pertempuran itu disebut Kentauromakhia.
Dalam pertempuran itu, Theseus ikut membantu bangsa Lapith. Mereka memotong hidung dan telinga Eurition lalu melemparnya. Seorang prajurit Lapith bernama Kaineus berhasil membunuh banyak Kentaur dan tidak terluka karena dia diberkahi kekebalan tubuh oleh dewa Poseidon. Seorang Kentaur menindihnya dengan batang pohon besar sampai dia terjatuh ke bawah tanah.
Bangsa Lapith akhirnya berhasil mengalahkan para Kentaur dan mengusir mereka ke barat laut, jauh dari Thessalia, tempat tinggal bangsa Lapith.
2.Perang Amazon

Kaum Amazon adalah sebuah kaum yang terdiri dari para prajurit perempuan yang tangguh. Tugas kesembilan Herakles adalah mengambil sabuk Hippolita, ratu Amazon. Hippolita bersedia memberikannya dengan sukarela tetapi terjadi kekacauan dalam prosesnya akibat ulah Hera sehingga Herakles malah membunuh Hippolita. Sementara teman Herakles, Theseus raja Athena, menculik saudari Hippolita, Antiope, dan membawanya ke Athena untuk dijadikan istri.
Untuk menyelamatkan Antiope, membalas kematian Hippolita, dan mengambil kembali sabuk Hippolita, kaum Amazon pun menyerang kota Athena, maka terjadilah Amazonomakhia: sebuah pertempuran antara Athena, yang dipimpin oleh Theseus dengan dibantu Herakles, melawan kaum Amazon yang dipimpin oleh Orithia. Perang ini disebut juga Perang Attika.
Dalam perang ini, Antiope ikut membantu kaum Amazon. Dia bertarung dan terluka parah sampai-sampai tidak mampu lagi mempertahankan diri dari Theseus dan Herakles. Salah seorang Amazon bernama Molpadia akhirnya membunuh Antiope dengan panah supaya tidak disakiti lagi oleh Theseus.
Pada akhirnya pasukan Athena berhasil memukul mundur kaum Amazon. Pemimpin pasukan Amazon, Orithia, membangun makam Antiope di Athena. Orithia sendiri meninggal dunia dalam perjalanan pulang akibat luka-lukanya.
3.Perang Argos-Thebes

Perang Argos-Thebes adalah perang yang terjadi dua kali selama dua generasi antara dua kota yang kuat, yaitu Argos dan Thebes. Perang pertama berlangsung tidak lama setelah selesainya petualangan para Argonaut dan setelah masa pemerintahan Oidipus di Thebes. Sementara perang kedua terjadi tidak lama sebelum Perang Troya dimulai.
Perang Argos-Thebes I
Perang ini disebut juga Perang Tujuh Melawan Thebes, karena pada perang ini pasukan Argos dipimpin oleh tujuh orang pahlawan Argos. Perang ini terjadi setelah berakhirnya masa pemerintahan Oidipus di Thebes, atau satu generasi sebelum Perang Troya. Kisah perang ini cukup populer pada periode Yunani klasik. Banyak lukisan dan patung kuno yang mengangkat tema perang ini.
Awal Mula
Setelah mengetahui bahwa dirinya telah membunuh ayahnya dan menikahi ibunya sendiri, Oidipus menjadi frustasi. Dia membutakan matanya sendiri, melepaskan jabatannya sebagai raja Thebes, dan memilih untuk hidup dalam pengasingan. Dia ditemani oleh kedua putrinya, Antigone dan Ismene. Antigone berperan sebagai pemandu jalan bagi ayahnya, sedangkan Ismene mengabarkan pada mereka jika ada berita penting di kota asal mereka, Thebes.
Sementara kedua putra Oidipus, yakni Eteokles dam Polineikes, lebih tertarik pada kekuasaan sebagai raja Thebes. Rakyat Thebes lalu memutuskan bahwa mereka berdua akan menjadi raja Thebes bergantian setiap tahun. Eteokles yang menjadi raja pada tahun pertama. Namun setelah satu tahun selesai, dia tidak mau menyerahkan tahtanya pada saudaranya. Eteokles ingin terus menjadi raja, maka dia pun mengusir Polineikes dari Thebes.
Polineikes pergi ke Argos dan meminta bantuan pada raja Adrastos.
Di Argos
Polineikes pergi ke Argos, dan di sana dia bertemu dengan Tideus, putra Oineus raja Kalidon. Tideus juga diusir dari Kalidon oleh Agrios karena telah membunuh paman atau saudaranya.
Kedua pangeran yang terbuang itu kemudian berselisih dan saling berkelahi. Adrastos, raja Argos, mendengar keributan dan melihat ke luar. Dia lalu mengetahui bahwa ada dua pria yang sedang bertengkar, yang satu memakai perisai bergambar singa, sedangkan perisai yang satu lagi berhiaskan gambar babi liar. Perisai Polineikes bergambar singa untuk melambangkan Sphinx yang pernah meneror kota Thebes, sementara gambar babi pada perisai Tideus melambangkan Babi Liar Raksasa yang pernah menyerang Kalidon.
Adrastos dengan segera mengenali mereka karena dia diberitahu peramal bahwa kedua putrinya akan menikah dengan singa dan babi. Polineikes dan Tideus menjadi tamu yang dijamu dengan baik oleh Adrastos. Mereka dinikahkan dengan kedua putri Adrastos. Polineikes menikahi Argeia, yang memberinya seorang putra bernama Thersandros, sedangkan Tideus menikahi Deipile, yang kelak menjadi ibu Diomedes.
Adrastos berjanji akan mengembalikan mereka sebagai penguasa tahta di kerajaan masing-masing, dan untuk mengembalikan Poleinekes sebagai penguasa, Adrastos harus menaklukan Thebes. Yang menjadi masalah adalah bahwa kakak ipar Adrastos, yaitu Amfiaraos, yang merupakan seorang peramal, tidak mau ikut pergi ke Thebes karena dia tahu Argos tak akan menang dan hanya Adrastos yang akan pulang hidup-hidup.
Amfiaraos adalah putra Oikles dan Hipermnestra, dan merupakan keturunan dari salah satu peramal terhebat, Melampos. Amfiaraos ikut serta dalam pelayaran para Argonaut, dan dia adalah orang kedua yang berhasil melukai Babi Liar Raksasa dalam Perburuan Babi Liar Kalidon.

Adrastos dan Amfiaraos pernah berselisih sebelumnya, yang berakibat pada lepasnya tahta dari tangan Adrastos. Pada akhirnya Adrastos kembali menjadi raja, dan mereka membuat kesepakatan bahwa jika ada perbedaan pendapat lagi, keputusan akhirnya diputuskan oleh Erifile, saudari Adrastos dan istri Amfiaraos.
Supaya Euripile memihak Adrastos, Polineikes menyuapnya dengan memberi sebuah kalung peninggalan Harmonia yang dibuat oleh dewa Hefaistos. Kalung tersebut sebenarnya terkutuk dan akan membawa sial bagi pemiliknya. Euripile pun terbujuk dan memutuskan bahwa Argos harus menyerang Thebes. Amfiaraos tak punya pilihan selain ikut berperang, namun Amfiaraos terlebih dahulu meminta pada kedua putranya, Alkmeion dan Amfilokhos, untuk membalaskan kematiannya pada rakyat Thebes juga pada ibu mereka.
Adrastos dan Amfiaraos lalu mengumpulkan pasukan Argos. Lima pahlawan Argos juga ikut serta bersama mereka, yakni cumisteus (saudara Adrastos), Kapaneus (putra Hipponous dan Astinome), Hippomedon (sepupu atau keponakan Adrastos), Eteoklus (putra Ifis), dan Parthenopaios (putra Atalanta atau Talaos, dan merupakan saudara Adrastos). Mereka inilah tujuh pemimpin pasukan Argos. Sementara Polineikes tentu saja sudah pasti ikut bergabung. Tideus juga setuju untuk ikut serta karena Adrastos berjanji akan membantunya menaklukan kembali Kalidon.
Masa Perang
Pasukan Argos berhenti sejenak di Nemeia untuk mencari air. Di sana mereka bertemu seorang pengasuh dan bayi bernama Ofeltes. Pengasuh tersebut meninggalkan bayinya sebentar untuk menunjukkan letak mata air pada pasukan Argos. Pada saat itulah datang seekor ular berbisa dan menggigit sang bayi sampai mati. Amfiaraos melihat kejadian ini sebagai pertanda buruk bagi ekspedisi mereka. Pasukan Argos lalu melaksanakan pesta olahraga untuk memperingati pemakaman sang bayi dan di kemudian hari dikenal sebagai Pesta Olahraga Nemeia.
Ketika mereka tiba di Thebes, Adrastos mengirim Tideus ke dalam kota sebagai duta. Tideus meminta Eteokles untuk menyerah dan menantang para prajurit Thebes untuk berduel satu lawan satu. Para prajurit Thebes pun maju satu persatu dan Tideus menghabisi mereka. Eteokles kemudian menyuruh lima puluh prajurit untuk menyerang Tideus di luar kota Thebes. Tideus membunuh mereka semua kecuali Maion, yang disuruhnya untuk memberitahu raja apa yang terjadi.
Di Thebes, Teiresias sang peramal memberitahu bahwa Thebes akan kalah kecuali Menoikios putra Kreon mengorbankan dirinya untuk dewa Ares. Kreon tidak mau putranya dikorbankan dan melarang siapapun mengurbankan Menoikios. Namun Menoikios sadar diri, dia mendengar ramalan dan mengorbankan dirinya sendiri supaya Thebes bisa menang.
Dan perang pun dimulai. Ketujuh pemimpin Argos menyerang tiap-tiap dari tujuh gerbang Thebes. Tetapi pertahanan tiap gerbang dipimpin oleh pahlawan Thebes. Astakos, seorang bangsawan Thebes, memiliki empat putra dan kesemuanya tidak kalah hebat dibandingkan para pahlawan Argos. Keempat putra Astakos antara lain Amfidokos (Asfodikos), Ismaros, Leades, dan Melanippos. Selain mereka, ada juga Perklimenos, putra Poseidon.

0
3K
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan