rmzulkipliAvatar border
TS
rmzulkipli
Wamendikbud: Peru Tawarkan Gunung Padang jadi “Sister Sites” dengan Manchu Picchu
JAKARTA- Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Wiendu Nuryanti bertemu dengan tim peneliti mandiri Gunung Padang hari ini (16/5) di Kantor Kemendikbud. Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Andi Arief, yang juga merupakan inisiator dari tim tersebut.

Dalam pertemuan ini, tim peneliti mandiri Gunung Padang diwakili oleh Dr. Budiarto Ontowirjo (peneliti di BPPT) dan Dr. Lily Tjahjandari (peneliti UI). Menurut Wiendu, temuan di Gunung Padang sudah menjadi wacana interasional, hal tersebut diungkapkan oleh Dubes Peru untuk Indonesia pada saat gathering Presiden SBY dan para duta besar negara sahabat di Cipanas, 11 April 2011.

“Dalam kesempatan itu, Dubes Peru menawarkan kolaborasi riset antara Pemerintah Peru dengan Pemerintah Indonesia, berkenaan dengan situs Gunung Padang di Indonesia dan situs Manchu Picchu di Peru.” ungkap Wiendu.

Menurut Wiendu, kedua negara dapat diuntungkan dengan melakukan kolaborasi seperti ini, para ahli dapat bekerjasama dalam mempelajari keunikan dua situs tersebut “Ini program G2G, kedua situs bisa jadi ‘sister sites,’ dan tentunya akan memudahkan untuk mendaftarkan situs Gunung Padang sebagai salah satu Warisan Dunia di UNESCO, juga sebagai salah satu Keajaiban Dunia.”

Dalam kesempatan itu Wiendu juga mengungkapkan bahwa Kemendikbud akan membawa temuan Gunung Padang dalam World Culture Forum (WCF 2013) yang digelar UNESCO dan bulan November 2013. Selain itu, Wiendu juga menegaskan bahwa Pemerintah telah menyiapkan program jangka panjang untuk menuntaskan penelitian di Gunung Padang. “Temuan terbaru di Gunung Padang, sudah Mendunia.” demikian Wiendu Nuryanti.

Sementara itu, dalam pertemuan tersebut, Andi Arief mengungkapkan bahwa Peru bukan negara pertama yang memberi ucapan selamat dan menawarkan riset bersama. Ada beberapa negara dan fihak lain yg menawarkan hal serupa. Terkait tawaran dari Dubes Peru, menurut Andi ini adalah hal positif, namun untuk sementara tim terpadu fokus pada penuntasan pembuktian tampak luar gunung padang.

“Hingga akhirnya nanti jika dirasa sudah lengkap, maka riset ini akan diberikan pada negara. Terserah negara nanti apakah menerima tawaran join riset tersebut.” demikian Andi Arief.

Sebagai informasi, para peneliti Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang terdiri dari berbagai ilmuwan terbaik Indonesia seperti ahli kebumian dari LIPI, Dr. Danny Hilman Natawijaya, mantan Ketua Umum IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia) paleosedimentolog, Dr. Andang Bachtiar, Pendiri MARI (masyarakat arkeologi Indonesia) yang juga arkeolog UI, Dr. Ali Akbar, ahli budaya FIB UI, Dr. Lily Tjahjandari, praktisi arsitek dan kawasan, Pon Purajatnika, ahli kompleksitas dan astronomi dari BFI, Hokky Situngkir, ahli permodelan sipil BPPT, Dr. Budianto Ontowirjo, ahli petrografi ITB, Dr. Andri S Subandrio, ahli administrasi negara, Prof.DR.Zaidan Nawawi dan sebagainya.

Tim yang dibentuk atas inisiasi, Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam Andi Arief ini merupakan pendalaman terhadap temuan ikutan dalam penelitian kebencanaan purba, sebagai salah satu bagian utama dari mitigasi terhadap katastropik (bencana sangat besar) yang mengulang. Dibentuknya tim ini merupakan satu bentuk fasilitasi pemerintah terhadap keinginan para ilmuwan multi disipilin memberikan sumbangsih kepada negara.

Tim Terpadu Riset Mandiri ini sendiri menggunakan berbagai metode non konvensional dalam penelitianya seperti penggunaan geolistrik, georadar, maupun geomagnetik, serta dan alat bantu geofisika lainnya. Selain itu juga menggunakan citra satelit, foto IFSAR, kontur dan peta model dijital elevasi (DEM). Dari berbagai data yang dihasilkan itu, serta ditambah dengan pembuktian paleosedimentasi di beberapa titik bor sampling, serta analisa petrografi.

Keberhasilan tim untuk berkerja sejauh ini sampai pada hasil membuktikan hasil hipotesa mereka dengan melakukan penggalian arkeologi beberapa titik bahwa ada bangunan utama berukuran 15 hektar (setara dengan 10 kali dari Candi Borobudur) di Gunung Padang yang tertimbun, serta luasa total komplek bangunan sebesar 75 hektar ini bukan semata capaian di bidang arkeologi dan kebudayaan.

Keberhasilan ini melengkapi sejarah besar bangsa Indonesia, bahwa untuk pertamakalinya ilmuwan-ilmuwan kita mampu secara mandiri (tanpa melibatkan asing, red) menemukan bukti pusat kebudayaan purba yang mengejutkan dunia, karena berpotensi mengubah peta sejarah dunia termasuk Indonesia.

“Yang lebih dari itu penting, tim dari lintas disiplin ilmu dan asal institusi di Indonesia, ternyata mampu berkerjasama dan membuktikan kemampuan bangsa kita kepada dunia,” demikian Andi Arief.

sumber: KORIDORTIMUR.COM
0
1.5K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan