Pihak oposisi menolak hasil pemilu Venezuela yang mengangkat Nicolas Maduro sebagai pemenang. Mereka meminta petugas pemilu melakukan penghitungan ulang.

Kandidat presiden dari pihak oposisi, Henrique Caprilles, hanya kalah tipis dari Maduro. Dia mendapat suara sebanyak 49,1 persen, sedangkan Maduro meraih suara sebesar 50,7 persen.

Namun Caprilles merasa seharusnya dirinyalah memenangkan pemilu tersebut. Dia menuduh kubu penguasa melakukan kecurangan dalam proses penghitungan suara.

“Hasil pemilu resmi berbeda dengan hasil yang kami olah sendiri,” ujar Caprilles di markas kampanyenya, seperti dikutip Associated Press, Senin (15/4/2013).

“Yang sebenarnya kalah dalam pemilu ini adalah Maduro. Sekarang terbukti rakyat Venezuela tidak menyukai dia,” lanjutnya.

Hasil pemilu Venezuela mengejutkan para pengamat. Sebelumnya banyak yang menduga Maduro akan dengan mudah mengalahkan Caprilles.

“Walaupun menang, kubu penguasa justru terasa seperti pecundang. Pihak oposisi kini ada dalam posisi yang sangat kuat,” terang pengamat politik Venezuela Javier Corrales.

Selama kampanye, Maduro selalu mengaitkan dirinya dengan mantan
Presiden Chavez. Sedangkan Caprilles lebih fokus pada isu-isu yang dihadapi Venezuela seperti tingkat kriminalitas yang tinggi dan krisis pangan di negara itu.

Maduro sendiri adalah sosok yang ditunjuk langsung oleh Chavez sebagai penerusnya. Saat ini dia menjabat sebagai pejabat presiden sementara Venezuela untuk mengisi kekosongan kekuasaan akibat wafatnya Chavez bulan lalu.

Maduro dijadwalkan akan dilantik sebagai Presiden Venezuela pada 19 April mendatang. Dia akan memimpin Venezuela hingga 6 tahun ke depan.