- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sejarah Kabupaten Lima Puluh Kota ( 13 April )


TS
kwanfelix
Sejarah Kabupaten Lima Puluh Kota ( 13 April )

Quote:
Quote:

Quote:
Quote:

Quote:
Quote:
KABUPATEN Lima Puluh Kota adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sumatera Barat. Ibu kota kabupaten ini terletak di Sarilamak. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 3.354,30 km2 dan berpenduduk sebanyak 311.773 jiwa (sensus penduduk 2000). Kabupaten ini terletak di bagian timur wilayah provinsi Sumatera Barat atau 124 km dari Kota Padang, ibu kota provinsi.
Quote:
Batas Wilayah
Utara : Provinsi Riau
Selatan : Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Sijunjung
Barat : Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman
Timur : Provinsi Riau
Quote:
Quote:

Spoiler for KET:
Quote:
A. Bentuk Dasar Oval
- Melambangkan jiwa persatuan Bulek Sagolongan Picak Salayangan
Barek Samo Dipikua Ringan Samo Dijinjiang.
- Melambangkan jiwa persatuan Bulek Sagolongan Picak Salayangan
Barek Samo Dipikua Ringan Samo Dijinjiang.
Quote:
B. Warna Biru
- Melambangkan sifat ramah tamah dan setia, Aianyo Janiah Ikannyo
Jinak,Sayaknyo Landai, Dalam Nan Indak Tajangkau, Dangka Nan Indak
Tasubarangi, Buayo Gadang Maunikan.
- Melambangkan sifat ramah tamah dan setia, Aianyo Janiah Ikannyo
Jinak,Sayaknyo Landai, Dalam Nan Indak Tajangkau, Dangka Nan Indak
Tasubarangi, Buayo Gadang Maunikan.
Quote:
C. Warna Merah Putih
- Melambangkan Bendera Kebangsaan
- Melambangkan Bendera Kebangsaan
Quote:
D. Padi
- Melambangkan Lima Puluh Kota sebagai daerah agraris yang
menghasilkan padi sebagai bahan pangan pokok rakyat.
- Melambangkan Lima Puluh Kota sebagai daerah agraris yang
menghasilkan padi sebagai bahan pangan pokok rakyat.
Quote:
E. Kapas
- Melambangkan bahwa rakyat Lima Puluh Kota suka bertenun
menghasilkan sandang
- Melambangkan bahwa rakyat Lima Puluh Kota suka bertenun
menghasilkan sandang
Quote:
F. Gunung dan Sungai
- Melambangkan bahwa Kabupaten Lima Puluh Kota alamnya bergunung-
gunung dan bersungai-sungai
- Melambangkan bahwa Kabupaten Lima Puluh Kota alamnya bergunung-
gunung dan bersungai-sungai
Quote:
G. Carano
- Melambangkan jiwa musyawarah, Tuah Sakato, Cilako Basilang
- Melambangkan jiwa musyawarah, Tuah Sakato, Cilako Basilang
Quote:
H. Rumah Bagonjong Limo
- Melambangkan Adat nan Basandi Syarak dan Syarak Basandi Kitabullah,
nan Indak Lakang dek Paneh, Indak Lapuak dek Hujan.
- Melambangkan Adat nan Basandi Syarak dan Syarak Basandi Kitabullah,
nan Indak Lakang dek Paneh, Indak Lapuak dek Hujan.
Quote:
I. Bintang Persegi Lima
- Dengan warna Kuning adalah Lambang Ketuhanan Yang Maha Esa
- Dengan warna Kuning adalah Lambang Ketuhanan Yang Maha Esa
Quote:
J. Tulisan 50
- Mengingatkan kepada sejarah asal usul sebab daerah ini dinamakan Luak
Limo Puluh Kota
- Mengingatkan kepada sejarah asal usul sebab daerah ini dinamakan Luak
Limo Puluh Kota
Quote:
Kecamatan Kapur IX merupakan penghasil tanaman gambir terbesar di Indonesia. Gambir bersama dengan karet, semen dan kayu lapis termasuk dalam 10 komoditas utama ekspor Sumatra Barat. Tanaman gambir mengandung zat katechine dan tanin, yang digunakan sebagai bahan baku industri farmasi, kosmetik, penyamak kulit dan industri batik. Volume ekspor gambir provinsi Sumatra Barat tahun 2000 besarnya 1.339.860 kg.

Meskipun gambir merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan kabupaten 50 Kota, namun yang menjadi tulang punggung perekonomian kabupaten ini adalah tanaman bahan makanan. Perkebunan dan tanaman bahan makanan, keduanya tergolong dalam sektor pertanian, menjadi penyumbang kegiatan ekonomi utama kabupaten ini.
Kabupaten ini tergolong daerah paling makmur di Sumatra Barat. Bahkan penduduk di Kecamatan Kapur IX disebut-sebut memiliki pendapatan yang setara dengan gaji bulanan para Menteri. Hal ini karena masyarakat Kapur IX memiliki mata pencaharian sebagai penghasil gambir yang langsung diekspor ke Singapura, India, Jepang, dan Pakistan. Sayangnya pemerintah daerah ini tidak bisa menyediakan sarana infrastruktur yang memadai seperti sarana telekomunikasi, jalan, air bersih, sehingga potensi kecamatan yang dijuluki negeri “Petro Dollar” ini tidak tergarap optimal.

Di pelosok Desa Mahat, kecamatan Suliki Gunung Mas, banyak ditemukan peninggalan kebudayaan megalitikum. Di desa ini dapat disaksikan pemandangan kumpulan batu-batu menhir dengan latar belakang perkebunan tanaman gambir yang menyerupai panorama perkebunan teh di daerah Puncak, Jawa Barat. Karena pemandangan inilah, pada tahun 1981 desa Mahat dimasukkan dalam salah satu obyek wisata dari 73 obyek wisata di
kabupaten ini.
Berdasarkan seminar, lokakarya dan penelitian para sejarawan di Luak Limapuluh, dengan mengungkap berbagai sumber, maka hari jadi Kabupaten Limapuluh kota disepakati pada tanggal 13 April 1841. Pada saat itu Muhammad Syafei sebagai Residen yang I (pertama) untuk Sumatera Tengah mengeluarkan ketetapan yang membagi Sumatera Tengah menjadi
delapan Luak, yaitu Luak Padang dan sekitarnya, Painan, Kerinci/
Indrapura, Tanah Datar, Agam, Lima Puluh Kota, Solok/Sawahlunto, dan Pasaman. Untuk Kepala Luak Lima Puluh Kota diangkatlah Syafiri Gelar St. Pangeran.
Dengan disepakatinya hari jadi Kabupaten Limapuluh kota pada
tanggal 13 April 1841, maka DPRD Kabupaten Limapuluh Kota mengadakan sidang paripurna, maka lahirlah Peraturan Daerah ( Perda) Nomor 12 Tahun 2008 tentang hari jadi Limapuluh Kota yang menjadi Perda terakhir disahkan tahun 2008.
Berawal dari kisah penaklukan pelabuhanSunda Kelapa oleh Fatahillah pada tahun 1527, maka ditetapkan tanggal 22 juni sebagai hari jadi Jakarta yang kini menjadi ibukota Republik Indonesia.Di luar itu, tanggal 7 Agustus 1969 ditetapkan sebagai hari jadi kota Padang ,tanggal 22 Desember 1784 diyakini hari jadi kota Bukittinggi, tanggal1 Desember tersebut sebagai kelahiran Kota Padang Panjang, sedangkan tanggal 17 Desember 1970 merupakan hari lahir kota Payakumbuh.
Bicara kronologis, Pemkab Limapuluh kota lewat website resminya (www.limapuluhkota.go.id), meyakini kabupaten ini terbentuk pada awal kemerdekaan, tepatnya tanggal 8 Oktober1945, namun hal tersebut sejatinya masih penuh dengan misteri.
Selanjutnya, tanggal 15 November 1945, Roesad Dt. Perpatih Baringek diangkat sebagai Residen II (kedua) Sumatera Tengah. Dan pada tanggal 23 Januari 1946 terjadi perubahan dalam kepamongprajaan, dimana sebutan Kepala Luak diganti dengan sebutan Wali Luak. Saat itu diangkatlah Bagindo Moerad sebagai Wali Luak Lima Puluh Kota, dan diangkat pula:
1. Demang Suliki yaitu Arisoen St.
- Alamsyah dari anggota Komite Nasional Payakumbuh;
2. Demang Payakumbuh yaitu Malik Sidik
- dari anggota Komite Nasional Bukittinggi; dan
3. Demang Bangkinang yaitu Sutan Bahroemsyah
- dari wakil demang Bangkinang.
Berdasarkan Peraturan Komisaris Pemerintah Pusat di Bukittinggi No.81/Kom/U tanggal 30 November 1948, Luak Lima Puluh Kota berubah nama menjadi Kabupaten Sinamar dengan wilayah mencakup kewedanaan
Payakumbuh, Suliki dan Tanah Datar dengan ibukotanya Payakumbuh. Akan tetapi sebelum pemerintah terbentuk pihak penjajahan Belanda melancarkan Agresi ke IInya. Selama Agresi Belanda Kabupaten Lima Puluh Kota dipimpin oleh Bupati Militer Arisun St. Alamsyah, dan setelah beliau gugur di Situjuh tanggal 15 Januari 1946 digantikan oleh Bupati Militer Salah Sutan Mangkuto.
Setelah Cease fire yaitu tanggal 9 November 1949 dikeluarkanlah Instruksi Gubernur Militer No.10/GM/S.T/49 Propinsi Sumatera Tengah tentang pembentukan Kabupaten berotonomi, seperti yang dimaksudkan oleh UU No.22 tahun1948, dimana untuk Kabupaten Lima Puluh Kota diresmikan pada tanggal 19 November 1949 dengan wilayah Kecamatannya yaitu: Payakumbuh, Luhak, Harau, Guguk, Suliki, Pangkalan Koto Baru, dan Kapur IX.
Selanjutnya di era otonomi yaitu sejak di berlakukannya UU No.22 tahun
1999 tentang Pemerintahan Daerah jumlah Kecamatan mengalami perubahan menjadi 13 Kecamatan serta Pemerintahan desa yang semula berjumlah 180 desa berubah menjadi pemerintahan nagari yang berjumlah sebanyak 76 nagari.
Beranjak dari kondisi memiriskan, yang tidak ada kepastian itu, maka diadakan urug rembug dengan sejumlah pakar. Sehingga akhirnya, Pemkab dan DPRD Limapuluh Kota, menyepakati penetapan hari jadi kabupaten yang memiliki 13 kecamatan dan 79 nagari, dengan luas 3.354,30 km2, pada tanggal 13 April 1841. Mulai HUT ke 168, 13 April 2009, akan diperingati setiap tahunnya.
Quote:
Quote:

Meskipun gambir merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan kabupaten 50 Kota, namun yang menjadi tulang punggung perekonomian kabupaten ini adalah tanaman bahan makanan. Perkebunan dan tanaman bahan makanan, keduanya tergolong dalam sektor pertanian, menjadi penyumbang kegiatan ekonomi utama kabupaten ini.
Kabupaten ini tergolong daerah paling makmur di Sumatra Barat. Bahkan penduduk di Kecamatan Kapur IX disebut-sebut memiliki pendapatan yang setara dengan gaji bulanan para Menteri. Hal ini karena masyarakat Kapur IX memiliki mata pencaharian sebagai penghasil gambir yang langsung diekspor ke Singapura, India, Jepang, dan Pakistan. Sayangnya pemerintah daerah ini tidak bisa menyediakan sarana infrastruktur yang memadai seperti sarana telekomunikasi, jalan, air bersih, sehingga potensi kecamatan yang dijuluki negeri “Petro Dollar” ini tidak tergarap optimal.
Quote:

Di pelosok Desa Mahat, kecamatan Suliki Gunung Mas, banyak ditemukan peninggalan kebudayaan megalitikum. Di desa ini dapat disaksikan pemandangan kumpulan batu-batu menhir dengan latar belakang perkebunan tanaman gambir yang menyerupai panorama perkebunan teh di daerah Puncak, Jawa Barat. Karena pemandangan inilah, pada tahun 1981 desa Mahat dimasukkan dalam salah satu obyek wisata dari 73 obyek wisata di
kabupaten ini.
Berdasarkan seminar, lokakarya dan penelitian para sejarawan di Luak Limapuluh, dengan mengungkap berbagai sumber, maka hari jadi Kabupaten Limapuluh kota disepakati pada tanggal 13 April 1841. Pada saat itu Muhammad Syafei sebagai Residen yang I (pertama) untuk Sumatera Tengah mengeluarkan ketetapan yang membagi Sumatera Tengah menjadi
delapan Luak, yaitu Luak Padang dan sekitarnya, Painan, Kerinci/
Indrapura, Tanah Datar, Agam, Lima Puluh Kota, Solok/Sawahlunto, dan Pasaman. Untuk Kepala Luak Lima Puluh Kota diangkatlah Syafiri Gelar St. Pangeran.
Dengan disepakatinya hari jadi Kabupaten Limapuluh kota pada
tanggal 13 April 1841, maka DPRD Kabupaten Limapuluh Kota mengadakan sidang paripurna, maka lahirlah Peraturan Daerah ( Perda) Nomor 12 Tahun 2008 tentang hari jadi Limapuluh Kota yang menjadi Perda terakhir disahkan tahun 2008.
Quote:
Lantas apa dasarnya ?
Berawal dari kisah penaklukan pelabuhanSunda Kelapa oleh Fatahillah pada tahun 1527, maka ditetapkan tanggal 22 juni sebagai hari jadi Jakarta yang kini menjadi ibukota Republik Indonesia.Di luar itu, tanggal 7 Agustus 1969 ditetapkan sebagai hari jadi kota Padang ,tanggal 22 Desember 1784 diyakini hari jadi kota Bukittinggi, tanggal1 Desember tersebut sebagai kelahiran Kota Padang Panjang, sedangkan tanggal 17 Desember 1970 merupakan hari lahir kota Payakumbuh.
Bicara kronologis, Pemkab Limapuluh kota lewat website resminya (www.limapuluhkota.go.id), meyakini kabupaten ini terbentuk pada awal kemerdekaan, tepatnya tanggal 8 Oktober1945, namun hal tersebut sejatinya masih penuh dengan misteri.
Selanjutnya, tanggal 15 November 1945, Roesad Dt. Perpatih Baringek diangkat sebagai Residen II (kedua) Sumatera Tengah. Dan pada tanggal 23 Januari 1946 terjadi perubahan dalam kepamongprajaan, dimana sebutan Kepala Luak diganti dengan sebutan Wali Luak. Saat itu diangkatlah Bagindo Moerad sebagai Wali Luak Lima Puluh Kota, dan diangkat pula:
1. Demang Suliki yaitu Arisoen St.
- Alamsyah dari anggota Komite Nasional Payakumbuh;
2. Demang Payakumbuh yaitu Malik Sidik
- dari anggota Komite Nasional Bukittinggi; dan
3. Demang Bangkinang yaitu Sutan Bahroemsyah
- dari wakil demang Bangkinang.
Berdasarkan Peraturan Komisaris Pemerintah Pusat di Bukittinggi No.81/Kom/U tanggal 30 November 1948, Luak Lima Puluh Kota berubah nama menjadi Kabupaten Sinamar dengan wilayah mencakup kewedanaan
Payakumbuh, Suliki dan Tanah Datar dengan ibukotanya Payakumbuh. Akan tetapi sebelum pemerintah terbentuk pihak penjajahan Belanda melancarkan Agresi ke IInya. Selama Agresi Belanda Kabupaten Lima Puluh Kota dipimpin oleh Bupati Militer Arisun St. Alamsyah, dan setelah beliau gugur di Situjuh tanggal 15 Januari 1946 digantikan oleh Bupati Militer Salah Sutan Mangkuto.
Setelah Cease fire yaitu tanggal 9 November 1949 dikeluarkanlah Instruksi Gubernur Militer No.10/GM/S.T/49 Propinsi Sumatera Tengah tentang pembentukan Kabupaten berotonomi, seperti yang dimaksudkan oleh UU No.22 tahun1948, dimana untuk Kabupaten Lima Puluh Kota diresmikan pada tanggal 19 November 1949 dengan wilayah Kecamatannya yaitu: Payakumbuh, Luhak, Harau, Guguk, Suliki, Pangkalan Koto Baru, dan Kapur IX.
Selanjutnya di era otonomi yaitu sejak di berlakukannya UU No.22 tahun
1999 tentang Pemerintahan Daerah jumlah Kecamatan mengalami perubahan menjadi 13 Kecamatan serta Pemerintahan desa yang semula berjumlah 180 desa berubah menjadi pemerintahan nagari yang berjumlah sebanyak 76 nagari.
Beranjak dari kondisi memiriskan, yang tidak ada kepastian itu, maka diadakan urug rembug dengan sejumlah pakar. Sehingga akhirnya, Pemkab dan DPRD Limapuluh Kota, menyepakati penetapan hari jadi kabupaten yang memiliki 13 kecamatan dan 79 nagari, dengan luas 3.354,30 km2, pada tanggal 13 April 1841. Mulai HUT ke 168, 13 April 2009, akan diperingati setiap tahunnya.
TKP
[URL=http://kask.us/g8Qtd ] [CENTER][img]http://kkcdn-static.kaskus.co.id/images/2013/04/10/4975782_20130410091020.gif[/img][/CENTER][/URL]
Klik Banner Untuk Mampir ke Markas Kami
Diubah oleh kwanfelix 10-04-2013 11:33
0
7.2K
Kutip
25
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan