Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

jefrybgAvatar border
TS
jefrybg
[wajib baca] Lagi Bangga dengan Kesatuan ini Agan " BARET MERAH "


Siapa yang tidak kenal dengan nama KOPASSUS. Mendengar namanya saja kita bisa bergidik. Ya, Kopassus adalah singkatan dari Komando Pasukan Khusus yaitu satuan tempur elit dari TNI AD yang memiliki spesialisasi anti-gerilya, operasi pengintaian khusus, peperangan unkonvensional, intelijen, sabotase dan anti-teror

Dalam perjalanan sejarahnya, Kopassus berhasil mengukuhkan keberadaannya sebagai pasukan khusus yang mampu menangani tugas-tugas yang berat. Beberapa operasi yang dilakukan oleh Kopassus diantaranya adalah operasi penumpasan DI/TII, operasi militer PRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, penumpasan G30S/PKI, Pepera di Irian Barat, Operasi Seroja di Timor Timur, operasi pembebasan sandera di Bandara Don Muang-Thailand (Woyla), Operasi GPK di Aceh, operasi pembebasan sandera di Mapenduma, serta berbagai operasi militer lainnya. Dikarenakan misi dan tugas operasi yang bersifat rahasia, mayoritas dari kegiatan tugas daripada satuan KOPASSUS tidak akan pernah diketahui secara menyeluruh. Contoh operasi KOPASSUS yang pernah dilakukan dan tidak diketahui publik seperti: Penyusupan ke pengungsi Vietnam di pulau Galang untuk membantu pengumpulan informasi untuk di kordinasikan dengan pihak Amerika Serikat (CIA), penyusupan perbatasan Malaysia dan Australia dan operasi patroli jarak jauh (long range recce) di perbatasan Papua Nugini.

Prajurit Kopassus dapat mudah dikenali dengan baret merah yang disandangnya, sehingga pasukan ini sering disebut sebagai pasukan baret merah. Kopassus memiliki moto Berani, Benar, Berhasil.



Secara garis besar satuan dalam Kopassus dibagi dalam lima Grup, yaitu:
1. Grup 1/Para Komando – berlokasi di Serang, Banten
2. Grup 2/Para Komando – berlokasi di Kartasura, Jawa Tengah
3. Grup 3/Sandhi Yudha – berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
4. Satuan 81/Penanggulangan Teror – berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
5. Pusat Pendidikan Pasukan Khusus – berlokasi di Batujajar, Jawa Barat

Kecuali Pusdikpassus, yang berfungsi sebagai pusat pendidikan, Grup-Grup lain memiliki fungsi operasional (tempur). Dengan demikian struktur Pusdikpassus berbeda dengan Grup-Grup lainnya. Masing-masing Grup (kecuali Pusdikpassus), dibagi lagi dalam batalyon.



Grup 1 memiliki karakter keras, cepat dan militan. Karakter yang menjadi identitas satuan ini merupakan warisan dari senior pendahulu. Karakter itu terus dipertahankan dari generasi ke generasi hingga akhirnya menjadi trade mark satuan. Sebagai satuan tempur, Grup 1 sangat lah ideal. Semua anggota tinggal di komplek markas yang terawat dengan baik. Fasilitas latihan sangat memadai. Mulai dari dari halang rintang, hutan, kolam renang, menara, lapangan tembak 600 dan 300 meter, lapangan tembak pistol serta sebuah lapangan tembak bulat 15 meter. Lapangan ini digunakan untuk mengasah kemampuan tembak reaksi. Untuk menjawab kebutuhan gerak cepat, tersedia tiga heli pad. Lalu jika ditelusuri track yang mengitari markas di samping pagar pembatas, panjangnya 5,5 kilometer. Jalanan ini biasa digunakan untuk jogging tiap senin dan tanggal 17.

Ada beberapa tahapan yang mesti dilalui bagi warga negara Republik Indonesia untuk menjadi prajurit Kopassus. Secara umum harus lulus pendidikan pembentukan sesuai tingkatan. Mulai dari Secata (Sekolah Calon Tamtama), Secaba (Sekolah Calon Bintara), Sepa PK (Sekolah Pembentukan Prajurit Karir) dan Akademi Militer. Setelah lobos dari saringan penerimaan, mereka melanjutkan ke tahap pendidikan kecabangan, pendidikan para dasar, latihan komando selama tujuh bulan yang berakhir dengan pembaretan di Nusakambangan. Setelah di satuan akan ditambahkan dengan materi spesialisasi dasar.

Pendidikan Spesialisasi

Sekolah Pertempuran Khusus saja masih belum cukup. Prajurit dari Grup 1 dan Grup 2 masih harus mengikuti Pendidikan Spesialisasi. Penambahan kemampuan ini sesuai perintah Panglima ABRI pada 27 Mei 1985. Bahwa satuan kecil yang efektif dan modern harus memiliki kemampuan khusus. Materinya terdiri dari intelijen, operasi, administrasi, kesehatan, logistik,penembak runduk, pendaki serbu, perhubungan, zeni demolisi dan peralatan. Standarisasi ini penting dikuasai karena tak jarang Parakomando harus melakukan operasi gabungan bersama Sat 81, Grup 3 Sandi Yudha atau satuan khusus TNI lainnya.



Operasi Komando

Merupakan suatu operasi penyerangan yang dilakukan oleh satuan-satuan khusus menggunakan teknik-teknik khusus. Bisa dari darat, laut dan udara. Tujuannya adalah mengeliminir jumlah musuh dan memberikan shock therapy. Sifatnya sangat rahasia.

1. Raid
Operasi penculikan, pembebasan tawanan dan penghancuran. Wilayah yang dikuasai akan diduduki.

2. Instalasi Cepat
Yaitu operasi merebut dan menduduki instalasi musuh sesingkat mungkin untuk kemudian diserahkan ke satuan lain untuk diduduki.

3. Penyekatan
Menghambat gerak musuh jauh di luar sebelum masuk lebih jauh kedalam wilayah sendiri.

4. Patroli Jarak Jauh
Jika posisi musuh teramat jauh, maka Kopassus dikirim untuk melakukan pengintaian untuk kemudian dilaporkan ke satuan infanteri lain.

Perang Hutan
Setidaknya ada dua materi yang bikin bulu kuduk merinding dalam tahap Perang Hutan, yaitu Pelolosan dan Kamp Tawanan.

Pelolosan diawali dengan dilepasnya siswa satu demi satu di sebuah tempat di Nusakambangan. Dalam hitungan tertentu, is harus tiba di save house di pantai Permisan. “Kalau ditarik garis, itu dari ujung ke ujung pulau hingga berakhir di Permisan,” jelas Kapten Inf Agus Widodo, Perwira Seksi Intel Grup 1. Pelolosan dimulai pukul 7 pagi hingga paling lambat memasuki save house pukul 10 malam.

Setelah dilepas instruktur, siswa yang tidak dibekali apapun itu hams mampu menembus segala rintangan selama di perjalanan. Rintangan baik dari alam atau rekaan para instruktur. Rekaan instruktur bisa berupa tembakan atau dikejar sampai tertangkap. “Kami harus berupaya agar tidak tertangkap, karena tertangkap sama saja gagal melaksanakan tugas,” kata Agus. Apa jadinya kalau tertangkap? Bayangkan saja perang sungguhan ketika seorang tentara musuh tertangkap. Dimasukkan ke dalam tahanan lalu diinterogasi dan disiksa sampai buka mulut. Gebukan, tendangan, hantaman benda keras dan sejumlah siksaan lainnya yang mungkin tidak bisa disebutkan, hams diterima bagi yang tertangkap. Katanya sejumlah tentara asing mengakui bahwa materi ini tidak manusiawi. Menurut Kapten Agus, latihan ini membuat mereka betul-betul sadar ancaman yang bisa saja diterima dalam sebuah pertempuran.

Selesai Pelolosan, berikutnya sudah menunggu materi Kamp Tawanan Jika di Pelolosan hanya yang tertangkap merasakan siksaan sebagai tawanan, maka di Kamp Tawanan seluruh siswa merasakannya. Selama tiga hari tiga malam, siswa merasakan beratnya menjadi tawanan perang. Walau semua jenis siksaan fisik ini sudah ditentang lewat Konvensi Jenewa, namun siapa bisa menjamin tidak akan terjadi. Contoh paling aktual lihat saja penyiksaan tawanan Irak di Baghdad Correctional Facility yang dulunya Penjara Abu Ghraib oleh tentara Amerika Serikat tahun 2004.

Kopassus vs SAS-Inggris
SAS Inggris pernah dipecundangi RPKAD (Kopassus)

Ini cerita tentang the prajurit SAS pertama yang dibunuh oleh prajurit dari Asia Tenggara yang diwakili Kopassus.
Setting ceritanya adalah bulan April tahun 1965, ketika Indonesia sedang berkonfrontasi dengan Malingsial. Lokasi pertempuran di desa Mapu, Long Bawan, perbatasan Kalimantan Barat dan Sabah.

Saat itu batalion 2 RPKAD (sekarang Grup 2 Kopassus) baru saja terbentuk. batalion baru ini segera dikirim untuk misi khusus ke kalimantan barat. Mereka mendarat di Pontianak bulan Februari 1965, dan segera setelah itu mereka berjalan kaki menuju posnya di Balai Karangan yang jaraknya puluhan kilometer dari lapangan terbang.

Pos Balai Karangan merupakan pos terdepan TNI yang sebelum kedatangan RPKAD dijaga oleh infanteri dari batalion asal Jatim. Sekitar 1 km di depan pos Balai Karangan adalah pos terdepan tentara Inggris di desa Mapu yang dijaga oleh satu kompi British paratrooper dan beberapa orang SAS. Menyerang pos inilah yang menjadi misi khusus batalion RPKAD. Pos Mapu tersebut sering digunakan sebagai transit bagi personel SAS yang akan menyusup ke wilayah Indonesia. TNI ingin hal ini dihentikan dengan langsung melenyapkan pos tersebut.

Pertempuran itu sendiri berakhir saat matahari mulai meninggi. Prajurit RPKAD yang sudah menguasai sepenuhnya pos Mapu segera menyingkir karena mereka mengetahui pasukan Inggris yang berpatroli sudah kembali beserta bala bantuan Inggris yang diturunkan dari helikopter. Mereka tidak sempat mengambil tawanan karena dikhawatirkan akan menghambat gerak laju mereka.

Sekembali di pos Balai Karangan, kompi Ben Hur disambut dengan suka cita oleh rekan-rekannya. Para prajurit yang terlibat dalam pertempuran mendapatkan promosi kenaikan pangkat luar biasa. Mereka juga diberi hadiah pemotongan masa tugas dan diberi kehormatan berbaris di depan Presiden Soekarno pada upacara peringatan kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1965.

Itulah cerita heroik batalion 2 RPKAD, cikal bakal Grup 2 Kopassus.


[img]http://kkcdn-
static.kaskus.co.id/images/2013/04/09/2992647_20130409010145.jpg[/img]
0
4.4K
5
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan