newdinalaAvatar border
TS
newdinala
Tanggung Jawab Dan Profesionalisme dokter
Thread ini lanjutan Thread ane sebelumnya dengan judul "Jangan Paksa Anakmu Jadi Dokter" : Ane akan mulai dari kronologis cerita tentang temen ibu ane yang meninggal gara-gara malpraktek dokter :
Siang itu temen ibu ane dateng ke rumah sakit swasta X di Cirebon bermaksud untuk kontrol tensinya yang memang sudah memiliki riwayat hipertensi. Kala itu temen ibu ane dateng dengan segar bugar, kontrol ini memang biasa dilakukan tiap bulan untuk memonitoring tensi darah. Pada saat ditensi, tekanan darah temen ibu ane adalah 180/77 normalnya 150, pada kondisi tersebut bisa dikatakan tensi temen ibu ane lagi ga normal. Setelah dikatakan hipertensi, temen ibu ane konsul dengan dokter spesialis penyakit dalam. Temen ibu ane mengeluh dan bilang kalo dia saat sholat terutama rakaat terakhir sering mengalami pegal-pegal. Kemudian si dokter ini yang masih berumur 35 tahunan keatas,bisa dikategorikan dokter spesialis muda ini langsung menyuntikkan obat ke temen ibu ane. Obat ini adalah flamicort, dimana obatnya ternyata kontraindikasi dengan hipertensi.Efek nya adalah mengakibatkan penyempitan pembuluh darah otak. Sekitar 15 menit kemudian temen ibu ane pusing dan langsung tidak sadarkan diri. Lalu dibawa ke ruang gawat darurat. Selang 4harian dirumah sakit, temen ibu ane masih tidak sadarkan diri, kemudian keluarga mulai menuntut ganti rugi dan mendesak pihak rumah sakit untuk bertanggung jawab. Akhirnya, pihak rumah sakit mengakui bahwa itu adalah kesalahan yang dilakukan oleh dokter dan mereka, alhasil pihak rumah sakit mengatakan siap menanggung semua biaya rumah sakit temen ibu ane ini. Akhirnya keluarga mulai percaya lagi terhadap rumah sakit ini, ayah temen ibu ane sempet bertanya "apakah pihak rumah sakit dan dokter masih bisa menangani pasien, kalo tidak saya minta pasien di rujuk ke rumah sakit yang lebih baik lagi dengan biaya dari rumah sakit swasta X ini". Pada saat itu pihak rumah sakit menyanggupi untuk merawat temen ibu ane. Beberapa hari kemudian temen ibu ane meninggal. Mulai timbul kecurigaan, apakah pihak rumah sakit dengan sungguh2 menangani pasien? Setelah meninggal dan pasien dibawa pulang kerumah, pihak rumah sakit tidak ada yang datang ke rumah temen ibu ane,sekedar mengucapkan berbela sungkawa. Malah menyuruh bapak temen ane untuk dateng ke rumah sakit dan membicarakan perihal ini.
Keluarga temen ane ini termasuk orang yang legowo, bapaknya berkata "Untuk apa lagi memperjuangkan atau menuntut ganti rugi, toh yang diperjuangkan juga sudah meninggal"

Sampai saat ini pihak rumah sakit tidak pernah menampakaan batang hidungnya untuk meminta maaf, keluarga juga tidak menuntut lagi, padahal sebelum biaya rumah sakit ini ditanggung oleh pihak rumah sakit. Keluarga masih membayar biaya opname sebelumnya, yang satu malam mencapai 1 juta lebih. Betapa luar biasa kebesaran hati keluarga temen ibu ane.

Mirisnya rumah sakit dan dokter di Indonesia. Mereka sibuk menuntut kenaikan gaji, mereka sibuk bilang bahwa mereka adalah pahlawan, tetapi terkadang mereka lupa bahwa pasien mereka adalah manusia. Saya tahu, saya butuh dokter untuk mengobati saya kala sakit, saya tahu bahwa dokter adalah penyelamat. Tapi bisakah proesionalisme seorang dokter di Indonesia ditingkatkan, bisakah kualitas dokter meningkat dikala banyak universitas swasta membuka fakultas kedokteran, dikala saat ini untuk menjadi dokter butuh banyak uang. Saya tahu tidak semua dokter karakternya seperti apa yang saya jabarkan diatas. Saya pernah punya temen kosan dokter yang memang rajin belajar,saya punya paman yang juga dokter. Tapi dominasi dokter menjadi oknum, banyak sekali.

Cerita ini saya publish lagi karena saya sedang berada dirumah temen ane, karena baru sempet dateng dan menginap untuk berbela sungkawa pada temen ane akibat banyak tugas.

Semoga cerita ini dapat menjadi pelajaran buat semua orang yang membaca termasuk dokter, calon dokter atau orang yang bercita-cita jadi dokter : jujurlah pada diri sendiri, pantaskah anda menjadi dokter? yakinkah anda menjadi dokter? dan tolong perbaiki lagi, niat kalian menjadi dokter untuk apa. Jangan hanya idealis saat koas atau saat menjadi residen atau saat awal2 menjadi dokter setelahnya kalian lupa tentang keidealisan kalian. Kalo kalian tidak sanggup menjadi dokter, lebih baik mengundurkan diri/jangan jadi dokter. Karena konsumen dokter adalah manusia yang hanya memiliki 1 nyawa
emoticon-Sorry emoticon-Sorry

Lokasi rumah sakit ini di Plumbon cirebon , Sekedar info lanjutan rumah sakit ini sedang ada dan menjadi berita terhangat di radar cirebon karena menolak dan memulangkan pasien UGD yang tidak sanggup membayar. Tuhan memang tidak pernah tidur, dia membalas perbuatan rumah sakt ini dengan cara lain. Buat orang cirebon, saya yakin kalian tahu rumah sakit apa yang saya maksudkan.
emoticon-Sorryemoticon-Sorry
0
1.5K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan