- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Pemilu kian mempertegas konflik etnis di Malaysia


TS
azroel3
Pemilu kian mempertegas konflik etnis di Malaysia

Setelah Perdana Menteri Malaysia Najib Razak kemarin mengumumkan pembubaran parlemen untuk bersiap mengadakan pemilihan umum, Malaysia kini berada dalam kondisi yang bisa mempertegas konflik etnis.
"Pemilu mendatang akan berdasarkan politik ras," kata Ibrahim Suffian, direktur Merdeka Center, lembaga survei independen. "Koalisi berkuasa saat ini berpendapat mereka bisa menjaga stabilitas. Pihak oposisi lebih cenderung mengedepankan politik berdasarkan kelas, bukan ras," kata dia seperti dilansir The New York Times, Kamis (4/4).
Sejak merdeka pada 1957, Malaysia dikuasai oleh koalisi Barisan Nasional yang merupakan gabungan tiga partai berdasarkan tiga ras berbeda yaitu Melayu, sebagai etnis terbesar, China, dan India. Namun dalam beberapa tahun terakhir hubungan ketiga ras itu memburuk.
Para pemilih beretnis China, sekitar 25 persen dari populasi Malaysia berjumlah 30 juta, kini sudah banyak meninggalkan koalisi. Etnis Melayu yang mendominasi hierarki politik selama lima dekade terakhir juga mulai pecah.
"Bagaimana sebuah negeri bisa bertahan berdasarkan etnis? Itu seperti Afrika Selatan 30 tahun lalu," kata Nariza Hashim, seorang calon pemilih di Ibu Kota Kuala Lumpur yang mengaku seorang Melayu, tapi sekaligus mempunyai keturunan China, India, dan Skotlandia.
Meski kakeknya adalah mantan petinggi Organisasi Bangsa Melayu Bersatu (UMNO), salah satu anggota partai koalisi, Nariza menyebutkan kelima anaknya kebingungan dengan perbedaan etnis. "Mereka tidak tahu kenapa seseorang harus dilihat etnisnya untuk duduk di pemerintahan."
Kehadiran Internet semakin membuat generasi muda Malaysia tidak percaya lagi dengan apa yang mereka baca di media cetak nasional. Sekitar dua per tiga rakyat Malaysia kini merupakan pengguna Internet aktif. Hal itu membuat kelompok oposisi lebih mudah menjaring suara mereka.
"Kebanyakan informasi tentang keadaan negeri saya ketahui dari apa yang disampaikan teman saya di Facebook," kata Pei Ting Tham, 27 tahun, seorang instruktur olah raga.
Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim, mantan wakil perdana menteri. Meraih banyak suara pada pemilu 2008. Dia memenangkan tujuh negara bagian dan mendapat banyak kursi di parlemen. Banyak kalangan melihat pemilu mendatang adalah kesempatan bagi oposisi untuk memenangkan pemilu.
Para pemilih beretnis China banyak merasa seperti warga negara kelas dua dibanding etnis Melayu. Lembaga pemerintah, bank, kampus-kampus banyak mengesampingkan warga beretnis China Malaysia. "Kami selalu merasa seperti belum sepenuhnya diakui warga negara," kata Tham, seorang instruktur olah raga yang mengaku akan memilih oposisi pada pemilu mendatang.
sumber: http://m.merdeka.com/dunia/pemilu-ki...-malaysia.html



ini negara kok masi pake Apartheid ya?

akankah ada 98 versi malon

lumayan ada tontonan lah



Quote:
Diubah oleh azroel3 04-04-2013 09:58
0
4.5K
47


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan