Jakarta, (Analisa). Produk furniture dan kerajinan tangan asal Indonesia sangat diminati di China dalam event China International Furniture Fair yang berlangsung 18-21 Maret 2013 di kawasan China Import & Export, Guangzhou, China.
“Produk UKM Indonesia berhasil memikat para buyer karena menampilkan karya kreatif produk furniture khas Indonesia,” kata Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Neddy Rafinaldy Halim di Jakarta, Senin.

Neddy menambahkan, publik di China menilai produk furniture dan kerajinan tangan asal Indonesia sangat dominan dalam mengekspresikan karakter budaya, etnik, klasik dan keunikan tersendiri, baik dalam hal bahan baku maupun desain yang sangat berbeda dibanding produk negara lain.

Selama pameran CIFF berlangsung, UKM yang difasilitasi Kementerian Koperasi dan UKM untuk berpameran dalam event itu telah berhasil memperoleh komitmen transaksi sejumlah buyers dari beberapa negara seperti China, Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Belanda, Italia, India, Jepang, dan Kanada, bahkan buyer lokal dari beberapa provinsi di China.

Pihaknya mencatat nilai transaksi (komitmen jangka panjang) mencapai 1,590 juta dolar AS dengan nilai transaksi langsung senilai 49.120 dolar AS.

“Produk furniture dan kerajinan tangan UKM Indonesia terbukti mampu bersaing di pasar global melalui partisipasi KUKM dalam ajang promosi terbesar dunia ini,” katanya.

China International Furniture Fair berlangsung pada 18-21 Maret 2013 di kawasan China Import & Export, Guangzhou, China yang luasnya mencapai 880.000m2.

Sementara penyelenggaraan China International Furniture Fair (CIFF) ke-30 di Guangzhou itu menempati lokasi seluas 190.000m2 dengan total peserta pameran sebanyak 4.500 exhibitor.

“Pameran ini mendatangkan lebih dari 150.000 buyers dari berbagai negara dengan menampilkan produk terbaru mancanegara dengan tema Mo-dern dan Klasik Furniture,” katanya.

Kehadiran UKM furniture Indonesia dalam event bergengsi itu, kata Neddy, merupakan sinergi Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian bekerjasama dengan ASMINDO (Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia) dan AMKRI (Asosiasi Mebel Kayu dan Rotan Indonesia).

Pada pameran itu Pavilion Indonesia menempati ruang seluas 230m2 dengan memfasilitasi 23 pengusaha/UKM Indonesia berpameran di dalamnya.

Neddy mengatakan, pihaknya dalam event ini memfasilitasi 10 UKM yang menampilkan produk berkualitas, etnik dan khas Indonesia, karya kreatif di bidang Furniture dan Handicraft, yaitu Abiyasa Gallery, Nuansa Kayu Bekas, Yogya Indo Global, Indoexim International, CV. Property, Sunvisi International, Teak 123, PT. Elmas Natura, Griya Kriyasta Nugraha, dan Philnesia International.

Neddy Rafinaldy didampingi Plt. Konjen RI di Guangzhou China, Gantosori Tanjung melakukan kunjungan dan meninjau paviliun Indonesia pada hari terakhir CIFF pada 21 Maret 2013.

“Kami menilai produk furniture UKM dan kerajinan kayu berkualitas hasil sentuhan pelaku UKM Indonesia telah memperoleh media promosi dan prospek pasar yang sangat cerah melalui partisipasi dalam event ini,” katanya.

Menurut dia, keberhasilan itu ditunjukkan dengan habisnya seluruh produk yang dipamerkan dan sejumlah pesanan yang diperoleh UKM serta antusiasnya para buyers dalam merespon kehadiran produk furniture dan kerajinan UKM Indonesia yang memenuhi kebutuhan, selera dan harga yang sesuai kebutuhan buyers mancanegara.

“Saya berharap upaya ini dapat meningkatkan daya saing dan perluasan pangsa pasar ekspor furniture dan kerajinan Indonesia terutama dalam mendongkrak ekspor Indonesia,” kata Neddy Rafinaldi Halim. (Ant)

http://www.analisadaily.com/news/201...nati-di-china/

mantap nih,peluang yg bagus