[url]http://news.detik..com/read/2013/03/19/072234/2197428/10/penghuni-panti-gangguan-jiwa--i-want-to-be-successful-i-want-to-go-home[/url]
untuk ilustrasi saja, bukan gambaran elvira
Quote:
Selasa, 19/03/2013 07:22 WIB
Penghuni Panti Gangguan Jiwa : 'I Want to be Successful, I Want To Go Home'
Syarifah Nur Aida - detikNews
Jakarta - "Hello, How are you?" sapa wanita berkulit hitam manis yang bernama Elvira. Sekilas mungkin tidak ada yang istimewa melainkan Elvira adalah penghuni Panti Sosial Bina Laras, Cipayung, yang menjadi tempat penampungan orang yang sakit jiwa.
Jangan menganggap Elvira lemah di bidang akademis. Walaupun menderita masalah kejiwaan, Elvira adalah sarjana sastra Inggris dari universitas swasta terkemuka di Jakarta 17 tahun lalu.
"Aku dulu kuliah sambil kerja di Hotel Grand Hyatt jadi pelayan. Tapi, tahun '98 aku dipecat, katanya aku gila," tuturnya kepada detikcom di Panti sosial, Cipayung, Jakarta Timur, Senin (18/3/2013).
Elvira sudah 3 tahun menghuni panti Bina Laras. Wanita asal Padang ini, sebelumnya menghuni sebuah panti jiwa di Ceger, tak jauh dari tempatnya saat ini.
Ia dipindah karena tak betah di tempat lama. Vira, begitu Elvira biasa disapa, masih ingat mengapa ia menjadi penghuni panti.
"Aku terancam di rumah, anakku diambil kakakku pas aku baru melahirkan, perempuan anakku. Kata kakakku aku di sini saja nanti dikasih duit sama dia, eh ternyata nggak. Kakakku nggak datang-datang," ujarnya sambil menangis.
Vira adalah anak bungsu dari 5 bersaudara. Menurutnya, kakak perempuan tertua sering memukulinya. Sang kakak juga merampas buah hati yang kala itu baru dilahirkannya. Vira dianggap membahayakan.
"Kalau ada aku, mereka bilang, 'Pukul saja tuh, tendang, orang gila itu'," kenangnya sembari menyeka air matanya.
Vira sudah lama tak bertemu suaminya yang hobi bermain judi, yang meninggalkannya bahkan sebelum anak mereka lahir. Sambil sesekali memegangi perutnya, Vira ingin sekali bertemu anak perempuannya yang tahun ini menginjak usia 5 tahun.
"Aku mau pulang mau lihat anak, nggak mau ketemu kakak. Takut ditendangi," kata Vira.
Wanita yang hobi meminum kopi ini, kemudian mengajak detikcom berbincang dengan menggunakan bahasa Inggris. Ditanya apa tujuan hidupnya, ini jawaban Vira:
"I want to be succesful, I want to go home, but my family won't accept me. I miss my daughter, she hates me because my family told her I am crazy. I have cried everyday remembering her,"
(Saya ingin menjadi sukses, saya ingin pulang, tetapi keluarga tidak mau menerima saya. Saya rindu anak perempuan saya, dia benci saya karena keluarga saya bilang padanya bahwa saya gila. Saya menangis setiap hari mengingat anak saya)
Lalu, apa sesungguhnya Vira sadar ia mengalami gangguan jiwa?
"I know I'm crazy. But just a little bit. I'm just so anxious. But not mad. I won't punch you because my sister did punch me and it hurts," tutupnya.
(Saya tahu saya gila. Tapi, hanya sedikit saja. Saya cuma sangat cemas. Tapi tidak gila. Saya tidak akan memukul Anda, karena kakak saya memukul saya dan itu rasanya menyakitkan)
(gah/trq)
semoga cepat sembuh... ntar gantian si dokter real madrid palsu yang masuk sana.