MUNGKIN Ny. Halimah, 23, perempuan paling gatel sekota Palembang. Bayangkan, anak sakit butuh tablet penyembuh, eh dia malah sibuk jalan-jalan dengan PIL-nya. Tentu saja Farid, 25, sebagai suami jadi marah besar, sehingga istrinya dilaporkan ke Polresta.
Kelakuan ayam kadang lebih baik dari pada makhluk bernyawa yang bernama manusia. Perhatikan induk ayam (babon) itu; dia tak pernah meninggalkan kuthuk (anak ayam)-nya sendirian. Dia akan selalu mengawal dan menemani. Bahkan bila si anak ayam tertinggal barang sebentar, dia akan prak-prakan (panik) dan segera mendekati. Dalam kondisi demikian dia akan menghindari erekan kalangan jago, yang maunya ngajak kawiiiin melulu.
Nah, Ny. Halimah dari Kelurahan 24 Ilir, Kecamatan Ilir Barat (IB) I Palembang ini, mentalnya kalah dengan induk ayam. Dikala anak terkapar sakit butuh obat, saat suaminya membezuk malah ditinggal pacaran dengan PIL (pria idaman lain). Padahal si upik sudah teriak-teriak tak mau ditinggal, eh Halimah malah tetep pergi mengejar kenikmatan sesaat. Coba, bagaimana perasaan Farid sebagai suaminya?

Pasangan Halimah – Farid memang termasuk keluarga muda. Mereka menikah baru 2 tahun lalu. Namun dalam usia sependek itu, godaan setan telah datang beruntun. Halimah tergoda lelaki lain yang bisa memberikan kepuasan materil, sedangkan Farid sebagai pekerja tidak tetap, bisanya hanya memberikan kepuasan onderdil. Padahal namanya orang hidup, apa bisa kenyang hanya dengan mesra-mesraan terus macam burung merpati?
Awalnya Halimah memang sangat mencintai Farid, sehingga dalam usia begitu muda mereka siap berkoalisi. Tapi setelah menjadi suami istri, mulailah erosi cinta itu terjadi. Ternyata Farid bukanlah sosok yang dibayangkan selama ini. Dia hanya pandai merayu saat pacaran dulu, tapi bukan pencari uang yang lincah. Dua tahun berumah tangga Halimah tak pernah diberi uang berlebih. Bahkan yang sering terjadi dari bulan ke bulan selalu tekor, karena Farid penghasilannya tidak menentu.
Dalam kondisi ekonomi yang pas-pasan, Halimah berkenalan dengan anak muda bernama Johan, 30. Dia memang lebih tua dari suaminya, tapi lebih dewasa dan pintar cari uang. Ukurannya adalah, sudah punya mobil meski hanya model roti tawar (minibus). Sedangkan suaminya, boro-boro mobil. Pakai sepeda motor saja masih pakai Honda 69 yang bunyinya ngoook engook …..itu. Jadi secara pengamatan kasat mata, Farid termasuk keluarga ekonomi tertinggal.
Paling ironis sekaligus nylekuthis (hina), di kala anak semata wayangnya sakit, kisah cinta bawah tanah itu justru semakin menggebu-gebu. Johan ternyata juga bukan lelaki penuh tenggang rasa. Sementara Halimah sibuk dengan anaknya yang sakit, dia nyosorrrr saja pengin ngajak jalan-jalan. Tapi anehnya, Halimah selalu melayani. Sepertinya, istri Farid ini lebih berat ke enak daripada anak!
Sejak ketahuan punya PIL, Halimah memang “perang dingin” dengan suaminya. Tak lagi nyaman di rumah, dia sengaja pulang ke rumah orangtuanya sekaligus mengajak si Upik yang sedang sakit. Sebagai ayah dengan sendirinya Farid sering menengok anaknya. Tapi sungguh sial, di kala jalan kaki menuju rumah mertua, eh….malah diserempet Johan dengan mobilnya. Entah sengaja entah kebetulan, andaikan tidak cepat menghindar jangan-jangan wasalam oleh PIL istrinya.
Suasana berikutnya makin tak nyaman saja. Di rumah mertua si Upik nampak semakin serius dengan penyakitnya. Dia butuh tablet, tapi ibunya ternyata malah sibuk dengan PIL-nya. Terbukti, begitu bapak/suaminya datang Halimah malah pergi bersama PIL-nya. “Mama, mamaaaa…..”, begitu tangis si Upik, tapi Halimah tetap saja pergi. Habis sudah kesabaran Farid, sehingga istrinya pun dilaporkan ke Polresta Palembang. Katanya, “Kami memang ado masalah, kini istriku tinggal di rumah orangtuanyo…..!”

Oo, Halimah memang layak ditonyo!