- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Serbuan AS Bikin Irak Sengsara


TS
nubitrolololo
Serbuan AS Bikin Irak Sengsara

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Serbuan Amerika Serikat ke Irak menggulingkan Saddam Hussein untuk mengabadikan demokrasi liberal di jantung Tengah Timur itu menghasilkan kekerasan aliran dan perselisihan politik tak berkesudahan.
Saat diluncurkan seabad lalu dengan pernyataan tujuan memusnahkan senjata pemusnah milik Saddam, yang pernah ditemukan, pusat perpecahan perang cepat bergeser ke memperkuat Irak sebagai sekutu Barat di wilayah goyah tersebut.
Tapi, penggulingan Saddam memberikan Iran, tetangga bukan Arab Irak, kesempatan untuk secara tajam meningkatkan pengaruh di negara itu, dengan alasan mendua, kata diplomat Barat.
Sejak kepergian pasukan Amerika Serikat pada akhir 2011, Washington sering berjuang untuk mengerahkan pengaruh atas Baghdad.
"Ada alasan dibuat-buat, yakni senjata pemusnah, kaitan dengan Al Qaida, dan ancaman keamanan Amerika Serikat," kata Crispin Hawes, direktur Timur Tengah dan Afrika Utara kelompok penasehat Eurasia Group, yang berpusat di London. "Hal itu terlihat menggelikan sekarang," katanya.
Ada alasan mendasar bahwa Irak tidak hanya akan menjadi sekutu Amerika Serikat, namun pemulihan cepat perekonomian Irak akan menjadi mesin pertumbuhan tidak hanya untuk Irak, tapi seluruh wilayah itu, dan memberikan semacam teladan bagi kawasan tersebut, tambahnya. "Itu terlihat ironik mengerikan sekarang," katanya.
Meskipun perangnya relatif singkat -dimulai pada 19 Maret 2003, Baghdad jatuh pada 9 April, dan Presiden Amerika Serikat George W Bush secara hina menyatakan tugas selesai pada 1 Mei-, akibatnya adalah kekerasan dan berdarah.
Gerilyawan melakukan semakin sering membom dan menembak serta Irak meledak menjadi ajang pertumpahan darah aliran, yang menewaskan puluhribuan orang sesudah serangan pada 22 Februari 2006 terhadap tempat suci Syiah di Samarra.
Sebagian besar sekutu Amerika Serikat, meskipun dengan iuran jangka panjang berarti dari Inggris pada khususnya, secara teratur melawan Sunni dan Syiah di seluruh negeri itu, dari benteng Sunni di Fallujah dan Mosul ke kota Syiah, Najaf dan Basra.
Sejak serbuan itu, setidak-tidaknya 110.000 warga Irak, beberapa ribu polisi dan tentara, serta 4.800 tentara asing -sebagian besar dari mereka asal Amerika Serikat- tewas dalam pembantaian tersebut.
Kekerasan, yang tetap tinggi dengan ukuran dunia, hanya turun sejak 2008 dan seterusnya, saat gelombang pasukan Amerika Serikat bertepatan dengan pejuang Sunni memutuskan berpihak pada pasukan negara adidaya itu. Tapi, rujuk politik, tujuan strategis gelora itu, tidak pernah sepenuhnya tercapai.
Dari perselisihan wilayah di utara ke pertanyaan atas pendapatan besar negara energi negara itu, sejumlah soal tingkat tinggi tetap tak terselesaikan, sementara rakyat Irak tetap bergulat dengan perjuangan sehari-hari, mulai dari kemiskinan penyediaan layanan dasar hingga ketinggian tingkat pengangguran.
Redaktur : Djibril Muhammad
Sumber : Antara/ AFP
http://www.republika.co.id/berita/in...-irak-sengsara
lagi2 asu

0
1.2K
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan