- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
OpMyanmar SaveMuslims !


TS
jiezlee15
OpMyanmar SaveMuslims !
WELCOME TO MY THREAD


Spoiler for No Repost:

Quote:
Quote:


Quote:


Quote:
Quote:
Agan-agan tau Negara Myanmar?
Quote:

Republik Persatuan Myanmar (juga dikenal sebagai Birma, disebut "Burma" di dunia Barat) adalah sebuah negara di Asia Tenggara. Negara seluas 680 ribu km² ini telah diperintah oleh pemerintahan militer sejak kudeta tahun 1988. Negara ini adalah negara berkembang dan memiliki populasi lebih dari 50 juta jiwa. Ibu kota negara ini sebelumnya terletak di Yangon sebelum dipindahkan oleh pemerintahan junta militer ke Naypyidaw pada tanggal 7 November 2005.
Quote:
Quote:
Terus ada apa dengan Muslim disana gan?

VIVAnews - Human Right Watch (HRW) pada Rabu 1 Agustus 2012 mengeluarkan laporan yang menunjukkan kekerasan oleh aparat keamanan terhadap Muslim Rohingya pada bentrokan antara Juni-Juli lalu. Dalam laporan tersebut, HRW mengambil kesaksian 57 warga Rohingya dan Rakhine yang terlibat bentrok.
Laporan setebal 56 halaman itu berjudul "Pemerintah Seharusnya Menghentikan Ini: Kekerasan Sektarian dan Pelanggaran di Arakan." HRW mengecam pemerintah Myanmar yang dinilai tidak mampu melindungi warga Rohingya, malah justru ikut serta membunuh dan merudapaksa mereka. Dalam laporan, tidak disebutkan nama asli saksi, demi keamanan mereka.
Salah seorang Muslim Rohingya berusia 36 tahun mengatakan bahwa tentara Myanmar ikut berada dalam barisan etnis Rakhine di Arakan, turut menembaki warga. Polisi hanya melihat saat warga Rohingya disabet parang dan tongkat.
"Mereka (Arakan) membakar rumah-rumah. Ketika (warga Rohingya) mencoba memadamkan api, paramiliter menembaki mereka. Massa memukuli mereka dengan tongkat besar. Kami mengumpulkan 17 mayat dengan bantuan tentara. Saya cuma bisa mengenali satu orang, namanya Mohammad Sharif. Saya lihat peluru menembus dada kirinya," kata saksi.
Saksi lainnya yang berusia 28 tahun membenarkan hal ini. Dia mengatakan bahwa tentara menembaki mereka dari dekat. Dia bahkan mengatakan korban saat itu berjumlah 50 orang. Saksi lain berusia 36 tahun mengatakan korban jatuh terdiri dari wanita dan anak-anak. "Saya lihat enam orang tewas. Satu wanita, dua anak-anak, dan tiga lelaki," kata dia.
Seorang wanita Rohingya di Sittwe berusia 38 tahun mengatakan pada HRW bahwa pada Juni lalu 50 orang Arakan mengepung rumahnya. Saat itu, sama sekali tidak ada kehadiran polisi dan aparat keamanan.
"Mereka menunjuk rumah kami dan bilang 'Ini adalah rumah Muslim' lalu 10 orang naik ke atas. Ipar saya berusaha kabur dengan lompat keluar jendela. Ketika melompat, orang-orang di luar menangkap dan menggorok lehernya. Kami sembunyi di balik pintu yang sulit ditembus. Mereka bilang 'keluar atau kami bakar, pilih mana?'," kata wanita itu.
Suami wanita tersebut adalah seorang pengusaha yang kerap berhubungan dengan polisi. Ketika suaminya menelepon kenalan polisinya, tidak diangkat. Dia, suami, mertua, dua pembantu dan tetangganya dipukuli. Beruntung, massa lainnya melerainya. Jika tidak, dipastikan mereka tewas.
Lalu massa mengarak mereka ke kantor polisi. Sepanjang perjalanan, mereka jadi bulan-bulanan massa. "Ketika kami sampai, ada 200-300 orang polisi. Beberapa dari mereka teman suami saya. Dia (suami) bertanya, 'kenapa tidak melindungi kami?' polisi itu menjawab 'Kami belum mendapat perintah untuk bergerak. Kami masih menunggu perintah'," lanjutnya lagi.
Pemerintah Myanmar melaporkan 77 orang tewas dalam peristiwa tersebut. Namun, jumlahnya diperkirakan jauh lebih banyak daripada itu. Dalam laporan HRW, aparat dikatakan melarang Muslim Rohingya untuk mengubur kerabat mereka yang tewas dengan cara Islami, beberapa akhirnya dikremasi.
"Saat kekerasan terjadi pada 8 Juni, mayat-mayat ditumpuk dekat jembatan. Kami tidak boleh mengambilnya, untuk mengubur secara agama. Saat ini, jika seseorang melihat ke bawah jembatan, mereka bisa melihat mayat di bawahnya," kata seorang saksi lain. (eh)
Quote:
VIVAnews - Human Right Watch (HRW) pada Rabu 1 Agustus 2012 mengeluarkan laporan yang menunjukkan kekerasan oleh aparat keamanan terhadap Muslim Rohingya pada bentrokan antara Juni-Juli lalu. Dalam laporan tersebut, HRW mengambil kesaksian 57 warga Rohingya dan Rakhine yang terlibat bentrok.
Laporan setebal 56 halaman itu berjudul "Pemerintah Seharusnya Menghentikan Ini: Kekerasan Sektarian dan Pelanggaran di Arakan." HRW mengecam pemerintah Myanmar yang dinilai tidak mampu melindungi warga Rohingya, malah justru ikut serta membunuh dan merudapaksa mereka. Dalam laporan, tidak disebutkan nama asli saksi, demi keamanan mereka.
Salah seorang Muslim Rohingya berusia 36 tahun mengatakan bahwa tentara Myanmar ikut berada dalam barisan etnis Rakhine di Arakan, turut menembaki warga. Polisi hanya melihat saat warga Rohingya disabet parang dan tongkat.
"Mereka (Arakan) membakar rumah-rumah. Ketika (warga Rohingya) mencoba memadamkan api, paramiliter menembaki mereka. Massa memukuli mereka dengan tongkat besar. Kami mengumpulkan 17 mayat dengan bantuan tentara. Saya cuma bisa mengenali satu orang, namanya Mohammad Sharif. Saya lihat peluru menembus dada kirinya," kata saksi.
Saksi lainnya yang berusia 28 tahun membenarkan hal ini. Dia mengatakan bahwa tentara menembaki mereka dari dekat. Dia bahkan mengatakan korban saat itu berjumlah 50 orang. Saksi lain berusia 36 tahun mengatakan korban jatuh terdiri dari wanita dan anak-anak. "Saya lihat enam orang tewas. Satu wanita, dua anak-anak, dan tiga lelaki," kata dia.
Seorang wanita Rohingya di Sittwe berusia 38 tahun mengatakan pada HRW bahwa pada Juni lalu 50 orang Arakan mengepung rumahnya. Saat itu, sama sekali tidak ada kehadiran polisi dan aparat keamanan.
"Mereka menunjuk rumah kami dan bilang 'Ini adalah rumah Muslim' lalu 10 orang naik ke atas. Ipar saya berusaha kabur dengan lompat keluar jendela. Ketika melompat, orang-orang di luar menangkap dan menggorok lehernya. Kami sembunyi di balik pintu yang sulit ditembus. Mereka bilang 'keluar atau kami bakar, pilih mana?'," kata wanita itu.
Suami wanita tersebut adalah seorang pengusaha yang kerap berhubungan dengan polisi. Ketika suaminya menelepon kenalan polisinya, tidak diangkat. Dia, suami, mertua, dua pembantu dan tetangganya dipukuli. Beruntung, massa lainnya melerainya. Jika tidak, dipastikan mereka tewas.
Lalu massa mengarak mereka ke kantor polisi. Sepanjang perjalanan, mereka jadi bulan-bulanan massa. "Ketika kami sampai, ada 200-300 orang polisi. Beberapa dari mereka teman suami saya. Dia (suami) bertanya, 'kenapa tidak melindungi kami?' polisi itu menjawab 'Kami belum mendapat perintah untuk bergerak. Kami masih menunggu perintah'," lanjutnya lagi.
Pemerintah Myanmar melaporkan 77 orang tewas dalam peristiwa tersebut. Namun, jumlahnya diperkirakan jauh lebih banyak daripada itu. Dalam laporan HRW, aparat dikatakan melarang Muslim Rohingya untuk mengubur kerabat mereka yang tewas dengan cara Islami, beberapa akhirnya dikremasi.
"Saat kekerasan terjadi pada 8 Juni, mayat-mayat ditumpuk dekat jembatan. Kami tidak boleh mengambilnya, untuk mengubur secara agama. Saat ini, jika seseorang melihat ke bawah jembatan, mereka bisa melihat mayat di bawahnya," kata seorang saksi lain. (eh)
Quote:
Waduh parah banget Myanmar, Terus OpMyanmar itu apaan gan ?

Jadi Indonesian Fighter Cyber adakan Operation Myanmar #OP Myanmar.Kembali membara semangat bertarung pejuang Indonesia Cyber. Setelah sebelumnya heboh dengan aksi pengangkapan Wildan a.k.a MJL007 oleh Polri, kini Operation atau #OP baru kembali dilakukan. Adalah #OP Myanmar yang kali ini sedang membara, OP ini dipicu oleh Tindakan pemerintahan Myanmar yang menindak seenaknya saja warga Muslim di wilayahnya. Belum lagi serangan hacker-hacker Myanmar yang mendeface website Indonesia, dan berisikan dengan hinaan terhadap Indonesia, juga terhadap Agama Islam.

Hal itu pun tentu tidak bisa diterima oleh Pejuang-Pejuang Cyber Indonesia. Tidak terima dengan hal ini, INDONESIAN FIGHTER CYBER pun langsung merespon dengan mengadakan #OPMyanmar ini.
Berbagai situs myanmar dengan berdomainkan .mm pun menjadi target serangan DDoS maupun Deface.
Hacker Myanmar pun juga menyerang balik website website Indonesia dengan mencela negara kita ini. Sontak hal ini membuat semakin Panasss!!
Berikut beberapa Kutipan-kutipan yang dibuat, akibat Perlakuan Muslim di myanmar, dan sebab OP ini diadakan :
"... Bismillahir Rahmanir Rahiim
orang2 myanmar sudah sangat berlebihan, mereka sudah menghina bangsa Indonesia dan juga menghina agama Islam dengan mendeface site2 Indonesia dan memasang tampilan deface yang sangat menistakan, maka tidak sepatutnya kita tinggal diam menyaksikan penghinaan ini. Mari teman2, para attacker Indonesia, para defacer Indonesia, hacker2 Indonesia, kita beli apa yang mereka jual, ratakan site2 myanmar. Tapi kita tetap punya rule, sebisa mungkin hindari attack dan deface site2 pendidikan dan site2 kemanusiaan [RS]. Bagaimanapun juga kita tetap harus menghormati ILMU dan menjunjung nilai KEMANUSIAAN. prioritaskan hajar site2 resmi pemerintahan, site2 perbankan dan site2 bisnis myanmar. sampaikan pesan #Operation myanmar "STOP GENOCIDE IN myanmar and Respect The Beliefs, Different Religious"
Satu Niat - Satu Semangat - Satu Komando "
Tidak hanya itu, myanmar pun menyisipkan gambar hewan b*b* dan menghina Islam, gambar itu sengaja admin tidak muat. Ingin bergabung? Join di Link dibawah, admin sangat mendukung OP ini
Myanmar insulting religion islam
please coming, #OP Myanmar
Facebok #OpMyanmar
We are Anonymous
We are Legion
We do not forgive
We do not forget
Expect us
Mari kita sampaikan pesan untuk hentikan genocide di myanmar, ini masalah kemanusiaan.
Let us convey the message to stop the genocide in Myanmar, this humanitarian problem.

Quote:
Jadi Indonesian Fighter Cyber adakan Operation Myanmar #OP Myanmar.Kembali membara semangat bertarung pejuang Indonesia Cyber. Setelah sebelumnya heboh dengan aksi pengangkapan Wildan a.k.a MJL007 oleh Polri, kini Operation atau #OP baru kembali dilakukan. Adalah #OP Myanmar yang kali ini sedang membara, OP ini dipicu oleh Tindakan pemerintahan Myanmar yang menindak seenaknya saja warga Muslim di wilayahnya. Belum lagi serangan hacker-hacker Myanmar yang mendeface website Indonesia, dan berisikan dengan hinaan terhadap Indonesia, juga terhadap Agama Islam.
Quote:

Hal itu pun tentu tidak bisa diterima oleh Pejuang-Pejuang Cyber Indonesia. Tidak terima dengan hal ini, INDONESIAN FIGHTER CYBER pun langsung merespon dengan mengadakan #OPMyanmar ini.
Berbagai situs myanmar dengan berdomainkan .mm pun menjadi target serangan DDoS maupun Deface.
Hacker Myanmar pun juga menyerang balik website website Indonesia dengan mencela negara kita ini. Sontak hal ini membuat semakin Panasss!!
Berikut beberapa Kutipan-kutipan yang dibuat, akibat Perlakuan Muslim di myanmar, dan sebab OP ini diadakan :
"... Bismillahir Rahmanir Rahiim
orang2 myanmar sudah sangat berlebihan, mereka sudah menghina bangsa Indonesia dan juga menghina agama Islam dengan mendeface site2 Indonesia dan memasang tampilan deface yang sangat menistakan, maka tidak sepatutnya kita tinggal diam menyaksikan penghinaan ini. Mari teman2, para attacker Indonesia, para defacer Indonesia, hacker2 Indonesia, kita beli apa yang mereka jual, ratakan site2 myanmar. Tapi kita tetap punya rule, sebisa mungkin hindari attack dan deface site2 pendidikan dan site2 kemanusiaan [RS]. Bagaimanapun juga kita tetap harus menghormati ILMU dan menjunjung nilai KEMANUSIAAN. prioritaskan hajar site2 resmi pemerintahan, site2 perbankan dan site2 bisnis myanmar. sampaikan pesan #Operation myanmar "STOP GENOCIDE IN myanmar and Respect The Beliefs, Different Religious"
Satu Niat - Satu Semangat - Satu Komando "
Tidak hanya itu, myanmar pun menyisipkan gambar hewan b*b* dan menghina Islam, gambar itu sengaja admin tidak muat. Ingin bergabung? Join di Link dibawah, admin sangat mendukung OP ini
Myanmar insulting religion islam
please coming, #OP Myanmar
Facebok #OpMyanmar
We are Anonymous
We are Legion
We do not forgive
We do not forget
Expect us
Mari kita sampaikan pesan untuk hentikan genocide di myanmar, ini masalah kemanusiaan.
Let us convey the message to stop the genocide in Myanmar, this humanitarian problem.
Quote:
Ah Cuma akal-akalan indonesia doang kali gan 

Quote:
Dari situs Anonnews Mereka juga mendukung #OpMyanmar.
#Op MYANMAR
Burmese Government does not consider Rohingya Muslims as citizens and are hated by the Buddhists. Rohingyans have long demanded recognition as an indigenous ethnic group with full citizenship by birthright, claiming a centuries-old lineage in Rakhine. But the Government regards them as illegal immigrants from neighbouring Bangladesh and denies them citizenship.
UN Special Rapporteur on Human Rights in Myanmar, Tomás Ojea Quintana, said at a recent visit to Myanmar, discrimination against the Muslim commu
nity, particularly the Rohingyas in Rakhine State, was the root cause of the violence, stressing the need for the authorities to take steps to address “long-standing issues of deprivation of citizenship, freedom of movement, and other fundamental rights” for the Rohingyas.
Even Nobel Prize winner, Aung San Suu Kyi, does not consider Muslims as citizens. Speaking at London School of Economics meeting last week during her visit to the UK, she said Rohingya Muslims should be considered as permanent residents but not as citizens. During a press conference in Downing Street last Thursday, she did not condemn the killings of Rohingya Muslims, instead she said, “Ethnic conflict plaguing the country” should be investigated and “dealt with wisdom.”
Eight Muslim pilgrims along with one escort – a Muslim lady – and one helper, were killed in Taungup, at about 3:00pm on June 3 by a gang of hundreds of Buddhist Rakhines, according to a pilgrim who returned from Thandwe after seeing the eight Muslim pilgrims.
The victims were Muslim pilgrims returning to Rangoon in a bus from Thetsa Masjid in Thandwe, southern Arakan, on June 3. “The culprits were celebrating triumph spitting and tossing the wine and alcohol on the dead bodies lying on the road,” said an eye witness.
#Op MYANMAR
Burmese Government does not consider Rohingya Muslims as citizens and are hated by the Buddhists. Rohingyans have long demanded recognition as an indigenous ethnic group with full citizenship by birthright, claiming a centuries-old lineage in Rakhine. But the Government regards them as illegal immigrants from neighbouring Bangladesh and denies them citizenship.
UN Special Rapporteur on Human Rights in Myanmar, Tomás Ojea Quintana, said at a recent visit to Myanmar, discrimination against the Muslim commu
nity, particularly the Rohingyas in Rakhine State, was the root cause of the violence, stressing the need for the authorities to take steps to address “long-standing issues of deprivation of citizenship, freedom of movement, and other fundamental rights” for the Rohingyas.
Even Nobel Prize winner, Aung San Suu Kyi, does not consider Muslims as citizens. Speaking at London School of Economics meeting last week during her visit to the UK, she said Rohingya Muslims should be considered as permanent residents but not as citizens. During a press conference in Downing Street last Thursday, she did not condemn the killings of Rohingya Muslims, instead she said, “Ethnic conflict plaguing the country” should be investigated and “dealt with wisdom.”
Eight Muslim pilgrims along with one escort – a Muslim lady – and one helper, were killed in Taungup, at about 3:00pm on June 3 by a gang of hundreds of Buddhist Rakhines, according to a pilgrim who returned from Thandwe after seeing the eight Muslim pilgrims.
The victims were Muslim pilgrims returning to Rangoon in a bus from Thetsa Masjid in Thandwe, southern Arakan, on June 3. “The culprits were celebrating triumph spitting and tossing the wine and alcohol on the dead bodies lying on the road,” said an eye witness.


Diubah oleh jiezlee15 08-03-2013 02:47
0
3.6K
Kutip
21
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan