inilah..com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri prihatin dengan kontrak pertambangan yang melibatkan perusahaan asing. Bangsa Indonesia kurang menikmati keuntungan.
Ia teringat keputusan ayahnya, Presiden pertama Soekarno. Waktu masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, ia bertanya soal kontrak karya.

Soekarno ketika itu menolak apabila bangsa Indonesia menikmati keuntungan lebih sedikit dibandingkan yang diperoleh perusahaan asing dalam pengelolaan sumber daya alam.

Ia menjelaskan alasan ayahnya mengambil keputusan tersebut saat itu. Meski perusahaan tersebut harus mendatangkan alat-alat untuk mengeruk sumber daya alam, tetapi izin tetap berada di tangan pemerintah.

"Bapak saya pintar juga ya, ya mestinya begitu dong (sekarang)"ucapnya dalam pidato seminar "Menuju Undang-undang Migas Merah Putih" di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (27/2/2013). Namun, ia mengakui saat menjadi presiden, dipusingkan dengan persoalan kontrak

inilah..com, Jakarta - Kata "please" kini tedengar lebih sering diucapkan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam pidatonya.

Entah mengikuti gaya bicara anak muda sekarang atau memang ada hal lain yang ingin ia tekankan saat mengucapkannya. Yang pasti, berulang-ulang ia menyisipkan katabahasa Inggris yang biasa digunakan dalam percakapan sopan itu.

Itu antara lain saat ia berbicara di hadapan mahasiswa Universitas Pancasila (UP) di Jakarta, Rabu (5/9), mantan Presiden kelima tersebut memakai kata tersebut saat menyinggung isu suku, ras, agama, dan antargolongan (SARA).
"Please deh, jangan merusak Indonesia. Apa adek-adek (Mahasiswa UP) mau membuat kelompok-kelompok? Please jangan!" ujar Megawati.

Dalam pidato di rapat kerja nasionalkedua di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/10/2012), Mega kembalimenggunakan kata tersebut saat menyentil pemerintah saat ini terkait kedaulatan pangan.

"Please...berbicara kedaulatan pangan bukan lima tahun, sepuluh tahun, tapi long life ," ucapnya di hadapan ratusan pengurus daerah dan pusat yang hadir.

Kemudian di seminar "Menuju Undang-undang Migas Merah Putih"di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (27/2/2013), Mega juga mengucapkan kata tersebut berkali-kali. "Please," ucapnya.