- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[???] Misteri Kaspar Hauser


TS
sarnosantosa
[???] Misteri Kaspar Hauser
Spoiler for :








Spoiler for :
NO REPOST!!!
Cekidot!
Cekidot!
![[???] Misteri Kaspar Hauser](https://dl.kaskus.id/s15.postimage.org/y0l4bhihn/Pemilihan_001.png)
Tolong Bantu Kasih
Jangan Timpuk Pake
Kalo bisa bagi
nya!



Quote:
KISAH ANAK YANG KELAHIRAN DAN KEMATIANNYA PENUH TEKA-TEKI
Banyak versi yang beredar mengenai cerita ini, ada yang menganggap cerita ini hanya sebatas dongeng, takhayul, kabar bohong, atau bahkan sebuah sisi gelap dari terangnya kebenaran. Namun sesuatu yang tak bisa dijelaskan benar-benar terjadi...
Spoiler for kaspar hauser:
![[???] Misteri Kaspar Hauser](https://dl.kaskus.id/s24.postimage.org/6ubuxz8rp/A_1912_engraving_of_Kaspa_007.jpg)

Quote:
Kala itu, Mei 1828. Siang hari jalan Unschliff Square, Nurenberg Jerman dalam keadaan ramai dengan lalu lalang warga kota yang tengah dalam kesibukan. Namun seketika orang-orang di jalan itu gempar, lalu lintas yang tak begitu ramai mendadak kacau balau. Bukan disebabkan oleh kecelakaan atau kemacetan. Keadaan ini mendadak terjadi karena munculnya seorang bocah belasan tahun di jalan itu. Bocah itu seolah muncul dengan begitu saja entah dari mana asalnya.
Dengan sepasang kaki gemetar bocah itu nampak goyah menapak aspal. Ia seolah tak sanggup berdiri. Ia merintih pelan dan mengaduh kesakitan, tak peduli dengan orang-orang di sekelilingnya yang menatap heran.
Kepada orang-orang yang merubungnya ia bicara dalam bahasa yang tak dimengerti. Yang tak kalah aneh lagi tangan kirinya memegang amplop yang di atasnya tertera sebuah alamat: Kapten Skuadron ke-4, Resimen Kavaleri.
Para penolong segera membawa si bocah aneh itu ke alamat yang tertulis di amplop. Sambil menunggu tuan rumah, dengan rakus dan tanpa malu bocah itu menyikat roti dan minuman. Kegembiraan muncul di atas wajahnya yang muram saat sang kapten datang menemuinya.
Si bocah rupanya suka dengan seragam dan pedang yang dikenakan perwira itu. Ia selalu berucap "Aku ingin menjadi Kavaleri seperti ayahku" dan "tidak tahu" atau berteriak "kuda.. kuda.. kuda".
Si perwira membuka amplop yang dibawa si bocah. di dalamnya ternyata berisi dua pucuk surat. Namun tak ada satu pun menjelaskan dengan rinci asal muasalnya. Hanya saja sepucuk surat sepertinya berasal dari ibunya yang menuliskan tanggal 30 April 1812 sebagai hari ulang tahunnya, dan meminta siapa saja yang membaca untuk mengurus anak tersebut.
Dikatakan dalam surat itu, bahwa si bocah ber-Ayahkan seorang tentara dari kavaleri ke-6 dan sudah dibaptis. Menurut dugaan, anak itu adalah seorang keturunan bangsawan yang dibuang oleh keluarganya karena suatu skandal. Ada pula yang beranggapan bahwa bocah itu hanya seorang penipu.
Sang kapten yang mencoba bertanya kepada si bocah tak mendapat jawaban apa-apa. Ia berkesimpulan, kalau bocah itu salah satu pendatang liar dan sinting. Segera sang kapten mengontak polisi. Sama seperti si kapten kavaleri ini, ketika menginterogasi si bocah tak bernama, polisi hanya mendapatkan kalimat patah-patah yang tak jelas.
Setelah gagal mengorek keterangan dari mulut si bocah misterius, diam-diam polisi mengamati tingkah lakunya. Beberapa hari dalam pengawasan, bocah yang semula lemah ini menjadi cukup kuat dan sangat sehat. Tapi walaupun demikian, kakinya tampak melepuh dan berdarah meski tapak sepatunya lunak.
Tetap saja ada banyak hal yang terkesan aneh, misalnya si bocah mampu duduk tanpa bergerak selama berjam-jam dengan kaki menggantung. Seorang dokter menduga, ini akibat adanya distorsi pada sendi lutut dan tangan karena kebiasaan duduk dengan kaki tertekuk di depan sewaktu masih kanak-kanak. Ini juga yang menyebabkan si anak selalu goyah setiap kali mencoba berjalan secara normal.
Secara kejiwaan, dokter yang menanganinya merasa yakin, bocah ini tidak gila atau bodoh, melainkan hanya tertinggal dari pergaulan sosial. Anehnya lagi, si bocah selalu memilih tempat yang gelap dan duduk di sudut ruangan persis seperti seekor kucing. Banyak orang yang berkerumun untuk melihatnya makan, tidur, bahkan buang air. Namun sepertinya si bocah benar-benar tidak punya rasa malu.
Dalam diri si bocah, panca indera seperti yang dimiliki binatang justru berkembang dengan baik. Contohnya selain mempunyai pendengaran yang tajam, ia pun bisa melihat dalam gelap. Penciumannya mampu membedakan jenis pohon hanya dengan mencium daunnya. Namun bocah itu tak bisa membedakan sesuatu yang bernyawa dan tidak bernyawa atau benda mati, buktinya ia takut berdiri dekat jam dinding yang diyakininya sebagai makhluk hidup. Bahkan, ketika disodori cermin, ia buru-buru membalikkan cermin tersebut untuk mencari orang yang wajahnya tergambar di cermin tersebut.
Setelah sekian waktu berlalu, penguasa Nurenberg ketika itu menyerahkannya dalam pengawasan seorang pendidik yakni Prof. George Friedrich Daumer. Bagi Daumer, si anak merupakan contoh seseorang yang dipisahkan hubungannya dengan manusia, meski ia dapat tumbuh sempurna namun terkesan seperti orang primitif. Menurut Daumer, si bocah cukup berbakat dan sangat pandai. Memorinya juga sangat kuat. Ia pun belajar membaca, menulis, berbicara, menggambar dan banyak lainnya.
Ketika seseorang memberikan secarik kertas dan pena, hasilnya sungguh mengagetkan. Si bocah misterius ini dapat menulis di kertas dengan tulisan cakar ayam khas anak-anak. Anehnya hanya tiga kata yang muncul dalam tulisannya, yakni Reiter, Cavalryman, dan Kaspar Hauser. Hal inilah yang kemudian membuat ia dinamai Kaspar Hauser. Meski pada mulanya ia tidak menanggapinya, namun akhirnya ia semakin dikenal sebagai Kaspar Hauser. dan demikian Daumer menemukan bakat menggambar pada dirinya.
Seiiring berjalannya waktu, Hauser mengatakan versi yang berbeda dari kehidupan masa lalunya, yang kemudian ia tuliskan secara lebih rinci. Menurut ceritanya, ia menghabiskan hidup benar-benar sendirian di dalam penjara yang gelap sekitar dua meter panjangnya, dan lebar satu meter dengan hanya jerami untuk tidur dan kuda dari kayu untuk mainan. Ia mengatakan bahwa ia menemukan roti dan air di samping tempat tidurnya setiap pagi. Secara berkala air akan terasa pahit dan akan menyebabkan ia untuk tidur lebih banyak dari biasanya. Ketika ia terbangun, jerami telah berubah, rambut dan kukunya telah dipotong. Hauser mengatakan bahwa manusia pertama yang ia temui adalah seorang pria misterius yang mengunjunginya tidak lama sebelum ia dibebaskan, pria itu selalu berhati-hati untuk tidak mengungkapkan wajahnya kepada Hauser. Orang ini, kata Hauser, mengajarinya menulis namanya dengan memimpin tangannya. Setelah belajar untuk berdiri dan berjalan, ia dibawa ke Nurenberg. Selain itu, orang asing itu diduga mengajarkan dia untuk mengatakan kalimat "Aku ingin menjadi kavaleri, sepert ayahku" (dalam dialek Bavaria), namun Hauser mengklaim bahwa ia tidak mengerti apa yang dimaksud dengan kata-kata ini.
Kisah ini membangkitkan rasa ingin tahu yang besar dan membuat Hauser obyek perhatian internasional. Desas-desus muncul bahwa dia anak haram dari keturunan bangsawan.
Polisi yang mencari penjara bekas tempat tinggal Hauser pun tidak berhasil menemukannya. Yang jelas sejauh ini tak ditemui petunjuk pasti hubungan antara Hauser dengan Kavaleri ke-6.
Walau opini tentang dirinya masih simpang-siur tapi banyak orang yang percaya, bocah misterius ini berasal dari keluarga Bavaria.
Meski eksistensinya begitu kontroversial, namun riwayat hidup Hauser nyaris saja tidak berlangsung lama. Pada tanggal 7 Oktober 1829, ia ditemukan tak berdaya di ruang bawah tanah Dr. Daumer dengan luka parah di bagian dahi. "Aku dipukul oleh orang bertopeng" begitu kata Hauser.
Warga Nurenberg terkejut dengan berita penganiayaan ini, serangan tersebut jelas membuktikan, Hauser mempunyai musuh. Karena cemas, Dewan kota mengamankan Hauser di sebuah tempat yang dirahasiakan. Selama dua tahun, ia terlindungi. Untung seorang bangsawan Inggris, Lord Stanhope mau mengadopsinya.
Di tangan Stanhope ini Hauser sempat di bawa di bawa keliling Eropa untuk diperkenalkan pada keluarga istana dan kerajaan pada waktu itu. Di lain pihak, kerajaan Bavaria mengancam akan mengambil tindakan hukum bila namanya dikait-kaitkan dengan Hauser.
Setelah sekian lama rupanya ada perselisihan antara Hauser dengan majikan barunya, Lord Stanhope. Akhirnya tahun 1833 bocah yang 'merepotkan' ini berpindah tangan. Ia dipungut keluaraga Dr. Meyer yang tinggal di Asbach.
Meyer mengajarkan bahasa latin, sejarah, dan kebudayaan padanya. Walau tidak maju pesat, tapi ia lebih tahu cara membawa dirinya. Sayangnya di tempat baru ini pun, Hauser tidak bertahan lama. Akhir tahun 1833 ia lari dari rumah Meyer ke Nurenberg.
Rupanya, inilah perjalanan terakhirnya. tanpa diduga 17 Desember 1833, Kaspar Hauser didapati tewas bersimbah darah. Seseorang yang tak dikenal menikam dengan bengis. Pisau pembunuh melukai bagian dada kiri, merusak paru-paru dan hatinya.
"Seseorang yang tak aku kenal, pendek dengan cambang dan pakaian hitam datang mendekat, dan bertanya, Anda Kaspar Hauser? tatkala aku menjawab benar, aku Kaspar Hauser orang itu kemudian berjanji untuk memberi keterangan asal usul keluargaku. Lalu ia membawa aku ke taman kota dan memberi aku sebuah dompet. Ketika aku mau membukanya, orang itu lantas menikam aku dari belakang".
Dengan sepasang kaki gemetar bocah itu nampak goyah menapak aspal. Ia seolah tak sanggup berdiri. Ia merintih pelan dan mengaduh kesakitan, tak peduli dengan orang-orang di sekelilingnya yang menatap heran.
Kepada orang-orang yang merubungnya ia bicara dalam bahasa yang tak dimengerti. Yang tak kalah aneh lagi tangan kirinya memegang amplop yang di atasnya tertera sebuah alamat: Kapten Skuadron ke-4, Resimen Kavaleri.
Spoiler for kaspar hauser:
![[???] Misteri Kaspar Hauser](https://dl.kaskus.id/s14.postimage.org/nu4e84co1/Kaspar_hauser.jpg)
Si bocah rupanya suka dengan seragam dan pedang yang dikenakan perwira itu. Ia selalu berucap "Aku ingin menjadi Kavaleri seperti ayahku" dan "tidak tahu" atau berteriak "kuda.. kuda.. kuda".
Si perwira membuka amplop yang dibawa si bocah. di dalamnya ternyata berisi dua pucuk surat. Namun tak ada satu pun menjelaskan dengan rinci asal muasalnya. Hanya saja sepucuk surat sepertinya berasal dari ibunya yang menuliskan tanggal 30 April 1812 sebagai hari ulang tahunnya, dan meminta siapa saja yang membaca untuk mengurus anak tersebut.
Dikatakan dalam surat itu, bahwa si bocah ber-Ayahkan seorang tentara dari kavaleri ke-6 dan sudah dibaptis. Menurut dugaan, anak itu adalah seorang keturunan bangsawan yang dibuang oleh keluarganya karena suatu skandal. Ada pula yang beranggapan bahwa bocah itu hanya seorang penipu.
Sang kapten yang mencoba bertanya kepada si bocah tak mendapat jawaban apa-apa. Ia berkesimpulan, kalau bocah itu salah satu pendatang liar dan sinting. Segera sang kapten mengontak polisi. Sama seperti si kapten kavaleri ini, ketika menginterogasi si bocah tak bernama, polisi hanya mendapatkan kalimat patah-patah yang tak jelas.
Setelah gagal mengorek keterangan dari mulut si bocah misterius, diam-diam polisi mengamati tingkah lakunya. Beberapa hari dalam pengawasan, bocah yang semula lemah ini menjadi cukup kuat dan sangat sehat. Tapi walaupun demikian, kakinya tampak melepuh dan berdarah meski tapak sepatunya lunak.
Tetap saja ada banyak hal yang terkesan aneh, misalnya si bocah mampu duduk tanpa bergerak selama berjam-jam dengan kaki menggantung. Seorang dokter menduga, ini akibat adanya distorsi pada sendi lutut dan tangan karena kebiasaan duduk dengan kaki tertekuk di depan sewaktu masih kanak-kanak. Ini juga yang menyebabkan si anak selalu goyah setiap kali mencoba berjalan secara normal.
Secara kejiwaan, dokter yang menanganinya merasa yakin, bocah ini tidak gila atau bodoh, melainkan hanya tertinggal dari pergaulan sosial. Anehnya lagi, si bocah selalu memilih tempat yang gelap dan duduk di sudut ruangan persis seperti seekor kucing. Banyak orang yang berkerumun untuk melihatnya makan, tidur, bahkan buang air. Namun sepertinya si bocah benar-benar tidak punya rasa malu.
Dalam diri si bocah, panca indera seperti yang dimiliki binatang justru berkembang dengan baik. Contohnya selain mempunyai pendengaran yang tajam, ia pun bisa melihat dalam gelap. Penciumannya mampu membedakan jenis pohon hanya dengan mencium daunnya. Namun bocah itu tak bisa membedakan sesuatu yang bernyawa dan tidak bernyawa atau benda mati, buktinya ia takut berdiri dekat jam dinding yang diyakininya sebagai makhluk hidup. Bahkan, ketika disodori cermin, ia buru-buru membalikkan cermin tersebut untuk mencari orang yang wajahnya tergambar di cermin tersebut.
Spoiler for kaspar hauser:
![[???] Misteri Kaspar Hauser](https://dl.kaskus.id/s13.postimage.org/k0ffvvu0n/ch_dungeon.jpg)
Ketika seseorang memberikan secarik kertas dan pena, hasilnya sungguh mengagetkan. Si bocah misterius ini dapat menulis di kertas dengan tulisan cakar ayam khas anak-anak. Anehnya hanya tiga kata yang muncul dalam tulisannya, yakni Reiter, Cavalryman, dan Kaspar Hauser. Hal inilah yang kemudian membuat ia dinamai Kaspar Hauser. Meski pada mulanya ia tidak menanggapinya, namun akhirnya ia semakin dikenal sebagai Kaspar Hauser. dan demikian Daumer menemukan bakat menggambar pada dirinya.
Spoiler for gambar dibuat kaspar hauser:
![[???] Misteri Kaspar Hauser](https://dl.kaskus.id/s16.postimage.org/moz61pa11/798px_Mill_Hauser.jpg)
Kisah ini membangkitkan rasa ingin tahu yang besar dan membuat Hauser obyek perhatian internasional. Desas-desus muncul bahwa dia anak haram dari keturunan bangsawan.
Spoiler for kehidupan di dalam penjara:
![[???] Misteri Kaspar Hauser](https://dl.kaskus.id/s11.postimage.org/b0zxazxhv/kasper_hauser_1.jpg)
Walau opini tentang dirinya masih simpang-siur tapi banyak orang yang percaya, bocah misterius ini berasal dari keluarga Bavaria.
Meski eksistensinya begitu kontroversial, namun riwayat hidup Hauser nyaris saja tidak berlangsung lama. Pada tanggal 7 Oktober 1829, ia ditemukan tak berdaya di ruang bawah tanah Dr. Daumer dengan luka parah di bagian dahi. "Aku dipukul oleh orang bertopeng" begitu kata Hauser.
Warga Nurenberg terkejut dengan berita penganiayaan ini, serangan tersebut jelas membuktikan, Hauser mempunyai musuh. Karena cemas, Dewan kota mengamankan Hauser di sebuah tempat yang dirahasiakan. Selama dua tahun, ia terlindungi. Untung seorang bangsawan Inggris, Lord Stanhope mau mengadopsinya.
Di tangan Stanhope ini Hauser sempat di bawa di bawa keliling Eropa untuk diperkenalkan pada keluarga istana dan kerajaan pada waktu itu. Di lain pihak, kerajaan Bavaria mengancam akan mengambil tindakan hukum bila namanya dikait-kaitkan dengan Hauser.
Setelah sekian lama rupanya ada perselisihan antara Hauser dengan majikan barunya, Lord Stanhope. Akhirnya tahun 1833 bocah yang 'merepotkan' ini berpindah tangan. Ia dipungut keluaraga Dr. Meyer yang tinggal di Asbach.
Meyer mengajarkan bahasa latin, sejarah, dan kebudayaan padanya. Walau tidak maju pesat, tapi ia lebih tahu cara membawa dirinya. Sayangnya di tempat baru ini pun, Hauser tidak bertahan lama. Akhir tahun 1833 ia lari dari rumah Meyer ke Nurenberg.
Rupanya, inilah perjalanan terakhirnya. tanpa diduga 17 Desember 1833, Kaspar Hauser didapati tewas bersimbah darah. Seseorang yang tak dikenal menikam dengan bengis. Pisau pembunuh melukai bagian dada kiri, merusak paru-paru dan hatinya.
"Seseorang yang tak aku kenal, pendek dengan cambang dan pakaian hitam datang mendekat, dan bertanya, Anda Kaspar Hauser? tatkala aku menjawab benar, aku Kaspar Hauser orang itu kemudian berjanji untuk memberi keterangan asal usul keluargaku. Lalu ia membawa aku ke taman kota dan memberi aku sebuah dompet. Ketika aku mau membukanya, orang itu lantas menikam aku dari belakang".
MASIH NYAMBUNG GAN!

Diubah oleh sarnosantosa 03-03-2013 07:51


nona212 memberi reputasi
1
6K
Kutip
10
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan