Semua berawal dari sepasang sepatu bututku. Aku masih ingat betul saat langit terasa begitu sangat membakar kulit. matahari seolah berada diatas ubun". Dengan membawa sepatu yg rusak, aku menghampiri lelaki tua renta yang duduk di bawah kain terpal kusam dan robek". Jari jemarinya terlihat mahir memainkan jarum sol yg ia genggam bersama sepatu yg sedang diperbaikinya sambil menyemburkan asap rokok yg mengepul dr mulutnya.

'permisi pak, saya mau memperbaiki sepatu ini' terangku berbicara sambil menyerahkan sepatu.
'iya dek, sabar yah, silahkan menunggu sebentar' jawabnya ramah.

Tatapanku terus tertuju pada lelaki tua itu, tukang sol yg baru saja ku kenal. Yg katanya sudah puluhan tahun menjalankan profesinya itu. Tp lelaki tua itu msh setia dengan pekerjaannya. padahal aku pikir akan lebih menyenangkan jika masa pensiunnya itu dihabiskan bersama anak dan cucu dirumah.

Aku masih saja bercumbu dengan rasa penasaranku. Apakah sebegitu miskinnya, sehingga sampai saat ini ia masih bergelut dengan jarum solnya?
belum sempat aku berfikir lebih jauh lagi, tiba" sebuah mobil sedan mewah berhenti didepannya. Begitu terkejutnya diriku saat melihat pemuda dengan pakaiyan rapi dan berdasi itu mencium tangan lelaki tua itu. Benakku semakin dijejali rasa tanya dan penasaran, siapakah pemuda itu.
Sontak rasa tanyaku terjawab sudah saat lelaki tua itu memperkenalkan pemuda itu kepadaku. Ternyata dia adalah anaknya .. heran



-pengalaman sales-