Beberapa hari lalu kita sempat mendengar kabar di Jakarta bahwa ada seorang bayi yang ditolak oleh 8 Rumah Sakit untuk berobat. Dengan berbagai alasan pun disebutkan oleh setiap pihak Rumah Sakit, seperti ada yang mengatakan bahwa peralatan di RS tersebut kurang lengkap dan ada juga yang mengatakan bahwa RS tersebut sudah penuh. Tapi apakah iya, dari delapa RS yang didatangi tersebut memiliki masalah yang sama, yaitu peralatan tidak lengkap ataupun sudah penuh. Sebenarnya in imenjadi tamparan yang keras bagi dunia kesehatan Indonesia, khusus nya Jakarta. Jakarta yang sebagai ibu kota negara saja tidak mampu memberikan pelayanan kesehatan yang baik untuk rakyat nya, kalau begitu bagaimana dengan kondisi kesehatan yang ada di daerah – daerah yang kondisinya lebih parah dari jakarta.

Apakah Dera termasuk korban dari diskriminasi RS yang memilih – milih pasien. Terlepas dari itu semua, sudah banyak kasus sebenarnya yang terjadi terkait masalah – masalah seperti ini. Bahkan tadi padi ketika saya mendengar berita dari salah satu stasiun TV swasta, disitu seorang bapak bercerita bahwa dulu pernah ketika ia ingin ke Rumah Sakit untuk mengobati anaknya, dari pihak RS malah meminta bayaran terlebih dahulu dengan bayaran sebesar 5 juta. Karena jika uang tersebut belum dibayar maka anak si bapak tadi belum bisa dilakukan pengobatan di RS yang bersangkutan. Mungkin anda juga pernah mendengar kasus – kasus demikian dari orang lain ataupun dari media – media jejaring sosial. Entah apa penyebabnya yang membuat dunia kesehatan kita seakan suka memilih – milih pasien berdasarkan kondisi materi keluarganya. Apakah karena memang kuliah di kedokteran itu sangat mahal biayanya, sehingga mereka yang berada di dunia kedokteran memberi tarif yang mahal untuk biaya pengobatan.

Jikalaulah cucu SBY yang berada pada kondisi mereka yang membutuhkan pengobatan dari RS yang bersangkutan, mungkin mereka tidak akan menolaknya dengan berbagai alasan. Jika di Amerika Serikat sangat diutamakan pelayanan kesehatan sebagai salah satu visi dari Presiden Obama untuk menunjang kesejahteraan warganya, seharusnya di Indonesia juga dapat menerapkan hal tersebut. Apakah kesehatan hanya bisa dimiliki oleh mereka yang banyak memiliki uang dan tinggi jabatannya ? Masalah kesehatan memang merupakan salah satu masalah yang paling krusial untuk membangun kesejahteraan rakyat. Di Jawa barat sendiri pelayanan kesehatan juga menjadi sorotan utama oleh Gubernur Ahmad Heryawan. Karena memang jika rakyat banyak yang kelaparan, terserang penyakit, apakah suatu daerah dapat dikatakan makmur dan sejahtera. Sikap pemerintah juga amat dibutuhkan sebenarnya disini sebagai “Man Controlling”. Agar nantinya dapat memberi pengawasan kepada RS yang melakukan pelanggaran – pelanggaran. Ini bukan hanya masalah dari dunia kesehatan, tapi juga masalah yang harus diemban oleh pihak pemerintah dan juga masyarakat.

Setiap pihak harus bisa saling sinergi dalam membantu memberikan pelayanan kesehatan untuk orang – orang yang membutuhkan. Masing – masing punya peran sendiri untuk berkontribusi membangun negeri ini. Semoga peristiwa yang terjadi pada Dera bisa memberi pelajaran dan teguran kepada pihak – pihak yang terkait. Sehingga tidak akan terjadi lagi peristiwa pada Dera – Dera yang lain. Cukuplah Dera yang menjadi Korban Ketidak Pedulian mereka. Dengan berbagai macam masalah yang masih banyak bermunculan di negeri ini, mari kita mengambil peran yang sesuai dengan kapasitas kita dan memberi kontribusi terbaik untuk negeri ini. 67 Tahun Indonesia merdeka, sudah seharusnya kita menjadi bangsa yang mendiri. Kekayaan alam yang melimpah ruah di bumi pertiwi ini harus bisa kita kelola sebaik – baiknya untuk membangung bangsa ini.

Ane turut prihatin atas kejadian ini gan
kok bisa orang orang tega biarin anak yang tanpa dosa ini menderita

Semoga pemerintah dibukakan matanya
dan orang orang di indonesia khususnya para pengurus RS dibukakan pintu hatinya