- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kolaborasi Ayah dan Anak Dalam Sepakbola


TS
99kbps
Kolaborasi Ayah dan Anak Dalam Sepakbola
Spoiler for Buka dulu:


Quote:
Semoga ga repost 

Spoiler for Repost:
Quote:
Like Father Like Son? Cerita Anak Yang Dilatih Ayahnya
Spoiler for Intro:

Ada banyak mitos yang bisa ditemukan dalam sepakbola. Salah satu yang menarik adalah adanya anggapan bahwa reuni antara ayah dengan anak akan sulit mendatangkan sukses.
Meski kasus ayah-anak dalam sepakbola sering terjadi, namun kebanyakan dari mereka berpisah ketika sang anak mulai menjadi pemain profesional. Hanya sedikit ayah dan anak yang sukses berkolaborasi dalam sebuah klub.
Di level timnas, banyak cerita yag lebih sukses. Cesare dan Paolo Maldini sukses menjadi sosok penting di Italia sementara Zlatko dan Niko Kranjcar cukup sukses di Kroasia.
Paul Ince akan mencoba Ia akan menghadapi tantangan menangani sang anak, Tom Ince. yang merupakan pemain andalan Blackpool. Tugas pertama Paul adalah memagari anaknya dari godaan tim-tim besar seperti Liverpool yang menginginkan jasanya. Jika nantinya Paul bisa berprestasi bersama Blackpool, ia bisa mengakhiri 'kutukan' ayah dan anak ini.
Berikut kami sajikan beberapa cerita ayah yang menjadi pelatih tim anaknya.
Spoiler for 1. Harry dan Jamie Redknapp:

Dua orang ini adalah sosok yang cukup sukses di sepakbola Inggris. Namun pemilihan waktu mereka untuk bereuni mungkin tidak terlalu tepat.
Harry mendapatkan tugas menyelamatkan Southampton dari degradasi pada 2004/2005. Ini merupakan tugas berat karena The Saints memang sudah tampil buruk jauh sebelum kedatangan Harry.
Jamie adalah sosok yang cukup sukses ketika membela Liverpool dan Tottenham. Ia memenuhi panggilan ayahnya namun mereka gagal menyelamatkan Southampton.
Spoiler for 2. Kenny dan Paul Dalglish:

Saat diminta untuk menggantikan Kevin Keegan sebagai pelatih Newcastle, Kenny Dalglish membawa serta putranya, Paul. Kedatangan ayah dan anak ini sempat memantik optimisme tinggi di benak para suporter Newcastle.
Paul sempat menunjukkan performa menawan dalam beberapa laga awal bersama Newcastle. Namun permainannya menurun tajam dengan anjloknya performa klub secara umum.
Saat Kenny dipecat pada 1998 karena rentetan hasil mengecewakan, karier Paul di Newcastle juga seakan habis. Pelatih baru Ruud Gullit menganggap performa Paul tidak cukup bagus untuk Newcastle.
"Gullit mengatakan kepada saya bahwa dia tidak akan pernah memainkan saya karena dia benci ayah saya," ucap Paul ketika itu.
Spoiler for 3. Sir Alex dan Darren Ferguson:

Sir Alex Ferguson yang legendaris pernah bekerjasama dengan putranya Darren di Manchester United pada awal 90-an. Namun kemudian Sir Alex memutuskan bahwa anaknya tidak cukup bagus bagi United.
Darren bemain cukup banyak untuk mendapatkan medali Premier League pada 1992/93. Namun pada awal musim 1993/94, Sir Alex menjual Darren ke Wolverhampton.
Ayah dan anak ini tidak sukses bermain dalam satu tim. Namun Darren menunjukkan bahwa ia mewarisi darah kepelatihan ayahnya. Meski hanya melatih tim kecil, Darren menunjukkan bahwa dirinya punya kemampuan mendapatkan hasil-hasil positif.
Spoiler for 4. Johan dan Jordi Cruyff:

Jordi menghadapi tantangan berat untuk mengikuti kehebatan sang ayah, Johan yang merupakan salah satu pemain terbaik sepanjang masa. Bukan hanya hebat sebagai pemain, Johan juga cukup sukses ketika melatih, terutama di Barcelona.
Karier Jordi di Barca tak pernah mencapai kesuksesan. Ia tidak mampu menembus menjadi skuad inti Barca, bahkan ketika masih dilatih ayahnya.
Namun Jordi kemudian cukup sukses begitu keluar dari Barca. Ia sempat bermain bagi Manchester United dan timnas Belanda, sebuah karier bermain yang cukup membanggakan.
Spoiler for 5. Steve dan Alex Bruce:

Kerja keras Steve Bruce untuk membangun stabilitas di Birmingham menghadapi ancaman serius. Kerja kerasnya selama bertahun-tahun hancur pada musim 2005/06.
Meski memiliki skuad yang cukup kompetitif, Birmingham menghadapi ancaman besar degradasi. Pada januari 2206, Steve membeli Alex Bruce untuk membantunya lepas dari jeratan degradasi.
Namun nasib Birmingham tak bisa diselamatkan lagi. Lima bulan setelah kedatangan Alex, Birmingham terdepak ke divisi Championship.
Spoiler for 6. Gordon dan Gavin Strachan:

Gordon memang membawa putranya Gavin ketika menangani Coventry, namun ia sadar bahwa putranya tidak memiliki kemampuan istimewa. Selama bersama di Coventry, Gordon hanya memainkan Gavin empat kali.
Pada musim 1999/2000 Coventry memiliki harapan besar dengan kehebatan Mustapha Hadji dan Robbie Keane. Gordon berhasil membawa Coventry tampil gemilang dan sukses menjauhi zona degradasi.
Namun semusim kemudian semua berubah. Coventry terdegradasi dan Gordon dipecat. gavin kesulitan berkarier di Premier League setelah kepergian ayahnya. Ia lalu menghabiskan sisa kariernya di divisi-divisi bawah liga Inggris.
Quote:
Yang no 1 tuh favorit TS. Bapaknya pelatih hebat. Anaknya juga pemain hebat 

Sumber
Diubah oleh 99kbps 20-02-2013 10:48
0
1.7K
Kutip
12
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan