Pemerintah Daerah Dati II (Bupati dan Walikota) di negara kita identik dengan gender pria, namun sejak era reformasi di dengungkan mulai ada sedikit slot bahwa harus ada emansipasi wanita diberbagai bidang tak terkecuali di pemerintahan. Namun tahukah agan sekalian siapa wanita yang pertama kali menjabat walikota di negeri ini???

Tine, demikian nama panggilannya sewaktu kecil disebutkan sebagai anak dari seorang majoor (di Jawa sama dengan bupati). Dia menyelesaikan pelajaran Sekolah Rendah di Manado. Dalam usia 14 tahun ia meninggalkan kampung halamannya menuju Pulau jawa. Sesuai dengan anjuran ayahnya Pada 1917 Tine menjadi wanita Indonesia yang pertama berhasil mencapaiakte rendah (Lager acte) Bahasa Prancis. ia memasuki Sekolah Klooster Kecil di Jakarta. kesempatan untuk mengenyam pendidikan tidak disia-siakan olehnya. Dalam masa 7 tahun ia berhasil menggondol 3 diploma sekaligus, yaitu diploma HBS-III-nya, diploma guru dan Bahasa Prancis.
Tine kemudian menjadi seorang guru dan sempat mengajar, sebelum menikah dengan dr. A.M. Kandou. Sebagai istri dr.Kandou, Tine ikut berpergian ke beberapa tempat di Indonesia bersama suaminya. Di antaranya adalah Tenggarong (Kalimantan Timur), di mana sang suami menjadi dokter pribadi dari Sultan Kutai. Di Tenggarong Tine mengajar di salah satu sekolah HIS. Setelah tinggal beberapa tahun di Kutai, suami-istri ini mengembara ke Bogor, kemudian ke Salatiga. Di tempat-tempat ini Tine menyempatkan diri mengajar.
Pasangan ini dikaruniai seorang anak laki-laki. Suatu ketika Sang Suami bertolak ke negeri Belanda untuk melanjutkan kuliah. Perpisahan yang disangka Tine untuk sementara ternyata selamanya. Dr.Kandou meninggalkan di negeri orang. Setelah itu Tine mencurahkan waktunya di dunia pendidikan. Pagi Tine mengajar di sekolah dan sore memberikan pelajaran Bahasa Prancis, Inggris dan Jerman. Setelah 28 tahun mengembara, pada 1943 Tine kembali ke Manado menengok ibunya. Sementara ayahnya sudah lama meninggal.
Di kampung halamannya, Tine menjadi Kepala Sekolah OLS Manado. Dia juga mengajar di sebuah sekolah yang didirikan PSII. Prestasinya di bidang pendidikan membuatnya menjadi acting Walikota Manado. Setelah menjadi walikota artikel itu menyebutkan Tine terbang kembali ke Jakarta menjabat bagian UNESCO di Kementerian PP dan K. Oleh karena pengetahuan Bahasa Prancis ingin ditambahkan, sementara pemerintah merasa menambah pengetahuan bagi Tine juga bermanfaat, maka ia dikirim ke Prancis pada 1951.
Untuk setahun lamanya ia mengikuti kuliah di Universitas Sorbonne dan mengondol satu diploma. Tine juga pernah menjadi salah satu anggota delegasi Indonesia dalam konperensi UNESCO pada 1952 di Paris. Dia kemudian menjadi Ketua Panitia Ujian Kursus B1 dan menyerahkan beberapa lembar ijazah kepada 7 mahasiswa yang ikut kursus itu. Prestasi ini membuatnya menjadi lektor wanita Indonesia pertama dalam Bahasa Prancis.