Liputan6.com, Jakarta : Indonesia masuk dalam deretan negara yang memiliki arus uang haram terbesar di dunia mencapai US$ 109 miliar kurun 2001 sampai 2010.

Pelaku perbankan membantah jika arus uang tersebut, salah satunya bersumber dari lembaga keuangan ini.

General Manager Card Business Division, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), menolak jika perbankan dikatakan menjadi jalur penyaluran sumbangan uang haram.


"Tidak benar itu, karena setiap transaksi di perbankan selalu ada trek record-nya. Apalagi untuk transaksi yang nominalnya di atas Rp 10 juta," papar dia, Jumat (15/2/2013).


Dia memastikan akan sangat sulit terjadi aliran uang haram di perbankan karena keberadaan bukti transaksi tersebut.

"Jika ada kabar seperti itu perlu di cek lagi kebenarannya. Tapi yang jelas, perbankan punya bukti pada setiap transaksi," tegas dia.

Laporan Global Financial Integrity (GFI), menyebutkan jumlah aliran uang haram dari Indonesia mencapai US$ 109 miliar. Sehingga Indonesia masuk dalam negara penyumbang uang haram tertinggi.

Organisasi penelitian dan advokasi global ini berbasis di Washington menyebutkan aliran uang haram tersebut berasal dari aksi kejahatan, korupsi dan penggelapan pajak yang tersedot ke luar negeri dalam 10 tahun terakhir.

"Uang haram digerakkan setiap tahun oleh politisi korup, pengusaha, buron narkoba dan penjahat," mengutip laporan berjudul "Arus Keuangan Gelap dari Negara Berkembang: 2001-2010 seperti dilansir media Allafrica.com, Jumat (15/2/2013).

Ini merupakan laporan terbaru GFI. Negara berkembang kehilangan US$ 859 miliar di 2010 karena arus keluar uang haram tersebut. Jumlah ini meningkat 11% dibandingkan 2009.

Sementara secara total kurun 2001 sampai 2010, kehilangan negara-negara berkembang akibat uang haram tersebut mencapai US$ 5,86 triliun. (Fik/Nur)

Sumber : Liputan6.com