Ratusan kendaraan roda dua dan roda empat beramai-ramai mendatangi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 24.354.68.

Sambil membawa jerigen berisi premium yang sudah dikeluarkan dari tanki kendaraannya, kedatangan ratusan warga Desa Tanjung Agung, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan (Lamsel) ini terkait kekesalan mereka kepada pihak Pertamina yang telah melakukan kecerobohan sehingga premium tercampur dengan solar.

Akibatnya ratusan pemilik kendaraan tersebut melakukan komplain ke SPBU tersebut, karena kecerobohan itu mempengaruhi kerja mesin kendaraan mereka.

Menyikapi hal ini, pihak SPBU 24.354.68 menyediakan mekanik untuk mengecek kerusakan setiap kendaraan yang diakibatkan tercampurnya bensin dan solar.

Saidi, warga Desa Ketibung yang membawa kendaraan roda dua jenis matiknya mengungkapkan keheranannya. Ia heran karena sesudah membeli bensin di SPBU tersebut pada Rabu 6 Februari 2013 malam, pagi harinya motor yang dikendarainya mengeluarkan asap hitam dan mesinnya mogok.

Bahkan Saidi mengira kalau hanya dirinya yang mengalami hal serupa. Tapi rupanya beberapa warga lain yang membeli bahan bakar di tempat tersebut juga mengalami hal yang sama.

"Bersama warga lainnya saya mendatangi SPBU ini. Rupanya sudah ada warga lain yang bahkan sudah membuka mesinnya untuk minta diperbaiki," ungkap Saidi kemarin, Kamis 7 Februari 2013.

Dari pantauan terlihat tak hanya ratusan pengendara kendaraan roda dua. Puluhan mobil bahkan angkutan umum yang biasa melayani trayek Sidomulyo-Panjang pun ikut beramai-ramai mendatangi SPBU tersebut. Mereka menuntut ganti rugi karena akibat tercampurnya solar dan premium mengakibatkan kerusakan pada mesin kendaraannya.

Tak tanggung-tanggung, para sopir bahkan meminta ganti rugi sebesar Rp 600 ribu akibat kecerobohan Pertamina pada SPBU 24.354.68 itu. Hal ini dikarenakan aktivitas mereka jadi terhenti akibat mesin yang mogok, dan tak sempat mencari penumpang.

"Mobil jadi ngadat dan tak mau jalan, sehingga mengakibatkan kami tak melakukan operasi. Hal tersebut membuat kami rugi," ungkap Infari, salah satu sopir angkutan umum.

Menanggapi hal itu, Agus, pengawas lapangan SPBU mengatakan kejadian tersebut baru kali ini terjadi. Bahkan Ia menyatakan kalau kejadian itu akibat dari kecerobohan pihak Pertamina yang telah mengakibatkan tercampurnya bensin dan solar di bunker bawah tanah untuk penyimpanan bahan bakar
tersebut.

Kesalahan teknis tersebut diakuinya akibat kelalaian karyawannya saat mengisi dari tanki mobil Pertamina, sehingga selang yang seharusnya diiisi premium, justru diiisi dengan solar. Ia berjanji akan menindaklanjuti kejadian tersebut.

"Hal ini bukan faktor kesengajaan kami, melainkan kecerobohan pihak Pertamina saat mengisi bahan bakar ke SPBU kami. Kesalahan teknis terjadi saat pengisian," terang Agus.

Sebagai langkah awal, SPBU tersebut menghentikan pengoperasian sementara untuk pengisian bahan bakar premium sekitar pukul 07.00 WIB. Sedangkan untuk kendaran roda dua yang datang ke SPBU setelah mengisi premium di SPBU itu, pihaknya bersedia mengganti premium yang telah tercampur solar tersebut sesuai jumlah yang dibeli sebelumnya.

"Pokoknya kami minta ganti rugi atas kecerobohan pihak SPBU ini. Saya membeli bensin full di sini, jadi harus diganti premium yang tak tercampur, sama dengan yang kami beli sebelumnya," ungkap Susianti, warga Desa Pardasuka, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan.

Selain Susianti, ratusan pemilik kendaraan lainnya yang mengisi BBM di SPBU tersebut juga menuntut haknya. Tidak hanya diganti dengan premium, mereka juga berharap pihak Pertamina melalui SPBU itu bisa mengganti kerugian mereka akibat kerusakan mesin yang diakibatkan tercampurnya premium dan solar. (Hendricus Widiantoro/Mar)

SUMBER


Waduh itu SPBU kurang ajar banget, tuntut di pengadilan tuh paling enak
APA YANG KASKUSER LAKUIN KLO KEJADIAN SPT INI TERJADI SAMA KASKUSER?