- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
AYO Retweet Guys!!!!!! (^_^) Lagu Anak-Anak Itu TIDAK Bohong & BUKAN Pemodohan! (^_^)


TS
cahayaterputih
AYO Retweet Guys!!!!!! (^_^) Lagu Anak-Anak Itu TIDAK Bohong & BUKAN Pemodohan! (^_^)
Sudah berapa kali ane baca thread di kaskus / celotehan dari teman2 yangbilang lagu anak2 itu:
sebuah PEMBODOHAN
sebuah KESALAHAN
sebuah KERANCUAN
sebuah PEMBOHONGAN
dan lain-lain
=====
Please dech... hari gini masih aja percaya sama orang yang terlalu mikirin hal2 yang ga penting... Bukannya lagu2 dewasa yang dengan lirik dewasa dinyanyikan oleh anak-anak yang dikritik...
ini malah lagunya udah BENER, disalah-salahin..
=====
Akhirnya setelah melakukan googling. ane temukanlah tulisan yang menarik..
yang bisa dijadikan sebagai bentuk PERLAWANAN, yang masih bilang kalo lagu anak2 itu, PEMBODOHAN.. nie baca!
=====
Sebelumnya terima kasih kepada pemilik BLOG essip.us yang telah memuat artikel berjudul "Lagu Anak itu Tak Membodohiku"
berikut ane kutip langsung dari BLOG-nya:
sebuah PEMBODOHAN
sebuah KESALAHAN
sebuah KERANCUAN
sebuah PEMBOHONGAN
dan lain-lain
=====
Please dech... hari gini masih aja percaya sama orang yang terlalu mikirin hal2 yang ga penting... Bukannya lagu2 dewasa yang dengan lirik dewasa dinyanyikan oleh anak-anak yang dikritik...
ini malah lagunya udah BENER, disalah-salahin..

=====
Akhirnya setelah melakukan googling. ane temukanlah tulisan yang menarik..
yang bisa dijadikan sebagai bentuk PERLAWANAN, yang masih bilang kalo lagu anak2 itu, PEMBODOHAN.. nie baca!
=====
Sebelumnya terima kasih kepada pemilik BLOG essip.us yang telah memuat artikel berjudul "Lagu Anak itu Tak Membodohiku"

berikut ane kutip langsung dari BLOG-nya:
Quote:
Ada yang menarik ketika kemarin saya mencari bahan untuk blog lagu anak saya. Banyak sekali saya melihat artikel-artikel yang intinya mengkritik lirik lagu-lagu anak yang sudah tak asing lagi bagi indera dengar kita. Entah saya tidak tahu darimana sumber artikel-artikel itu. Setahu saya artikel itu lumayan banyak beredar di blog-blog.
(coba search kata kunci "lagu anak pembodohan atau pembodohan lagu anak").
Saya cuma heran kenapa artikel itu justru digemari sebagai bahan copas di beberapa blog. Padahal menurut saya isinya hanyalah sebuah opini yang mengada-ada saja. Menghakimi tanpa menyertakan sebuah alasan yang valid dan masuk akal. Sangat disayangkan juga adanya sebuah label "pembodohan" di dalamnya. Seakan lagu-lagu itu benar-benar akan membuat bodoh anak kecil jika menyanyikannya. Sebuah sikap yang tidak menghargai karya anak negeri sendiri. Lebih parah lagi adapula yang mengutuk pencipta lagu serta guru TK karena dianggap membodohi mereka selama ini lewat lagu anak-anak tersebut.
Yo wis lah, jika mereka punya opini sendiri, demikian pula halnya saya. Sebagai blogger tentu saja kita diharuskan untuk bisa memberikan sebuah informasi yang seminim mungkin jauh dari kesalahan. Meluruskan, jika ada sesuatu yang bengkok. Dan, saling memberikan urun rembug jika ada sebuah permasalahan yang belum bisa kita pecahkan layaknya persoalan tawuran
yang sekarang kita hadapi. Nah, di artikel ini saya pun akan memberikan opini mengenai semua kritikan pada lagu-lagu anak tersebut. Seobyektif mungkin dan tentunya hanya berasal dari copas otak saya.
Ini dia beberapa lagu anak yang dikatakan memperbodoh itu. (silakan klik judulnya jika ingin mendengar dan melihat lirik lagunya)
Balonku
Banyak yang mempertanyakan kenapa tiba-tiba muncul balon berwarna hijau?. Berarti balonnya ada enam dong bukan lima?. Hehehe coba dengerin lagi deh lagu
"Balonku" dengan lirik yang benar. Jelas aja bingung bin mumet, lah liriknya aja diganti dari yang semula berwarna hijau sekarang diganti merah. Hanya kebiasan salah kaprah dalam menyanyikan saja menurut saya permasalahannya. Penyanyi jazz Tompi juga salah loh dalam menyanyikannya. Intinya menurut saya yang membikin bingung itu kita sendiri, karena salah dalam menyanyikan lirik lagunya. Mungkin kita terpengaruh juga dengan lagu
"Pelangi"
yang menyebutkan warna merah di awal salah satu liriknya,. Kemudian menjadi kebiasaan yang kita lakukan juga di lagu
"balonku". Piye? masih ngeyel saja nyanyi "balonku" pakai warna merah? Yo wis silakan bermumet ria aja hahaha.
Bintang Kecil
Ada yang menganggap aneh lagu ini karena menceritakan bintang yang muncul di langit yang biru. Padahal bintang biasanya muncul saat malam hari atau ketika langit berwarna hitam. Lah jelas aneh dong, wong lagi-lagi liriknya dirubah saat menyanyikan. Mungkin pula karena lagi-lagi terpengaruh lagu
"pelangi", lirik yang semula berbunyi "di langit yang tinggi"
berubah menjadi "di langit yang biru". Masih tak percaya? Silakan anda lihat rima lirik lagu "bintang kecil", kira-kira lebih sreg mana pakai
"tinggi" atau "biru"?.
Aku Seorang Kapiten
Lagu ini dikatakan tidak konsisten dalam menulis lirik lagunya. Pada bait pertama menceritakan seorang kapiten dengan pedang panjang, kemudian di bait ke dua menceritakan tentang sepatunya. Mereka mempertanyakan inkonsistensi lirik lagu itu. Menceritakan pedang atau sepatu?. Menurut saya jawabannya terletak pada judul lagu itu,
"Aku seorang kapiten". Yah, lagu itu menceritakan sosok penampilan seorang kapiten, bukan sepatu atau pedang panjang. Tidak ada yang salah kok dengan liriknya. Masih tetap konsisten karena menceritakan seorang kapiten yang mempunyai pedang panjang, dan saat dia berjalan berbunyi prok prok prok. Hingga karena gagahnya dia bangga menyebut
"Aku seorang kapiten".
Bangun Tidur
Katanya lagu ini akan membuat anak tidak memprogam tugasnya secara baik dan selalu terburu-buru. Seakan para pengkritik menuntut agar lagu tersebut menyebutkan detail demi detail aktifitas pagi yang dilakukan anak. Hmm. menurut saya dalam menciptakan sebuah lagu tentunya pencipta harus mampu bercerita dalam bentuk seringkas mungkin tapi mengena kepada sasarannya. Lah kalau lagu
"bangun tidur" saja kita diharuskan menyebut satu persatu aktifitas anak saat pagi hari, bagaimana halnya dengan sebuah lagu cinta milik orang dewasa?. Wah bisa jadi sandiwara radio dong nanti lagunya?
Naik-naik ke Puncak Gunung
Di sebutkan jika lagu ini bisa membuat anak kecil kehilangan konsentrasi, semangat dan motivasi. Sebab, pada awal lagu terkesan memberi semangat untuk mendaki gunung, namun kemudian menjadi bingung dan hanya malpu toleh kanan kiri melihat pohon cemara karena jalanan yang tajam saat mendaki.
Saya sarankan para pengkritik untuk masuk pencinta alamdan belajar ilmu psikologi alam bebas. Dalam pendakian memang dibutuhkan sebuah konsentrasi tinggi, tapi diperlukan pula sebuah improvisasi agar kita tak merasa terbebani dengan beratnya perjalanan kita. Salah satu cara adalah dengan melayangkan pandangan menikmati pemandangan di kanan kiri ketika perjalanan. Yah, dengan melihat pemandangan kiri kanan yang digambarkan pohon cemara itu membuat kita menjadi termotivasi untuk mendaki, bukan malah sebaliknya. Anda tidak percaya? Monggo, kapan-kapan kita naik gunung bareng dan sama-sama membuktikannya.
Naik Kereta Api
Lagu ini dikatakan akan memberi efek anak doyan gratisan. Lebih lucu lagi disebut-sebut jika PJKA rugi besar gara-gara efek dari lagu ini. Cobalah anda cermati lirik "
keretaku tak berhenti lama". Apakah menurut anda itu kereta api beneran atau hanya kereta api mainan?. Apakah masuk akal seorang anak kecil memiliki kereta api sungguhan?. Sebenarnya jika kita mencermati, lagu itu justru mengajarkan nilai kedermawanan pada seorang anak. Yaitu dengan memperbolehkan teman-temannya naik kereta api dia tanpa harus membayar. Bukankah itu perilaku seorang dermawan?.
Jika ada yang tanya lah rutenya itu kan bener rute kereta api sungguhan? Hehehe berpikir dalam bingkai kanak-kanak dong pret!. Berimajinasi liar lah laksana anak-anak kecil, mau B`ndung, Surabaya atau Ujung Kulon sekalipun, itu kan hanya imajinasi anak-anak ketika bermain kereta api. Bukan malah sebaliknya mengada-ada dengan mengatakan PJKA akan rugi gara-gara lagu ini. Tanya deh pak masinis atau kondektur kereta, apakah mereka menggratiskan penumpangnya gara-gara ketika kecil mendengarkan lagu ini?
Pok Ame Ame
Ini jelas lagu dewasa dan bukan konsumsi anak-anak! itu kata para pengkritik lagu ini. Hehehe yang ngeres sebenarnya lagunya apa yang ngritik ya? Cobalah anda bayangkan ketika kecil dulu, ketika anda mendengar kalimat minum susu apakah itu anda anggap sebagai aktifitas seksual? Atau jika sekarang saya menulis
"jika pagi hari saya minum jamu, jika malam hari saya minum susu"
. Apakah anda mengartikan tulisan itu jika saya sedang melakukan aktifitas seksual? Jelas ya ! kalau pikiran anda ngeres hehehe. Cobalah kembali cermati rima lagu itu, saya rasa anda pasti tahu jika sebenarnya lagu itu wajar-wajar saja.
Nina Bobo
Diartikel itu ditulis bahwa psikolog mengatakan jika sdkian tahun anak-anak Indonesia diajak tidur dengan cara "mengancam". Hmm.. para emak tentu sudah paham bagaimana sulitnya menidurkan anak kecil mereka. Menyuruh anak kecil tentu saja tak semudah yang kita kira. Ada hukum sebab akibat yang biasanya harus kita jelaskan dulu agar mereka patuh dengan perintah orang tuanya. Jika anak belajar malas tentu akan tidak naik kelas. Jika anak durhaka pada orang tua maka jadinya akan celaka. Demikian pula dengan lagu itu. Sebuah bujukan sekaligus menjelaskan efek jika mereka tak lekas tidur yaitu digigit nyamuk. Menurut saya itu hanya sebuah stimulan agar mereka lekas tidur, bukanlah ancaman pada anak. Lain halnya jika lirik itu berbunyi
"Kalau tidak bobo' digigit emak" atau "Kalau tidak bobo' digampar bapak" itu baru namanya ancaman. Heran, sebenarnya psikolog mana sih yang omong gitu?
(coba search kata kunci "lagu anak pembodohan atau pembodohan lagu anak").
Saya cuma heran kenapa artikel itu justru digemari sebagai bahan copas di beberapa blog. Padahal menurut saya isinya hanyalah sebuah opini yang mengada-ada saja. Menghakimi tanpa menyertakan sebuah alasan yang valid dan masuk akal. Sangat disayangkan juga adanya sebuah label "pembodohan" di dalamnya. Seakan lagu-lagu itu benar-benar akan membuat bodoh anak kecil jika menyanyikannya. Sebuah sikap yang tidak menghargai karya anak negeri sendiri. Lebih parah lagi adapula yang mengutuk pencipta lagu serta guru TK karena dianggap membodohi mereka selama ini lewat lagu anak-anak tersebut.
Yo wis lah, jika mereka punya opini sendiri, demikian pula halnya saya. Sebagai blogger tentu saja kita diharuskan untuk bisa memberikan sebuah informasi yang seminim mungkin jauh dari kesalahan. Meluruskan, jika ada sesuatu yang bengkok. Dan, saling memberikan urun rembug jika ada sebuah permasalahan yang belum bisa kita pecahkan layaknya persoalan tawuran
yang sekarang kita hadapi. Nah, di artikel ini saya pun akan memberikan opini mengenai semua kritikan pada lagu-lagu anak tersebut. Seobyektif mungkin dan tentunya hanya berasal dari copas otak saya.
Ini dia beberapa lagu anak yang dikatakan memperbodoh itu. (silakan klik judulnya jika ingin mendengar dan melihat lirik lagunya)
Balonku
Banyak yang mempertanyakan kenapa tiba-tiba muncul balon berwarna hijau?. Berarti balonnya ada enam dong bukan lima?. Hehehe coba dengerin lagi deh lagu
"Balonku" dengan lirik yang benar. Jelas aja bingung bin mumet, lah liriknya aja diganti dari yang semula berwarna hijau sekarang diganti merah. Hanya kebiasan salah kaprah dalam menyanyikan saja menurut saya permasalahannya. Penyanyi jazz Tompi juga salah loh dalam menyanyikannya. Intinya menurut saya yang membikin bingung itu kita sendiri, karena salah dalam menyanyikan lirik lagunya. Mungkin kita terpengaruh juga dengan lagu
"Pelangi"
yang menyebutkan warna merah di awal salah satu liriknya,. Kemudian menjadi kebiasaan yang kita lakukan juga di lagu
"balonku". Piye? masih ngeyel saja nyanyi "balonku" pakai warna merah? Yo wis silakan bermumet ria aja hahaha.
Bintang Kecil
Ada yang menganggap aneh lagu ini karena menceritakan bintang yang muncul di langit yang biru. Padahal bintang biasanya muncul saat malam hari atau ketika langit berwarna hitam. Lah jelas aneh dong, wong lagi-lagi liriknya dirubah saat menyanyikan. Mungkin pula karena lagi-lagi terpengaruh lagu
"pelangi", lirik yang semula berbunyi "di langit yang tinggi"
berubah menjadi "di langit yang biru". Masih tak percaya? Silakan anda lihat rima lirik lagu "bintang kecil", kira-kira lebih sreg mana pakai
"tinggi" atau "biru"?.
Aku Seorang Kapiten
Lagu ini dikatakan tidak konsisten dalam menulis lirik lagunya. Pada bait pertama menceritakan seorang kapiten dengan pedang panjang, kemudian di bait ke dua menceritakan tentang sepatunya. Mereka mempertanyakan inkonsistensi lirik lagu itu. Menceritakan pedang atau sepatu?. Menurut saya jawabannya terletak pada judul lagu itu,
"Aku seorang kapiten". Yah, lagu itu menceritakan sosok penampilan seorang kapiten, bukan sepatu atau pedang panjang. Tidak ada yang salah kok dengan liriknya. Masih tetap konsisten karena menceritakan seorang kapiten yang mempunyai pedang panjang, dan saat dia berjalan berbunyi prok prok prok. Hingga karena gagahnya dia bangga menyebut
"Aku seorang kapiten".
Bangun Tidur
Katanya lagu ini akan membuat anak tidak memprogam tugasnya secara baik dan selalu terburu-buru. Seakan para pengkritik menuntut agar lagu tersebut menyebutkan detail demi detail aktifitas pagi yang dilakukan anak. Hmm. menurut saya dalam menciptakan sebuah lagu tentunya pencipta harus mampu bercerita dalam bentuk seringkas mungkin tapi mengena kepada sasarannya. Lah kalau lagu
"bangun tidur" saja kita diharuskan menyebut satu persatu aktifitas anak saat pagi hari, bagaimana halnya dengan sebuah lagu cinta milik orang dewasa?. Wah bisa jadi sandiwara radio dong nanti lagunya?
Naik-naik ke Puncak Gunung
Di sebutkan jika lagu ini bisa membuat anak kecil kehilangan konsentrasi, semangat dan motivasi. Sebab, pada awal lagu terkesan memberi semangat untuk mendaki gunung, namun kemudian menjadi bingung dan hanya malpu toleh kanan kiri melihat pohon cemara karena jalanan yang tajam saat mendaki.
Saya sarankan para pengkritik untuk masuk pencinta alamdan belajar ilmu psikologi alam bebas. Dalam pendakian memang dibutuhkan sebuah konsentrasi tinggi, tapi diperlukan pula sebuah improvisasi agar kita tak merasa terbebani dengan beratnya perjalanan kita. Salah satu cara adalah dengan melayangkan pandangan menikmati pemandangan di kanan kiri ketika perjalanan. Yah, dengan melihat pemandangan kiri kanan yang digambarkan pohon cemara itu membuat kita menjadi termotivasi untuk mendaki, bukan malah sebaliknya. Anda tidak percaya? Monggo, kapan-kapan kita naik gunung bareng dan sama-sama membuktikannya.
Naik Kereta Api
Lagu ini dikatakan akan memberi efek anak doyan gratisan. Lebih lucu lagi disebut-sebut jika PJKA rugi besar gara-gara efek dari lagu ini. Cobalah anda cermati lirik "
keretaku tak berhenti lama". Apakah menurut anda itu kereta api beneran atau hanya kereta api mainan?. Apakah masuk akal seorang anak kecil memiliki kereta api sungguhan?. Sebenarnya jika kita mencermati, lagu itu justru mengajarkan nilai kedermawanan pada seorang anak. Yaitu dengan memperbolehkan teman-temannya naik kereta api dia tanpa harus membayar. Bukankah itu perilaku seorang dermawan?.
Jika ada yang tanya lah rutenya itu kan bener rute kereta api sungguhan? Hehehe berpikir dalam bingkai kanak-kanak dong pret!. Berimajinasi liar lah laksana anak-anak kecil, mau B`ndung, Surabaya atau Ujung Kulon sekalipun, itu kan hanya imajinasi anak-anak ketika bermain kereta api. Bukan malah sebaliknya mengada-ada dengan mengatakan PJKA akan rugi gara-gara lagu ini. Tanya deh pak masinis atau kondektur kereta, apakah mereka menggratiskan penumpangnya gara-gara ketika kecil mendengarkan lagu ini?
Pok Ame Ame
Ini jelas lagu dewasa dan bukan konsumsi anak-anak! itu kata para pengkritik lagu ini. Hehehe yang ngeres sebenarnya lagunya apa yang ngritik ya? Cobalah anda bayangkan ketika kecil dulu, ketika anda mendengar kalimat minum susu apakah itu anda anggap sebagai aktifitas seksual? Atau jika sekarang saya menulis
"jika pagi hari saya minum jamu, jika malam hari saya minum susu"
. Apakah anda mengartikan tulisan itu jika saya sedang melakukan aktifitas seksual? Jelas ya ! kalau pikiran anda ngeres hehehe. Cobalah kembali cermati rima lagu itu, saya rasa anda pasti tahu jika sebenarnya lagu itu wajar-wajar saja.
Nina Bobo
Diartikel itu ditulis bahwa psikolog mengatakan jika sdkian tahun anak-anak Indonesia diajak tidur dengan cara "mengancam". Hmm.. para emak tentu sudah paham bagaimana sulitnya menidurkan anak kecil mereka. Menyuruh anak kecil tentu saja tak semudah yang kita kira. Ada hukum sebab akibat yang biasanya harus kita jelaskan dulu agar mereka patuh dengan perintah orang tuanya. Jika anak belajar malas tentu akan tidak naik kelas. Jika anak durhaka pada orang tua maka jadinya akan celaka. Demikian pula dengan lagu itu. Sebuah bujukan sekaligus menjelaskan efek jika mereka tak lekas tidur yaitu digigit nyamuk. Menurut saya itu hanya sebuah stimulan agar mereka lekas tidur, bukanlah ancaman pada anak. Lain halnya jika lirik itu berbunyi
"Kalau tidak bobo' digigit emak" atau "Kalau tidak bobo' digampar bapak" itu baru namanya ancaman. Heran, sebenarnya psikolog mana sih yang omong gitu?
Polling
0 suara
Setujukah kalo lagu anak-anak itu memang TIDAK BOHONG / BUKAN PEMBODOHAN?
Diubah oleh cahayaterputih 26-01-2013 09:11
0
7.4K
Kutip
63
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan