Pria ternyata lebih menderita ketika batuk dan pilek. Ini karena pria memiliki reseptor ekstra terhadap temperatur di otaknya sehingga mengalami gejala yang lebih buruk.

Sedangkan anak-anak menghadapi pilek dengan cara yang sama, karena area otak yang bersangkutan ukurannya sama antara laki-laki dan perempuan.

Demikian pernyataan dari neuroscientist Durham University Dr Amanda Ellison seperti dikutip News.com.au, Jumat (25/1/2013).

Tapi ketika anak laki-laki sudah pubertas dengan mulainya testosteron, area yang disebut nukleus preoptic mulai bertindak dan menjadi lebih besar. "Ketika Anda pilek salah satu yang terjadi adalah suhu Anda mulai meningkat untuk melawan bakteri," kata Dr Ellison.

"Bakteri tidak bisa bertahan hidup pada suhu yang lebih tinggi," ujarnya.

"Ketika sistem kekebalan tubuh Anda diserang, nukleus preoptic akan meningkatkan suhu tubuh untuk membunuh bakteri. Tapi pria memiliki lebih banyak reseptor temperatur karena pada pria area otaknya lebih besar dibanding wanita," jelasnya.

"Jadi pria suhunya lebih tinggi dan merasa lebih buruk dan jika mereka mengeluh karena mereka merasa lebih buruk maka mungkin mereka benar".

Penelitian yang dipublikasikan pada 2009 yang juga mendukung pria yang flu dikritik tidak meyakinkan karena terkait dengan tikus rekayasa genetika ketimbang manusia. Namun studi Dr Ellison didasarkan pada penelitian yang dilakukan pada otak manusia.

"Ini adalah bagian dari seluruh argumen tentang perbedaan antara pria dan wanita dan bagaimana perilaku mereka bisa dipengaruhi oleh perbedaan dalam otak mereka," tambahnya.

Dr Ellison tak mempedulikan jika penemuannya itu dianggap kontroversial. "Perdebatan akan menguak. Masalahnya pria yang flu selalu tidak banyak bukti yang kuat kalau perasaannya lebih buruk dibanding wanita. Ini hanya kemungkinan penyebabnya," katanya. link