- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ramli, Perancang Busana Ternama Indonesia Tutup Usia


TS
cahyoknow
Ramli, Perancang Busana Ternama Indonesia Tutup Usia

Quote:
Perancang busana kenamaan Indonesia, Ramli, menghembuskan nafas terakhirnya setelah menderita sakit yang berkepanjangan. Ramli menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Gading Pluit, Jakarta Utara, dalam usia 58 tahun.
Perancang busana bernama lengkap Ramli Sarwi Gozali Kartowdijojo ini meninggal setelah berjuang dengan pasca vonis kanker usus stadium empat sejak tahun 2009.
Tokoh-tokoh Indonesia pun banyak yang hadir melepas Ramli yang terkenal karena telah menggagas kebangkitan bordir Indonesia. di antaranya Ibu Negara Ani Yudhoyono, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Agum Gumelar.
Perancang busana bernama lengkap Ramli Sarwi Gozali Kartowdijojo ini meninggal setelah berjuang dengan pasca vonis kanker usus stadium empat sejak tahun 2009.
Tokoh-tokoh Indonesia pun banyak yang hadir melepas Ramli yang terkenal karena telah menggagas kebangkitan bordir Indonesia. di antaranya Ibu Negara Ani Yudhoyono, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Agum Gumelar.
Quote:

Quote:
Ibu Negara berada di rumah duka sekitar 30 menit. Pada kesempatan itu, Ani menyatakan kekaguman dan pujiannya pada perancang busana yang dikenal sebagai penggagas kebangkitan bordir Indonesia tersebut.
“Ramli adalah desainer yang selalu berkarya dan membesarkan bordir Indonesia. Selain berkarya setiap tahun, ia pun selalu menerbitkan buku,” ujar Ani kepada pers.
Meski telah divonis menderita kanker sejak beberapa tahun silam, namun Ramli berusaha menerima keadaannya. Ia memutuskan untuk tidak berhenti berkarya, dan terus menggelar rancangannya, yang dikenal banyak mengolah bordir dan batik.
Ramli membuktikan tekadnya. Semenjak vonis tersebut diberikan, ia masih mengadakan berbagai peragaan. Antara lain pergelaran busana untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri dalam program Ramadhan Rhapsody di Grand Indonesia, Jakarta (2011), peragaan busana dalam event Bazaar Wedding Exhibition di Ballroom The Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta ( April 2012), dan terakhir pergelaran “37 Tahun Ramli Berkarya” di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski (November 2012).
Sehari sebelum pergelaran terakhirnya, Ramli masih menjalani berbagai pemeriksaan. Ia masih bisa mengangkat telepon dari para sahabatnya, meski sudah duduk di atas kursi roda. Saat itu dokter memasang ring di lever Ramli, sehingga cairan dari empedu bisa dialirkan. Setiap kali melangkahkan kaki, katanya, perutnya sakit seperti diiris.
”Doain ya, doain ini bukan pergelaran terakhirku. Aku masih pengin berkarya terus. Aku takut…,” katanya, seperti dikutip Kompas.com.
Ramli telah berjuang dengan rasa sakit danmemberikan suguhan yang terbaik pada setiap pergelaran karyanya di hari-hari terakhirnya. namun, hari ini Ramli benar-benar pergi untuk selamanya. Setelah dishalatkan di rumah duka, jenazah Ramli diberangkatkan ke Kuningan, Cirebon.
“Ramli adalah desainer yang selalu berkarya dan membesarkan bordir Indonesia. Selain berkarya setiap tahun, ia pun selalu menerbitkan buku,” ujar Ani kepada pers.
Meski telah divonis menderita kanker sejak beberapa tahun silam, namun Ramli berusaha menerima keadaannya. Ia memutuskan untuk tidak berhenti berkarya, dan terus menggelar rancangannya, yang dikenal banyak mengolah bordir dan batik.
Ramli membuktikan tekadnya. Semenjak vonis tersebut diberikan, ia masih mengadakan berbagai peragaan. Antara lain pergelaran busana untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri dalam program Ramadhan Rhapsody di Grand Indonesia, Jakarta (2011), peragaan busana dalam event Bazaar Wedding Exhibition di Ballroom The Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta ( April 2012), dan terakhir pergelaran “37 Tahun Ramli Berkarya” di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski (November 2012).
Sehari sebelum pergelaran terakhirnya, Ramli masih menjalani berbagai pemeriksaan. Ia masih bisa mengangkat telepon dari para sahabatnya, meski sudah duduk di atas kursi roda. Saat itu dokter memasang ring di lever Ramli, sehingga cairan dari empedu bisa dialirkan. Setiap kali melangkahkan kaki, katanya, perutnya sakit seperti diiris.
”Doain ya, doain ini bukan pergelaran terakhirku. Aku masih pengin berkarya terus. Aku takut…,” katanya, seperti dikutip Kompas.com.
Ramli telah berjuang dengan rasa sakit danmemberikan suguhan yang terbaik pada setiap pergelaran karyanya di hari-hari terakhirnya. namun, hari ini Ramli benar-benar pergi untuk selamanya. Setelah dishalatkan di rumah duka, jenazah Ramli diberangkatkan ke Kuningan, Cirebon.
SUMBER
0
2K
Kutip
11
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan