Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

123645Avatar border
TS
123645
Sistem Demokrasi di Indonesia


Demokrasi berasal dari kata demos yang memiliki arti rakyat dan cratos yang berarti kekuasaan. Demokrasi bisa diterjemahkan secara sederhana menjadi “ kekuasaan itu berada di tangan rakyat “. Jika dilihat di Indonesia dengan beratus juta jumlah penduduk, pertanyaannya menjadi : “ berada di tangan rakyat yang mana kekuasaan yang selama ini menjadi simbol dari demokrasi ini di tempatkan “. Mungkin saudara tidak perlu menjawab pertanyaan ini karena dalam hati kawan-kawanku sekalian juga pastilah memiliki suara hati yang kurang lebih sama dengan saya. Suara hati itu jika boleh saya tebak akan bernada seperti ini, “ Ya jelas, kekuasaan di Indonesia sekarang dipegang oleh orang-orang yang kaya, yang punya jabatan dan….ya….orang – orang bermodal gede lah….”.

Demokrasi yang katanya menjamin hak-hak individu, justru jadi membebaskan setiap orang mengambil hak-hak orang lain pada faktanya. Berapa banyak hak-hak rakyat terbelenggu hanya dengan satu kasus korupsi lawatan ke luar negeri anggota DPR misalnya. Padahal kita tahu ada berapa anggota DPR di Indonesia, belum termasuk DPRD-nya yang ada di kabupaten/kota. Belum pula dari jajaran eksekutifnya, menteri, walikota, bupati, dan pejabat lainnya. Ingat itu masih dalam kasus korupsi saja, di luar sana masih banyak ‘lahan bermain’ para murid ‘taman kanak-kanak’ ini.

Demokrasi yang seharusnya bisa mengantarkan ‘budak-budaknya’ menuju kesejahteraan, pada akhirnya hanya melahirkan rupa bangsa Indonesia yang seperti ini. Mereka berdalih bahwa demokrasi ini belum dilaksanakan dengan baik dan Indonesia pun baru menerapkan sistem demokrasi sehingga hasilnya belum bisa terlihat optimal hingga saat ini. Tapi pertanyaannya hingga sampai kapan sistem ini akan dipertahankan jika hasil penerapan dari sistem ini saja terhadap bangsa Indonesia menghasilkan wajah Indonesia yang seperti ini. Wajah dengan mata ketimpangan sosial, ekonomi dan pendidikan. Wajah dengan hidung korupsi, telinga kekerasan, ditambah dengan bibir ketidakadilan penegakkan hukum dan alis kemiskinan serta kebodohan rakyatnya. Tidak mungkin seperti ini, pasti ada yang salah dengan sistem di negara dan bangsa kita tercinta ini.




Sebuah negara superpower yang merupakan leader atau pioneer dari sistem demokrasi ini dan mereka berkuasa setelah runtuhnya seteru paham mereka komunis Uni Soviet, menjadi negara yang seolah-olah boleh menggantikan seluruh sistem di dunia kedalam ‘kepercayaan’ yang dianut mereka. Satu persatu negara mereka campuri urusan dalam negerinya seperti Afghanistan, Irak, Libia, Mesir dan negara lainnya. Walaupun di sisi lain banyak yang beranggapan bahwa kepentingan mereka hanyalah pada minyak dan sumberdaya mineral lainnya bahkan pada kepentingan penjualan senjata, akan tetapi dari sisi ideologinya juga sedang terjajah sebenarnya. Mereka sangat lihai dalam memutarbalikkan fakta. Inilah yang sering disebut distorsi informasi. Afghanistan, Irak, Libia ataupun Mesir yang tadinya adem-adem saja, digoyang dengan berbagai isu pemerintahan yang mereka anggap salah. Korea Utara dan Irak yang memiliki instalasi nuklir untuk kepentingan sumber energi, dianggap membahayakan keamanan dunia. Sementara mereka sendiri yang jelas-jelas mempunyai senjata pemusnah massal dari nuklir tidak ada yang mempersoalkan. Inilah demokrasi ala Amerika yang kini menyebar ke berbagai negara di dunia.

Dominasi golongan yang kuat ingin semakin dimantapkan, dan yang lainnya akan semakin terlemahkan. Hal seperti ini juga yang terjadi di Indonesia, yang kuat ingin melemahkan yang sudah lemah. Parahnya para pemegang kekuasaannya sendiri diam melihat negaranya, bangsanya dan rakyatnya dicabik-cabik dagingnya, dihancurkan pemikirannya, dan dilemahkan dayanya hanya dengan iming-iming diberikkan tampuk kekuasaan tertinggi, harta dan berbagai materi. Seolah layaknya anjing peliharaan yang diberi tulang lalu bisa nurut sama majikannya, tanpa ada pertimbangan moral, hati nurani dan rasa nasionalisme. Apakah mereka masih memiliki rasa kebanggaan dan kebersatuan sebagai sebuah bangsa yaitu Bangsa Indonesia. Jika iya namun mengapa PT. Freeport yang sudah jelas begitu over eksploitir masih dipersilahkan mengambil kekayaan perut bumi pertiwi. Lalu mengapa cadangan gas terbesar di Natuna yang memiliki sekitar 222 triliun kubik gas malah hendak dikelolakan kepada asing berikut cadangan minyaknya yang diperkirakan 14.386.470 barel.

Sementara itu dalam negeri rakyat menjerit hanya karena kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Apakah kita rela kekayaan perut bumi pertiwi yang tersimpan beratus-ratus tahun ini ditukar dengan lembaran dollar yang keluar dari mesin setiap empat detik.
Bagaimana pertanggungjawaban para pemimpin negeri ini jika nanti kelak di akhirat Tuhan mempertanyakan hal ini. Tuhan mungkin akan berkata bahwa mengapa rakyatmu masih sengsara meskipun telah aku sediakan kekayaan melimpah dibawah perut bumimu. Padahal aku telah menjelaskan melalui utusanku bahwasanya, sabda Rasulullah :

اَلناسُ شُرَكَاءٌ فِي ثَلاَثٍ: اَلْمَاءِ وَ الْكَلأِ وَ النارِ

“ Manusia berserikat (punya andil) dalam tiga hal: air, padang rumput dan api ” (HR Abu Dawud).

Anas ra. juga meriwayatkan hadis dari Ibnu Abbas ra. tersebut dengan menambahkan : wa tsamanuhu haram (dan harganya haram); yang berarti dilarang untuk diperjualbelikan.

Sebenarnya dalam konstitusi kita telah tercantum bahwa kekayaan bumi ini digunakkan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat. Pemerintah memang telah melaksanakan amanat konstitusi ini, yakni mempergunakannya untuk kesejahteraan rakyat, sayangnya hanya untuk rakyat yang kaya saja. Berangkat darisini saja kita telah mengetahui, bahwa ada yang salah sebenarnya dengan sistem kita ditambah pula yang menjalankan sistem itu bukan orang-orang yang tepat saya pikir.

Pun jikalau kita ingin melakukan perubahan, bukan dengan merevisi, menambahkan, mengurangi atau hanya mengganti kalimatnya untuk perbaikan sistem ideologi negara kita, akan tetapi dengan mengganti secara keseluruhan landasan pandangan hidup kebernegaraan kita dengan sistem yang sempurna. Sahabatku sesama muslim tidak perlu dijelaskan dengan apa sistem kita ini patut diganti.

wallahu alam bishawab,


salam hangat dari pribadi yang tersadarkan….

Spoiler for BONUSSS:


untuk agan" yang baik hati
emoticon-Blue Guy Cendol (L)
emoticon-Rate 5 Star
ane gak pengen emoticon-Blue Guy Bata (L)



mohon maaf kalo ad kesalah dari saya
Diubah oleh 123645 15-01-2013 19:49
0
1.3K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan