zhouxianAvatar border
TS
zhouxian
Melongok ‘Budha Tidur’ yang Kian Banyak Dikunjungi
Bagi masyarakat yang jenuh kebisingan, dan ingin refresing melepas kepenatan bisa pergi ke wilayah Kab. Mojokerto. Pasalnya, di bekas tlatah Kerajaan Majapahit ini banyak potensi wisata yang layak dikunjungi. Selain ada kawasan wisata sejarah peninggalan kerajaan Majapahit, wisata alam pegunungan di Trawas dan Pacet, juga ada kawasan wisata religi seperti makam Syech Jumadil Kubro yang dikabarkan sebagai kakek Walisongo, dan Maha Vihara Majapahit yang dilengkapi patung Budha sedang tidur terbesar di Indonesia.

Terletak di Desa Bejijong, Kec. Trowulan di ujung barat Kota Mojokerto yang berbatasan dengan Kec. Mojoagung, Kab. Jombang, Maha Vihara Majapahit yang berdiri di atas lahan sekitar 2 hektare ini, berada di kawasan yang sejuk dan rindang karena dikelilingi bermacam pohon besar macam jati dan sonokeling. Begitu juga tanaman buah tumbuh cukup subur seperti kelengkeng, nangka, mangga dan rambutan. Sayangnya saat ini sedang tidak berbuah. Suasana sejuk itu masih didukung oleh taman-taman yang terawat dengan berbagai jenis tanaman bunga macam mawar, melati, puring dan bahkan teratai dan lainnya.

Untuk menuju ke vihara pengunjung tidaklah sulit karena letaknya yang dekat dengan jalan raya. Bagi yang menggunakan mobil pribadi bisa langsung ke lokasi. Tetapi bagi rombongan yang datang menggunakan bus harus turun di jalan kampung, selanjutnya berjalan kaki sekitar 100 meter untuk sampai ke komplek vihara. Mereka yang naik angkutan umum bisa turun di depan Kantor BP3 Jatim di Trowulan, selanjutnya jalan kaki sekitar 300 meter.

Boleh dibilang, animo masyarakat yang berkunjung ke komplek Maha Vihara Majapahit setiap tahunnya semakin banyak. Jika 2011 lalu ada 5.000 orang yang datang ke sana, di 2012 meningkat menjadi 8 ribu orang. Meningkatnya kunjungan ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya selain tak dipungut biaya, juga seringnya digelar ritual keagamaan.



Meditasi dan Wisata Religi



Sariono, salah seorang pengurus vihara, mengatakan, MahaVihara Majapahit ini selain biasa dipakai tempat meditasi juga untuk wisata religi. Di lokasi ini sekarang juga sering dipakai kegiatan para ormas, akademisi dan non agama Budha, baik untuk rapat dan istirahat. ”Lokasi ini terbuka bagi masyarakat tanpa melihat status ekonomi, agama dan ras. Pengunjungnya berasal dari dalam dan luar provinsi Jatim. Di lokasi ini pengunjung dilarang membuat heboh. Suasana hening tetap berlaku di kawasan ini. Pasalnya, biksu dan biksuni di Maha Vihara Majapahit sangat menghargai ketenangan,” katanya kepada Surabaya Post, Jumat (11/1).

Dengan keterbukaan ini, dampaknya positif bagi masyarakat sekitar. Mereka bisa memiliki peluang usaha baru dengan berjualan di luar komplek Vihara Majapahit, membuka jasa parkir dan menjual asesoris. “Setiap hari libur, komplek Vihara Majapahit banyak dikunjungi wisatawan baik dari dalam dan luar Mojokerto,” katanya.

Menyinggung tentang Patung Budha tidur, Sariono yang asal Boyolali ini mengatakan, patung ini dibuat sekitar tahun 1993 oleh YM Viryanadi Maha Tera. Sedangkan Maha Vihara Majapahit sendiri sudah berdiri sejak Desember 1989. Patung Budha tidur ini memiliki panjang 22 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 4.5 meter. Patung ini di buat dari beton dan dipahat oleh perajin patung dari Trowulan, Kab. Mojokerto. Di sekeliling dan bawah patung juga terdapat ukiran-ukiran yang menceritakan kisah Budha. Selain pengunjung bisa melihat patung Budha Tidur, juga bisa melihat sebuah miniatur Borobudur serta berbagai relief indah di belakang bangunan utama.



Komplek Maha Vihara Majapahit lokasinya berdekatan dengan berbagai situs peninggalan Kerajaan Majapahit, diantaranya Candi Brahu, Kolam Segaran, Candi Tikus, Candi Bajang Ratu, Museum Majapahit atau Pusat Informasi Majapahit. Sehingga, selain melihat patung Budha pengujung juga sekaligus bisa berwisata sejarah dengan menelusuri jejak peninggalan Kerajaan Majapahit.

Kawasan Maha Vihara Majapahit banyak dikunjungi masyarakat selain hari libur juga ada 13 kegiataan besar keagamaan Budha dalam satu tahun. Salah satunya adalah memperingati Waisyak.

Suwigya (45) warga Palangkaraya Kalimantan Tengah, mengaku sudah lama ingin melihat langsung patung Budha Tidur di Maha Vihara Majapahit itu. Menurutnya, patung Budha Tidur ini cukup bagus, kondisinya mirip dengan Budha Tidur di Nepal. “Dari pada jauh–jauh melihat patung ini keluar negeri mendingan melihat di lokasi ini, sambil pulang kampung di Surakarta Jateng,” tuturnya saat ditemui di lokasi.

Sedangkan Suparman (56) warga Banyuurip Surabaya, mengatakan, dia setiap malam Jumat selalu datang ke komplek Maha Vihara Majapahit untuk istirahat menikmati keheningan, kesejukan komplek Vihara ini. “Tengah malamnya saya ziarah ke makam Syekh Jumadil Kubro di Sentonorejo, Kec. Trowulan. Saya datang siang istirahat di sini hingga malam sambil mendengarkan kicauan berbagai burung yang ada diVihara ini,” katanya.

Sementara Yadi warga Bejijong, Kec. Trowulan, mengaku sejak vihara ini mulai ramai dikunjungi orang, dia tidak lagi bekerja ke luar Trowulan. Ia sekarang berjualan bakso di luar komplek Vihara Majapahit. “Kalau hari biasa sehari saya dapat keuntungan bersih minimal Rp 50 ribu. Kalau hari libur keuntungan kami naik seratus persen,” katanya.##

http://www.surabayapost.co.id/?mnu=b...b5e6087eb1b2dc

mantap nih emoticon-Big Grin
0
1.4K
10
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan