- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
Spiritual Buddha Menjadi Inspirasi Bagi Nazi Jerman


TS
VegaLight
Spiritual Buddha Menjadi Inspirasi Bagi Nazi Jerman
EKSPEDISI NAZI JERMAN MENCARI KEKUATAN SPIRITUAL DI TIBET
Pada tahun 1940-an Tibet sudah sejak lama menjadi incaran bagi Cina dan Rusia.Oleh karena itu maka pemerintah Tibet mulai mencari dukungan dari Jepang.Pada tahun 1936 Jepang dan Jerman menanda tangani Pakta Anti Komintern,mendeklarasikan permusuhan bersama terhadap Komunisme Internasional.Dikarenakan hal tersebut maka Tibet tergerak untuk mengadakan kontak resmi dengan Pemerintah Jerman.Undangan resmi kepada delegasi Nazi Jerman untuk berkunjung ke Tibet diadakan di dalam konteks tersebut.
Banyak orang Tibet menyanjung Jepang sebagai negara penganut Budha yang telah menjadi kekuatan dunia dan menganggapnya sebagai pelindung baru bagi agama Budha.Di sisi lain,Jepang memiliki kepentingan strategis di Tibet,yaitu sebagai wilayah bemper bagi Jepang untuk melindungi mereka dari ancaman Inggris yang menguasai India.Hal ini sejalan dengan keinginan Tibet yang tetap ingin bebas dari cengkeraman Cina.
Banyak para petinggi rejim Nazi Jerman yang mempercayai kekuatan gaib,termasuk diantaranya sang Fuhrer Adolf Hitler,salah satu penggagasnya adalah Heinrich Himmler (kepala SS) .Didasari kepercayaan tersebut Jerman pernah mengirim tim ekspedisi resmi ke Tibet yang dipimpin oleh Ernst Schäffer antara tahun 1938 hingga 1939.
Latar belakang Schäffer adalah sebagai seorang pemburu dan ahli biologi.Dalam dua ekspedisi terdahulunya ke Tibet,pada tahun 1931 dan 1934,adalah dalam rangka olah raga dan riset ilmu fauna.Tetapi dalam ekspedisi yang ketiga ini,dia dikirim oleh Ahnenerbe (Biro Studi Warisan Leluhur).Dari komposisi anggota tim yang dikirim,jelas terlihat bahwa Jerman memiliki tujuan tersembunyi.Anggotanya terdiri dari seorang antropolog,seorang geofisis,seorang pembuat film,dan seorang pemimpin tehnis.Misi utama mereka adalah untuk menyelidiki tengkorak manusia Tibet yang diduga adalah leluhur ras Arya (Jerman murni) dan posisinya sebagai ras perantara antara Jerman dan Jepang.
Tujuan lain dari ekspedisi ini adalah mencari dukungan untuk memenangkan perang dari para master Shambhala yang menjaga kekuatan psikis rahasia yang diharapkan dapat mengembalikan kejayaan bangsa Arya sebagai ras super. Menurut catatan sejarah mereka,pada jaman dahulu kala ada sekelompok orang dari bangsa Arya yang menganut ajaran Lucifer,yang disebut Agarthi,dan mempraktekkan ilmu hitam.Sementara kelompok yang lain mengikuti ajaran Ahriman,yang disebut Shambhala,dan mempraktekkan ilmu putih.
Para master Shambhala menolak permohonan tersebut,tetapi para penguasa kerajaan kegelapan Agharti yang berlokasi di dalam perut pegunungan Himalaya bersedia membantu dan kemudian mengirim ribuan orang Tibet ke Jerman,yang mana di kemudian hari ,mereka dikenal sebagai Society of Green Men,sebagaimana ditulis oleh peneliti Inggris Trevor Ravenscroft di dalam bukunya The Spear of Destiny.
Salah satu alasan penolakan kelompok Shambhala adalah,karena mereka sudah menjalin kerjasama rahasia dengan pihak Inggris dan Amerika.
Perlu dicatat disini,bahwa kaum Nazi mengembangkan mesin jet untuk roket V-8 mereka yang terkenal,setelah beberapa kali kunjungan ke daerah ini.
Sebuah laporan yang dibuat oleh Pauwels dan Berger setelah perang usai,bahwa tentara Rusia di Berlin menemukan sejumlah besar mayat tentara Jerman dalam seragam Nazi yang berasal dari ras Himalaya,yang menurut mereka mati karena bunuh diri.
Beberapa tahun yang lalu,tersiar kabar,bahwa penulis buku “Seven Years in Tibet” Heinrich Harrer yang telah difilmkan dengan Brad Pitt sebagai bintangnya,yang mengaku sebagai pendaki gunung dari Austria ternyata adalah seorang sersan di dalam Pasukan Khusus SS Nazi Jerman.
http://relanto.blogspot.com/2009/12/...-kekuatan.html
Pada tahun 1940-an Tibet sudah sejak lama menjadi incaran bagi Cina dan Rusia.Oleh karena itu maka pemerintah Tibet mulai mencari dukungan dari Jepang.Pada tahun 1936 Jepang dan Jerman menanda tangani Pakta Anti Komintern,mendeklarasikan permusuhan bersama terhadap Komunisme Internasional.Dikarenakan hal tersebut maka Tibet tergerak untuk mengadakan kontak resmi dengan Pemerintah Jerman.Undangan resmi kepada delegasi Nazi Jerman untuk berkunjung ke Tibet diadakan di dalam konteks tersebut.
Banyak orang Tibet menyanjung Jepang sebagai negara penganut Budha yang telah menjadi kekuatan dunia dan menganggapnya sebagai pelindung baru bagi agama Budha.Di sisi lain,Jepang memiliki kepentingan strategis di Tibet,yaitu sebagai wilayah bemper bagi Jepang untuk melindungi mereka dari ancaman Inggris yang menguasai India.Hal ini sejalan dengan keinginan Tibet yang tetap ingin bebas dari cengkeraman Cina.
Banyak para petinggi rejim Nazi Jerman yang mempercayai kekuatan gaib,termasuk diantaranya sang Fuhrer Adolf Hitler,salah satu penggagasnya adalah Heinrich Himmler (kepala SS) .Didasari kepercayaan tersebut Jerman pernah mengirim tim ekspedisi resmi ke Tibet yang dipimpin oleh Ernst Schäffer antara tahun 1938 hingga 1939.
Latar belakang Schäffer adalah sebagai seorang pemburu dan ahli biologi.Dalam dua ekspedisi terdahulunya ke Tibet,pada tahun 1931 dan 1934,adalah dalam rangka olah raga dan riset ilmu fauna.Tetapi dalam ekspedisi yang ketiga ini,dia dikirim oleh Ahnenerbe (Biro Studi Warisan Leluhur).Dari komposisi anggota tim yang dikirim,jelas terlihat bahwa Jerman memiliki tujuan tersembunyi.Anggotanya terdiri dari seorang antropolog,seorang geofisis,seorang pembuat film,dan seorang pemimpin tehnis.Misi utama mereka adalah untuk menyelidiki tengkorak manusia Tibet yang diduga adalah leluhur ras Arya (Jerman murni) dan posisinya sebagai ras perantara antara Jerman dan Jepang.
Tujuan lain dari ekspedisi ini adalah mencari dukungan untuk memenangkan perang dari para master Shambhala yang menjaga kekuatan psikis rahasia yang diharapkan dapat mengembalikan kejayaan bangsa Arya sebagai ras super. Menurut catatan sejarah mereka,pada jaman dahulu kala ada sekelompok orang dari bangsa Arya yang menganut ajaran Lucifer,yang disebut Agarthi,dan mempraktekkan ilmu hitam.Sementara kelompok yang lain mengikuti ajaran Ahriman,yang disebut Shambhala,dan mempraktekkan ilmu putih.
Para master Shambhala menolak permohonan tersebut,tetapi para penguasa kerajaan kegelapan Agharti yang berlokasi di dalam perut pegunungan Himalaya bersedia membantu dan kemudian mengirim ribuan orang Tibet ke Jerman,yang mana di kemudian hari ,mereka dikenal sebagai Society of Green Men,sebagaimana ditulis oleh peneliti Inggris Trevor Ravenscroft di dalam bukunya The Spear of Destiny.
Salah satu alasan penolakan kelompok Shambhala adalah,karena mereka sudah menjalin kerjasama rahasia dengan pihak Inggris dan Amerika.
Perlu dicatat disini,bahwa kaum Nazi mengembangkan mesin jet untuk roket V-8 mereka yang terkenal,setelah beberapa kali kunjungan ke daerah ini.
Sebuah laporan yang dibuat oleh Pauwels dan Berger setelah perang usai,bahwa tentara Rusia di Berlin menemukan sejumlah besar mayat tentara Jerman dalam seragam Nazi yang berasal dari ras Himalaya,yang menurut mereka mati karena bunuh diri.
Beberapa tahun yang lalu,tersiar kabar,bahwa penulis buku “Seven Years in Tibet” Heinrich Harrer yang telah difilmkan dengan Brad Pitt sebagai bintangnya,yang mengaku sebagai pendaki gunung dari Austria ternyata adalah seorang sersan di dalam Pasukan Khusus SS Nazi Jerman.
http://relanto.blogspot.com/2009/12/...-kekuatan.html


nona212 memberi reputasi
1
4.7K
14
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan