- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Prematur, Bayi yang Lahir di Merpati Meninggal


TS
elly.nurhayati
Prematur, Bayi yang Lahir di Merpati Meninggal
Quote:
No Repost gan
Quote:
Quote:

MERDEKA.COM, Bayi yang dilahirkan di Pesawat Merpati akhirnya meninggal dunia

"Informasi yang saya terima begitu (meninggal dunia)," ujar Sherly Juwita saat dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (8/1).
Bayi yang belum sempat diberi nama itu meninggal diduga karena hipotermia. Bayi yang lahir prematur tersebut meninggal semalam.
Sebelumnya diberitakan, Harmani (33) melahirkan di pesawat Merpati pada pukul 18.40 WIT. Bayi tersebut lahir di atas udara Timika Papua saat terbang ke Makassar pada Minggu (7/1).
Sebelumnya diberitakan, Sherly Juwita (36) mendadak menjadi bidan di atas pesawat Merpati yang sedang terbang dari Timika menuju Makassar, Minggu (6/1). Pesawat yang berangkat dari Timika sekitar pukul 18.00 Wita itu dihebohkan dengan kelahiran seorang bayi perempuan.
"Itu pengalaman yang luar biasa bagi saya. Sampai sekarang saya masih deg-degan," ujar Sherly dalam perbincangan dengan merdeka.com, Senin (7/1).
Sherly mengaku, waktu pesawat akan take off, Harmani (33), yang sedang hamil 28 minggu sudah menunjukkan surat dokter yang menyatakan dia boleh melakukan penerbangan. Namun, pada ketinggian 9.800 meter di atas laut atau 15 menit setelah take off, Harmani mengaku sakit pinggang.
"Saya tanya: Ibu kenapa? Ibunya langsung menjawab sakit pinggang dan sepertinya mau melahirkan," ungkap Sherly.
Quote:
Kisah pramugari Sherly bantu lahirkan bayi prematur di pesawat
MERDEKA.COM, Menjadi pramugari memang membutuhkan keterampilan yang tinggi. Profesi itu juga harus bisa menjadi apapun jika sudah di atas pesawat. Namun, apa jadinya jika pramugari harus membantu kelahiran seorang bayi prematur di atas pesawat yang sedang melaju di atas udara.
Adalah Sherly Juwita (36) yang mendadak menjadi bidan di atas pesawat Merpati MZ 845 yang sedang terbang dari Timika menuju Makassar, Minggu (6/1). Pesawat yang berangkat dari Timika sekitar pukul 18.00 Wita itu dihebohkan dengan kelahiran seorang bayi perempuan.
"Itu pengalaman yang luar biasa bagi saya. Sampai sekarang saya masih deg-degan," ujar Sherly dalam perbincangan dengan merdeka.com, Senin (7/1).
Sherly mengaku, waktu pesawat akan take off, Harmani (33), yang sedang hamil 28 minggu sudah menunjukkan surat dokter yang menyatakan dia boleh melakukan penerbangan. Namun, pada ketinggian 9.800 meter di atas laut atau 15 menit setelah take off, Harmani mengaku sakit pinggang.
"Saya tanya: Ibu kenapa? Ibunya langsung menjawab sakit pinggang dan sepertinya mau melahirkan," ungkap Sherly.
Sebagai kru senior, Sherly langsung menjalankan prosedur yang berlaku yaitu memberi tahu kapten yang sedang bertugas dan mengumumkan apakah ada dokter atau perawat di pesawat tersebut.
"Dan ternyata tidak ada sama sekali dokter atau perawat di pesawat. Sementara untuk balik lagi ke Timika tidak bisa, karena bandara closing," ungkap dia. Namun, ternyata satu orang yang tengah menjalani pendidikan keperawatan. "Tapi dia baru belajar menyuntik dan ukur tensi saja," kata dia.
Karena Harmani sudah tidak tahan, Sherly langsung berinisiatif untuk melakukan persalinan di atas udara. "Saya langsung meminta kru yang lain untuk mempersiapkan tempat persalinan di pantry belakang," kata dia.
Sayangnya, sang ibu sudah tidak tahan dan tidak bisa mencapai pantry. Salah satu cara agar sang ibu bisa melahirkan hanyalah dengan berbaring di satu deretan kursi tempat Harmani duduk, yaitu kursi nomor 24 A.
Atas kelahiran bayi tersebut, Direktur Operasional Merpati Airlines, Capten Asep Ekanugraha menyampaikan penghargaan kepada kru Merpati yang ikut membantu persalinan bayi prematur tersebut.
Adalah Sherly Juwita (36) yang mendadak menjadi bidan di atas pesawat Merpati MZ 845 yang sedang terbang dari Timika menuju Makassar, Minggu (6/1). Pesawat yang berangkat dari Timika sekitar pukul 18.00 Wita itu dihebohkan dengan kelahiran seorang bayi perempuan.
"Itu pengalaman yang luar biasa bagi saya. Sampai sekarang saya masih deg-degan," ujar Sherly dalam perbincangan dengan merdeka.com, Senin (7/1).
Sherly mengaku, waktu pesawat akan take off, Harmani (33), yang sedang hamil 28 minggu sudah menunjukkan surat dokter yang menyatakan dia boleh melakukan penerbangan. Namun, pada ketinggian 9.800 meter di atas laut atau 15 menit setelah take off, Harmani mengaku sakit pinggang.
"Saya tanya: Ibu kenapa? Ibunya langsung menjawab sakit pinggang dan sepertinya mau melahirkan," ungkap Sherly.
Sebagai kru senior, Sherly langsung menjalankan prosedur yang berlaku yaitu memberi tahu kapten yang sedang bertugas dan mengumumkan apakah ada dokter atau perawat di pesawat tersebut.
"Dan ternyata tidak ada sama sekali dokter atau perawat di pesawat. Sementara untuk balik lagi ke Timika tidak bisa, karena bandara closing," ungkap dia. Namun, ternyata satu orang yang tengah menjalani pendidikan keperawatan. "Tapi dia baru belajar menyuntik dan ukur tensi saja," kata dia.
Karena Harmani sudah tidak tahan, Sherly langsung berinisiatif untuk melakukan persalinan di atas udara. "Saya langsung meminta kru yang lain untuk mempersiapkan tempat persalinan di pantry belakang," kata dia.
Sayangnya, sang ibu sudah tidak tahan dan tidak bisa mencapai pantry. Salah satu cara agar sang ibu bisa melahirkan hanyalah dengan berbaring di satu deretan kursi tempat Harmani duduk, yaitu kursi nomor 24 A.
Atas kelahiran bayi tersebut, Direktur Operasional Merpati Airlines, Capten Asep Ekanugraha menyampaikan penghargaan kepada kru Merpati yang ikut membantu persalinan bayi prematur tersebut.
Quote:
Annisa Laila Juwita Sari Merpati, bayi perempuan yang dilahirkan oleh Harmani (33 Tahun) di pesawat Merpati MZ-845 PK-MDO B-734 yang mengudara, akhirnnya meninggal. Annisa menghembuskan napas terakhirnya Senin malam 7 Januari 2013, di Rumah Sakit Catherina Both Makassar sekitar pukul 20:00 Wita setelah menjalani perawatan selama 23 Jam.
Harmani bersama suaminya Rudi Hamja (34 Tahun), terbang dengan menggunakan pesawat Merpati dari bandara Timika ke bandara Sultan Hasamuddin, Makassar. Mereka terbang sekitar pukul 18:00 Wita. "Setelah 30 menit pesawat di udara, perut Harmani merasa ingin melahirkan", kata Rudi saat ditemui di rumah orang tuanya di Dusun Bontobua, Desa Alatengae, Kecamatan Bantimurung, Selasa 8 Januari 2013.
Rudi menegaskan, saat istrinya, hendak naik kepesawat kondisinya sehat. Dia juga tidak merasakan sakit pada kandungannya yang baru berusia tujuh bulan. "Rencana kami berdua ke kampung untuk melahirkan." (Baca: Drama Harmani Melahirkan di Pesawat Merpati).
Harmani mengatakan, saat itu perusnya mules hebat, seperti ingin buang air. "Sebelum naik ke pesawat saya sempat dikarantina dan diperiksa oleh tim medis di Bandara Timika, dan berdasarkan surat keterangan dokter saya dinyatakan sehat dan tidak ada masalah masalah", kata Rahmani sembari menangisi bayi perempuanya yang telah dikebumikan.
Mules itu akhirnya tak bisa ditahan, dia melahirkan di pesawat dibantu oleh pramugari dan satu orang penumpang yang juga seorang mahasiswa keperawatan. Bayi itu lahir selamat. (Lihat juga: Pramugari Merpati yang Menolong Kelahiran Dapat Bonus)
Ia mendarat sekitar pukul 19:45, di Makassar, lalu langsung ke rumah sakit. Bayi Harmani sempat dirawat di RSUD Daya, namun dianjurkan dirujuk ke rumah Catherina Both karena kondisi bayi kami harus dirawat lebih serius.
Ia mengaku, bayinya lahir dalam kondisi prematur dengan berat timbangan hanya 1,7 kilogram. Saat di pesawat, empat pramugari Merpati sudah berjuang menolong melahirkan dan merawatnya. Bayi itu di pesawat diletakkan di atas troli. Di rak bawah troli diisi air panas agar suhu udaranya hangat. Rupanya, Tuhan berkehendak lain. Bayi itu meninggal. Jenazahnya bayi itu kemudian dikebumikan di pemakaman Bontobua Selasa pagi,
Quote:
Pramugari Sherly bantu kelahiran di pesawat selama 15 menit
Sebagai pramugari senior, tak salah bila Sherly Juwita, 36, berinisiatif untuk membantu kelahiran Harmani, 33, yang tiba-tiba nyeri punggung. Di atas pesawat Merpati MZ 845 dari Timika menuju Makassar, Sherly membantu Harmani melahirkan seorang bayi perempuan.
"Dengan bantuan kru, saya langsung melakukan proses lahiran. Saya teriak ke ibu 'copot celananya bu!' Lalu tak seberapa lama sudah terlihat kepala bayi. Lalu saya tahan kepalanya sampai keluar bayi itu," papar Sherly. Dia mengaku proses kelahiran tersebut menghabiskan waktu sekitar 15 menit.
Beruntung bagi Sherly, pendidikan pramugarinya telah membekali proses persalinan di atas pesawat. "Saya ingat kata dokter, plasentanya harus keluar, baru dipotong. Saya langsung tekan perut sang ibu agar keluar plasentanya. Lalu saya potong dengan gunting steril yang tersedia di medical kit yang tersedia di pesawat," kata dia.
Setelah bayi lahir, ternyata permasalahan belum selesai. Karena lahir prematur, bayi tersebut harus diletakkan di inkubator. Dengan bantuan penumpang dan kru lain, Sherly membungkus sang bayi dengan selimut tebal serta beberapa bungkus air hangat yang diletakkan di punggung bayi.
"Karena perjalanan masih dua jam, saya terus berusaha membuat bayi itu nangis sambil memasang masker oksigen ke sang bayi. Alhamdulillah sepanjang perjalanan sang bayi menangis terus," ungkap dia.
Selama perjalanan, Sherly dengan beberapa pramugari lain yaitu Rahmasari, Musyarafatulaela dan Anisah Abdullah bahu membahu agar 151 penumpang lain tetap dilayani.
"Saya bersyukur semua kru bekerja sama membantu sang ibu untuk melahirkan. Dan pelatihan yang diberikan Merpati sangat berguna dalam keadaan seperti ini," kata dia.
Selain itu, Sherly juga meminta kapten yang bertugas untuk berkoordinasi dengan kru di Makassar agar menyediakan ambulans dan tabung oksigen.
Di dalam pesawat, bayi perempuan yang beruntung itu diberi sertifikat kelahiran yang tepat pada pukul 18.40 WITA.
Quote:
Semoga sang bayi mendapat tempat yang layak disisiNya amiinn
tolong



[B]Sumber berita disini gan : http://id.berita.yahoo.com/bayi-yang...035032140.html
Diubah oleh elly.nurhayati 09-01-2013 08:28
0
3.3K
Kutip
23
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan