Macchiat0Avatar border
TS
Macchiat0
Kebahagian dari menunggu seseorang :)
Semoga agan2 mnikmati crita dari ane ini emoticon-Smilie emoticon-Ngacir

Tempat les bukanlah tempat yang aku suka. Selama 2 jam otakku kembali diisi dengan angka-angka egois yang tetap ingin mampir ke otakku. Selama 2 jam aku duduk diatas bangku manja yang pasti tidak akan membiarkan aku beranjak dan tidak lagi mendudukinya. Aku kelelahan, mengantuk, dan menguap. Aku tak mengerti, mengapa tempat yang dulu kulihat sangat menyenangkan ini menjadi begitu menjemukan dan melelahkan.

Aku berusaha bertahan didalamnya. Aku berusaha mengikuti alurnya. Usahaku belum berhasil karena semua kejenuhanku hilang seketika, bukan karena usahaku tapi karena kehadiran seseorang. Dia yang selalu kutunggu kedatangannya. Dia yang selalu ku tunggu untuk mendorong pintu masuk kelasku.

Hujan tidak pernah jahat, dia tidak membunuh apalagi memisahkan. Dia tidak bermaksud untuk membasahi pakaian yang aku kenakan, dia hanya menjatuhkan rintik-rintiknya pada saat yang tak tepat. Dengan santai aku menikmati rintik kecil airnya sambil berlari kecil memasuki tempat lesku. Pelajaran hari ini adalah Kimia dan Matematika. Ah... lagi dan lagi angka-angka egois itu dengan menggebu-gebu akan mengacak-acak otakku. Cukup, aku duduk dan beristirahat sejenak.

Dengan mata mengantuk, aku menuju lantai tiga, memasuki kelas. Beberapa temanku telah duduk di tempatnya masing-masing, tapi aku tidak melihat sosok seorang dia. Aku menduduki tempatku, menatap kosong ke arah pintu, berharap dia datang dan muncul seketika membawa senyum yang selalu kutitipkan padanya. Dia salah satu alasan yang bisa membuatku tersenyum dan merasa nyaman di tempat ini.

Pelajaran pertama dimulai, aku tak kunjung melihat sosoknya, sementara angka-angka itu bisa aku cerna di otakku dengan baik. Mungkin dia tidak les? Semua sudah terjawab dan aku tak perlu berharap dia akan datang dan akan duduk di tempat yang biasa ia duduki.

Aku tidak lagi memandangi pintu kelas, semua yang masuk melalui pintu itu bukanlah dia, hanya teman-temanku yang berduyun-duyun memasuki kelas karena pelajaran Matematika sebentar lagi dimulai. Tatapanku lesu melihat papan tulis yang seakan menggodaku untuk terus memperhatikannya. Fungsi suku banyak, aku mulai tergoda dengan papan tulis yang tertulis angka-angka bisu di permukannya. Sesekali melempar pandanganku ke bangku dia, dia yang tak kunjung memunculkan batang hidungnya.

Beberapa menit kemudian, terdengar derap langkah menaiki tangga. Aku tak peduli karena dalam persepsiku, dia tidak masuk les hari ini. Tapi, ternyata perkiraanku salah.

"Anjir mtk, gue telat!" Dalam ketergesaan, dia membuka pintu kelas dan duduk di tempat biasa.

Ketertarikanku pada papan tulis kini berubah. Sesekali aku memandanginya dan mencuri pandang ke arahnya. Saat ketahuan, dia hanya mengerlingkan mata dan melengkungkan senyum. Senyum yang indah bagai lengkungan cincin saturnus yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, tapi dalam kenyataan yang sama, saat dia tersenyum, senyumnya tetap indah walau dipandang dengan mata telanjang emoticon-Smilie

Dia telat karena kehujanan. Aku bilang juga apa. Hujan tidak akan memisahkan, membunuh apalagi menahan. Dia tetap datang walau dalam ketergesa-gesaan. Dia mengembalikan senyum yang selalu kutitipkan padanya. Kebahagiaan dari menunggu seseorang, ternyata.

thanks agan2 yg udah mampir n baca crita dri ane ini. emoticon-Smilie
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
837
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan