http://www.tempo.co/read/news/2012/12/29/078451046
Quote:
Sabtu, 29 Desember 2012 | 17:55 WIB
Pengamat: Golkar Ibarat Perusahaan Tbk
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi punya julukan sendiri untuk Partai Golkar. "Golkar itu ibarat perusahaan, mirip Tbk," kata Burhanuddin di Hotel Gren Alia, Cikini, Jakarta, Sabtu, 29 Desember 2012.
Bukan tanpa alasan dia melontarkan julukan itu. Menurut Burhanuddin, banyak "pemegang saham" di partai berlambang pohon beringin, tapi tidak ada "pemegang saham" mayoritas tunggal. "Itu yang menyebabkan Golkar mengalami dilema setiap kali pemilihan presiden," ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini ada empat faksi di internal Golkar, yakni faksi Agung Laksono, Aburizal Bakrie, Akbar Tandjung, dan Jusuf Kalla. Adanya faksi ini mengulang kondisi Golkar di masa sebelumnya dan berpotensi menimbulkan perpecahan. "Golkar tidak pernah memenangkan pilpres karena tokoh-tokohnya tidak ada yang dominan," kata Burhanuddin.
Tidak solidnya Golkar dalam pemilihan presiden digambarkan Burhanuddin dalam dua kali pengusungan capres Golkar. Pada 2004, Golkar memilih Wiranto sebagai capres melalui mekanisme konvensi partai. Namun, Wiranto gagal melaju menjadi RI-1.
Adapun pada 2009 Golkar memilih Jusuf Kalla melalui mekanisme Rapat Pimpinan Nasional khusus untuk berjuang menjadi presiden. Namun, Kalla gagal mengharumkan nama Golkar. "Ini penyakit lama. Dosa warisan Golkar," ucap Burhanuddin.
PRIHANDOKO
berapapun faksinya, ideologi golkar tetap sama: pragmatisme dan uang.
ABURIZAL BAKRIE
AGUNG LAKSONO
AKBAR TANJUNG
JUSUF KALLA
