mullupusAvatar border
TS
mullupus 
Hatimu, Hatiku, Bu.
emoticon-I Love KaskusSELAMAT MEMBACA AGAN-AGAN SEMUA! emoticon-I Love Indonesia


emoticon-No Sara Please





Kenapa gue nggak kasih judul artikel ini, Selamat Hari Ibu? Karena di kalender hidup gue, nggak ada tanggal merah untuk libur atau sekedar ngambil cuti dalam mencintai Ibu gue.

Salam, Jancukers. emoticon-Salaman


Spoiler for "Dengerin lagu ini sambil baca":


Di tengah-tengah kematian, malaikat berseru.

"Ibu! Ibu!! Ibu!!! Lihat aku! Bertahanlah, Bu!" dalam tangisan, aku mengadu.

"Bu, siapa lelaki ini? Apa dia bertanggung jawab atasmu dan atasku, Bu? Bu, jangan tinggalkan aku dulu! Aku takut dengan lelaki ini."

"Tenang, Nak. Ibumu akan baik-baik saja." ujar malaikat.

Aku menangis, memanggil seluruh orang di sekitar ruangan. "Bu, dingin. Peluk aku."

Aku tertidur setelah malaikat mendongengkan Kisah Cinta Sepasang Manusia. Sebelum tertidur, seucapnya di telingaku. "Dunia ini kejam, Nak."

Hari demi hari berganti. Aku belajar bagaimana cara mencintai dengan baik. Satu kesalahan fatal saat aku mencoba bertahan. Yaitu, kebohongan. Uang jajan yang aku sisihkan tak cukup untuk membeli dunia di sekelilingku. Ketika itu aku berbohong pada Ibu. Dengan polosnya, aku sadar. Aku sadar bahwa dunia ini memang begitu kejam. Menawarkan begitu banyak pilihan untuk mereka yang belum bisa memahaminya. Terlebih, aku.

"Bu, disuruh beli buku sama pihak sekolah."
"Ibu minta rinciannya."
"Lupa nyatet, Bu." padahal, aku sudah sibuk menguliti uang-uang itu.

"Jujur? Nggak? Jujur? Nggak?" tanyaku pada malaikat dan setan dalam hati.

"Beli aja dulu, nanti baru jujur." betapa pengertiannya setan.

Dengan mudahnya aku termakan omongan setan. Aku sibuk dengan penghias duniaku, sementara Ibu sedang menunggu kejujuran uang-uang itu.

"Bu, uang sisa beli buku tadi aku gunakan untuk makan di sekolah. Laper, Bu." bohong lagi.
"Udah lapar lagi, belum? Ibu masak enak, loh!"

"Masakan Ibu memang paling enak." dalam hati, aku bergumam.
Malaikat berbisik, "Sudah kenyang, 'kan? Nggak ada kata telat dalam kejujuran."

Aku kira Ibu akan marah setelah aku jujur. Dia tersenyum sambil membereskan meja makan. Ayah bangkit dari duduknya.
"PLAK!!!" manis sekali.

"Apa selama ini duit bayaran sekolah kurang mencukupi kebutuhan pendidikanmu?" kata Ayah.

Saat Ibu mencoba mendamaikan, aku lari ke kamar. Aku benci situasi seperti ini. Suara Ayah dan Ibu samar-samar terdengar dari luar kamar. Tak lama, menjadi hening. Dalam diam, aku terlelap.

"Maafkan Ayahmu, ya?" pinta Ibu saat aku ingin beranjak ke kamar mandi.

Hatiku terketuk, "Nanti, anakku tak akan kuperlakukan seperti ini."

Ketahuilah bahwasanya seorang Ibu tak akan pernah berbohong kepada anak-anaknya. Kecuali, ada bahaya yang mengancam hidup mereka.



Spoiler for "sumber":



@musisilebay
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 2 suara
Apakah artikel ini membuat agan tersentuh?
YA
100%
TIDAK
0%
Diubah oleh mullupus 04-04-2013 16:45
0
1.2K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan