Anda mungkin berpikir bahwa Mars adalah kembaran bumi, tetapi sebenarnya Mars memiliki diameter sekitar setengah diameter bumi, hanya berukuran 6.800 km. Dengan ukuran yang lebih kecil maka massa nya pun lebih kecil. Massa total Mars hanya sekitar 10% massa Bumi. Gravitasi permukaan hanya 37% dari yang Anda alami di Bumi. Dengan kata lain, Anda akan dapat melompat 3 kali lebih tinggi di Mars dari pada yang Anda bisa di Bumi.

Sebelum pesawat ruang angkasa pertama tiba di Mars pada tahun 1965, tak seorang pun pernah melihat Mars dari dekat. Bercak gelap di permukaan Planet Merah itu ditafsirkan sebagai danau atau lautan, dan beberapa orang bahkan berpikir mereka bisa melihat garis-garis gelap malang-melintang di permukaan planet. Mereka membayangkan ini mungkin saluran irigasi dari sebuah peradaban yang sekarat. Ternyata ini hanya ilusi optik, dan Mars adalah padang pasir berdebu kering.

Mars mungkin tidak memiliki lautan, sungai dan danau, namun wahana NASA Mars Odyssey mendeteksi adanya air yang melimpah di bawah permukaan, dalam bentuk es. Misi Phoenix telah tiba di Mars untuk mencari es di bawah tanah di kutub utara. Phoenix dilengkapi alat untuk menganalisis air es untuk melihat apakah ada tanda kehidupan pada saat itu, atau mungkin pada saat dulu.

Gunung tertinggi di Tata Surya adalah “Olympus Mons” di Mars. Gunung ini menjulang sampai 27 kilometer di atas dataran sekitarnya. Olympus Mons adalah gunung berapi tipe perisai, seperti Hawaii Mauna Kea, dan terbentuk secara bertahap selama miliaran tahun. Beberapa aliran lava pada gunung berapi begitu muda yang menyebabkan para ilmuwan planetarium berpikir gunung itu mungkin masih aktif.

Salah satu fitur yang paling berbeda di permukaan Mars adalah ngarai “Valles Marineris”. Ngarai ini membentang 4.000 km di sepanjang ekuator Mars, dan memiliki kedalaman 7 km. Jika Anda bisa memindahkan Valles Marineris ke Bumi, itu akan merentang tepat di seberang Amerika Serikat.

Mars telah dibanting oleh asteroid besar di masa lalu. Meskipun sebagian besar dari puing-puing tabrakan tersebut berjatuhan di Mars sendiri, namun beberapa di antaranya dapat keluar dari planet tersebut. Puing-puing yang terpental ini menjadi meteorit yang kemudian dapat mengorbit Tata Surya selama jutaan tahun sebelum mereka akhirnya jatuh ke planet lain. Beberapa telah jatuh di Bumi, dan telah diidentifikasi oleh para ilmuwan. Sejumlah kecil atmosfer Mars terjebak dalam meteorit, dari sini para ilmuwan mampu mempelajari atmosfer Mars sebelum mengirim pesawat ruang angkasa pertama.

Mars memiliki dua bulan yang berukuran kecil yang disebut Phobos dan Deimos. Phobos mengorbit planet di ketinggian rendah sehingga pada akhirnya akan di tarik oleh gravitasi Mars. Bulan ini akan bertahan sebagai sebuah cincin selama beberapa tahun, dan kemudian puing-puing nya akan berjatuhan di Mars. Para ilmuwan tidak setuju pada kapan ini akan terjadi. Ini bisa terjadi secepat 10 juta tahun dari sekarang, dan tidak lebih dari 50 juta tahun.

Jika Anda mencoba untuk berdiri keluar di permukaan Mars tanpa pakaian ruang angkasa, Anda akan segera mati. Suhu dingin akan menjadi masalah, tetapi lebih buruk lagi adalah atmosfer nya yang tipis. Tekanan udara di permukaan Mars hanya 1% dari tekanan yang kita nikmati di Bumi. Dan atmosfer di Mars terdiri dari karbon dioksida 95%, nitrogen 3%, 1,6% argon dan terdeteksi sejumlah air dan oksigen.

Saat ini, ada empat pesawat ruang angkasa di atas permukaan Mars, NASA Spirit, rovers Opportunity, Mars Phoenix, dan yang terbaru adalah Mars Science Laboratory dengan robot Curiosity-nya yang sampai saat ini masih dalam misi mengamati struktur permukaan Mars untuk menemukan adanya tanda-tanda kehidupan. Dan juga ada tiga pengorbit yang mengamati Mars dari angkasa : NASA Mars Reconnaissance Orbiter, Mars Odyssey dan ESA Mars Express. Tidak ada planet lain di tata surya yang pernah begitu baik dipelajari.

Yup, tepatnya adalah Dewa Perang Romawi

http://www.universetoday.com