Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

xiao88Avatar border
TS
xiao88
Eyes of the Tailless Animals: Potret Asli Korea Utara
Spoiler for pertama-tama:


Spoiler for kedua:


Eyes of the Tailless Animals: Potret Asli Korea Utara

Eyes of the Tailless Animals: Prison Memoirs of a North Korean Woman mengisahkan tentang kisah hidup seorang wanita bernama Soon Ok-Lee, yang dulunya adalah anggota Partai Komunis Korea Utara.

Walaupun ia sangat setia pada partai dan negaranya, suatu hari, tanpa alasan yang jelas, ia ditangkap polisi dan dikenai tuduhan palsu. Tanpa sempat menemui satupun anggota keluarganya, ia dinaikkan kereta selama tujuh jam menuju penjara, dan pada tiga hari pertama ia terus menerus disiksa tanpa bisa tidur. Selama setahun ia disiksa hingga akhirnya Soon Ok-Lee terpaksa mengakui semua tuduhan palsu yang diberikan padanya.

Konon, alasan pemenjaraan Soon Ok-Lee adalah karena atasannya merasa harga dirinya terluka ketika Ok-Lee menolak permintaan sang atasan untuk memberikan dua buah jaket (yang populer setelah dipakai Kim Jong-Il, namun bahannya hanya bisa didapat di China, maka setiap orang hanya diberi satu).

Pernah Ok-Lee dimasukkan ke dalam ruangan tempat memanggang batu bata, sampai ia pingsan karena panasnya. Seringkali, ia ditelanjangi dan dirantai di sebuah kursi, kemudian dipecut agar mengaku. Ketika musim dingin tiba, Ok-Lee sering dipaksa berdiri di luar ruangan hanya dengan memakai pakaian dalam, hingga ia nyaris mati beku. Ruangan penjaranya memiliki jendela besar yang tidak bisa ditutup dan tak ada pemanas, hingga Ok-Lee sering pingsan karena kedinginan.

Saking seringnya disiksa dan luka-luka tanpa diobati ataupun mandi, suatu ketika Ok-Lee merasa punggungnya sakit dan gatal. Ketika meraba-raba punggungnya, ia menyadari belatung sudah bersarang di dagingnya yang tercabik-cabik. Berkali-kali ia pingsan.

Banyak orang di penjara yang ditemui Ok-Lee juga dipenjara karena menolak memberikan "uang suap" untuk para petinggi mereka, sama seperti Ok-Lee yang juga korban "dendam atasan".

Setelah tigabelas bulan, Ok-Lee diberitahu untuk menandatangani pengakuan, atau ia akan dibunuh secara diam-diam dan dilaporkan sebagai "orang hilang". Karena sudah terpojok, ia terpaksa menandatangi surat pengakuan, dan dikirim ke "rumah" barunya, Penjara Kaechon. Ketika tiba di sana, seorang sipir mengatakan pada Ok-Lee bahwa ia sudah tidak dianggap manusia lagi, hanya seonggok daging.

Disana ia dipaksa mengucapkan peraturan dan titah penjara, yang pertama adalah "Saya bersumpah saya akan mengagumi dan mencintai pemerintahan Kim Jong-il dan Kim Il-sung sampai mati." Kedua pemimpin itu didewakan oleh penduduk Korea Utara, bahkan gambar mereka diwajibkan dikenakan di pakaian penduduk setiap saat.

Setiap hari, mereka dipaksa bekerja di pabrik tekstil untuk diekspor ke negara-negara Barat. Mereka kadang hanya punya waktu empat jam untuk tidur, karena kerja paksa dimulai jam lima pagi setiap hari dan berakhir kadang selewat tengah malam. Keesokan harinya, setiap tahanan diperiksa, ditanyakan apa yang diucapkan teman sekamarnya ketika mengigau.

Suatu ketika, Prancis memesan mawar kertas, dan para tahanan dipaksa membuat minimal seribu mawar kertas per hari. Ketika hari itu selesai, ujung jari mereka sampai membengkak dan berdarah-darah. Banyak pesanan baju dikembalikan, terutama dari Jepang, dengan alasan tidak bersih. Tentu saja, karena baju-baju itu dikerjakan oleh tahanan penjara yang tak pernah mandi.

Beberapa wanita dibawa ke penjara dalam keadaan hamil. Mereka kemudian disuntik obat aborsi, dan bayi-bayi mereka lahir dalam keadaan mati. Kalaupun keajaiban terjadi dan ada bayi yang lahir dalam keadaan hidup, bayi itu akan dibunuh oleh para sipir, yang berteriak-teriak bahwa para tahanan itu tak punya hak untuk memiliki bayi, karena mereka bukan manusia. Para ibu yang dipaksa aborsi tersebut hanya bisa menangis melihat bayi mereka dibuang begitu saja ke tempat sampah.

Tahanan Kristen disebut "superstitious believers" dan diberi pekerjaan paling berat. Suatu ketika, enam orang wanita disuruh membersihkan sekitar satu ton kotoran manusia dari septic tank. Salah satu dari mereka tergelincir jatuh, dan tiga orang lain meloncat ke dalam untuk menolong mereka. Melihat kejadian itu, seorang sipir penjara yang melihat segera menutup septic tank, membiarkan keempat wanita itu meninggal di antara kotoran. Tak ada satupun yang mencoba mengeluarkan mayat mereka.

Beberapa orang Kristen disiksa tiap hari dengan listrik. Ketika salah satu meninggal, seorang sipir menyuruh enam ribu tahanan untuk menginjak-injak mayatnya.

Terkadang mereka dijadikan kelinci percobaan untuk senjata biologi. Mereka akan diletakkan di satu ruangan, diberi berbagai macam bahan kimia atau racun untuk diteliti berapa cepat mereka mati.

Suatu hari, alarm berbunyi. Ketika para tahanan berkumpul, seorang sipir memanggil Ok-Lee. Kemudian ia membacakan sebuah surat yang berbunyi: "Karena Soon Ok-Lee telah berbakti kepada Kim Jong-il, kami memutuskan untuk menghadiahi dia. Kami akan membebaskan dia."

Ok-Lee bagaikan "telah kembali dari neraka kedelapanbelas". Di hari pembebasannya, ia berlari melewati gerbang besi ke dalam pelukan anak laki-lakinya, menangis bahagia. Anaknya dulu adalah mahasiswa, namun ditangkap dan dipaksa bekerja di kamp kerja paksa ketika Ok-Lee ditangkap. Suami Ok-Lee juga bernasib sama, dan ia meninggal di kamp.

Menurut Ok-Lee, ada sekitar duaratus ribu tahanan di Korea Utara, dan selama tigapuluh tahun, ia adalah orang pertama yang mendapat pembebasan. Setelah bebas, ia kabur dari Korea Utara yang ia juluki "sarang setan" beserta putranya. Ok-Lee bersama sang putra mendaki gunung dan lembah, menyeberangi sungai beku ke China, kemudian menyeberang ke Hong Kong dan akhirnya sampai ke Korea Selatan.

Perjalanan itu memakan waktu dua tahun.

Ia diterima oleh Korea Selatan dengan baik, dan diperkenalkan kepada gereja (Ok-Lee dulunya atheist).

Sampai kini, Ok-Lee masih sering bermimpi buruk tentang masa-masanya di penjara. Sisa-sisa siksaan masih bercokol di tubuhnya. Setengah wajahnya sudah mati rasa, ada bekas luka di atas mata kirinya, dan gigi-giginya banyak yang rontok. Kadang ia mengalami sakit kepala (bekas terlalu sering ditendang di kepala), bahunya tidak lagi simetris, dan pandangan matanya sering kabur. Namun begitu, Ok-Lee tetap merasa beruntung berhasil kabur dari "sarang setan".

Kisahnya, Eyes of the Tailless Animals: Prison Memoirs of a North Korean Woman diterbitkan tahun 1996 di Korea Selatan. Satu-satunya orang yang berhasil keluar hidup-hidup dari penjara.

Korea Utara sampai sekarang tidak menghargai hak asasi manusia, apalagi hak kebebasan. Jauh lebih parah daripada China yang sekarang sudah tidak jauh beda dari negara demokrasi.

Ane merasa beruntung sekali lahir di Indonesia, negara demokrasi, dan bisa bersekolah di China, bukan nyasar sekolah ke Korea Utara.

Tidak semua tentang Korea itu bagus. Masih banyak sisi kelam yang tersimpan di dalamnya.

Spoiler for Visit my blog:
0
2K
9
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan