Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

MissBh4b03nAvatar border
TS
MissBh4b03n
2013 Listrik Naik 15 % - Perlukah Mengganti AC Konvensional dengan AC Inverter
Berhubung tarif listrik bakalan naik lagi di tahun 2013, apakah sudah waktunya kita mengganti ac konvensional dengan ac inverter ?

berikut sedikit informasi dari ane

Berdasarkan beberapa pengalaman temen ane yang sudah menggunakan ac inverter ternyata suhu-nya tidak sedingin dibandingkan dengan ac konvensional, entah karena daya pendinginan kurang maksimal atau hal lainnya tetapi ini dirasakan oleh beberapa temen ane.

Dari beberapa saran temen, disarankan bila ingin mengganti ac konvensional dengan ac inverter maka perlu menaikkan kapasitas-nya, misal kapasitas ac konvensional yang digunakan sebelumnya adalah 3/4 pk maka bila ingin mengganti dengan ac inverter gunakan ac inverter dengan kapasitas 1 pk. walaupun efeknya tagihan listrik tidak berubah banyak karena mengganti ac konvensional dengan ac inverter setingkat lebih tinggi bukan dengan kapasitas yang sama.

Lebih baik mencegah daripada sudah membeli ternyata suhu ruangan tidak sesuai dengan yang diharapkan atau ternyata lebih dingin ac konvensional.

Berikut salah satu contoh mengenai keluhan ac inverter, ane copas dari web...
AC Inverter, Apa Hebatnya?

Saya yakin sebagian besar pembaca pernah membaca, berencana membeli atau bahkan sudah memasangnya di rumah. Bagi yang sudah menggunakannya di rumah, apakah pembaca merasakan apa yang saya tulis berikut ini? Sedangkan bagi yang berencana membeli, mungkin perlu membaca lebih lanjut.

Saya rasa sebagian besar orang sudah mulai concern dengan besarnya pemakaian listrik di rumah, mengingat biaya listrik yang tidak pernah mau turun, maunya naikk terus.

Mengantisipasi kepedulian masyarakat akan semakin beratnya beban penggunaan listrik ini, maka pabrikan AC pun berlomba-lomba memproduksi AC jenis Converter yang katanya hemat energy ini.

Saya yang sok ngerti teknologi ini juga tertarik dengan iklan2 AC Inverter ini hingga suatu ketika saya perlu membeli beberapa AC baru untuk keperluan di rumah. Sayapun mulai hunting berbagai macam type AC yang ada di pasaran, dan setelah menimbang-nimbang akhirnya saya putuskan menggunakan AC Inverter karena katanya sangat irit listrik.

AC Inverter, katanya, berbeda dengan AC Conventional. AC Inverter, seperti istilahnya, menggunakan tambahan Inverter yang bertugas mengatur kecepatan motor dari kompresor untuk menghasilkan suhu yang diinginkan. Jika thermostat mendeteksi suhu ruang lebih panas dari yg kita inginkan, maka compressor akan diatur berputar lebih kuat untuk mengalirkan Freon sehingga didapatkan udara lebih dingin, alias meningkatkan penggunaan listrik. Sebaliknya, jika suhu ruang lebih dingin dari yang diinginkan, maka compressor akan diatur supaya berputar lebih lemah sehingga udara dingin yang disemprotkan AC berkurang, dan demikian pula penggunaan listrik akan berkurang.

Sebaliknya, AC konvensional hanya punya dua kemungkinan, mati atau hidup, jika udara ruang lebih panas dari yang diinginkan, maka compressor hidup, sedang jika lebih dingin, compressor mati.

Demikian kira2 beda AC Inverter dibandingkan AC konvensional.

Nah keinginan mengurangi penggunaan listrik ini, yang tentu saja berdampak dengan tagihan listrik, ditambah dengan gencarnya iklan mengenai AC Inverter ini menyebabkan saya mata gelap, dan memutuskan untuk menggunakan AC Inverter untuk rumah saya.

Namun apa yang terjadi benar2 tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan, padahal AC yang saya pakai adalah produksi salah satu produsen AC terbaik dan termahal di negeri ini.

Beberapa hal yang tidak saya duga:

1. Harga AC Inverter lebih mahal daripada AC Konvensional. Namun tentu saja hal ini bisa dimaklumi karena diharapkan bisa menghemat listrik dalam jangka panjang.

2. AC ini membutuhkan pipa khusus, yang lebih tebal dari pipa AC Konvensional. Ini perlu menjadi perhatian, karena hal ini sempat membawa masalah di rumah saya yang sudah tertanam pipa AC Konvensional, sehingga akibatnya saya harus membongkar pipa lama dan menggantinya dengan pipa baru. Alasan yang dikemukakan penjual adalah karena Freon yang digunakan AC Inverter lebih bersifat korosif dibandingkan AC Konvensional, sehingga jika menggunakan pipa AC Konvensional mereka tidak menjamin dalam jangka waktu lama tidak bolong.

3. Harga Freon R410A yang digunakan pada AC Inverter lebih mahal daripada AC Konvensional, sehingga jangan kaget jika biaya mengisi atau menambah Freonnya jadi lebih mahal.

4. Proses pendinginan AC Inverter lebih lama daripada AC Konvensional. Ini benar2 diluar dugaan saya, sehingga untuk menikmati dingin yang sama dengan AC Konvensional kita perlu menghidupkan AC Inverter lebih lama.

5. Terakhir, dan ini yang sama sekali diluar dugaan saya, tingkat kedinginan AC Inverter bisa saya katakan kalau jauh dibandingkan dengan AC Konvensional. Untuk memperoleh kedinginan yg sama selain memerlukan waktu lebih lama, juga saya perlu men’set’ temperature lebih rendah dibandingkan AC Konvensional. Misalnya pada AC Konvensional saya menset temperature 22 derajat Celcius, pada AC Inverter saya harus menset di 16 derajat Celcius. Selisih setting ini, menurut logika saya pada akhirnya mengakibatkan listrik yang digunakan kemungkinan tidak jauh berbeda antara AC Inverter dibandingkan AC Konvensional.

Semua hal diatas itu sama sekali tidak pernah saya duga sebelumnya dan yang lebih parah lagi semua hal itu sudah dijelaskan oleh penjualnya ke saya ketika saya membeli AC2 ini. Namun karena ketika itu pikiran saya sudah dipenuhi oleh kehebatan AC Inverter ini, ditambah pula kecurigaan saya di penjual ingin supaya AC lamanya laku, maka saya tidak mendengarkan ocehan si penjual.

Sekarang sebagai akibatnya saya terpaksa harus mengganti AC2 Inverter saya dengan AC Konvensional, padahal baru saya gunakan sekitar 6 bulan L.

Saya tidak tahu apakah pembaca juga mengalami hal yang sama, namun saya rasa jumlah AC Inverter yang saya pasang cukup memadai bagi saya untuk mengambil kesimpulan ini.

Mudah2an melalui sharing saya ini, pembaca lebih teliti menanyakan plus minus AC Converter ini ke penjualnya sebelum menentukan pilihan. Siapa tahu saya yang salah.

Monggo masukannya apakah ada yang merasakan hal yang sama? Atau saya yang salah mengambil kesimpulan?

sumber copas:
http://teknologi.kompasiana.com/tera...-apa-hebatnya/

Perbedaan yang signifikan:

AC Konvensional:
- Harga lebih murah dibandingkan dengan ac inverter
- pemakaian listrik lebih berat dibandingkan dengan ac inverter, untuk kapasitas yang sama
- Bila telah mencapai suhu yang diinginkan kompresor akan mati, bila suhu naik maka kompresor akan start lagi sehingga sering terjadi start stop start stop yang mengakibatkan biaya listrik bertambah

AC Inverter:
- harga lebih mahal dibandingkan dengan ac konvensional
- Pemakaian listrik lebih ringan dibandingan dengan ac konvensional, untuk kapasitas yang sama
- Bila telah mencapai suhu yang diinginkan kompresor tidak mati tetapi tetap running dengan tenaga yang ringan untuk menjaga suhu tetap sama dengan suhu yang diinginkan sehingga start stop ac secara berulang kali terhindari yang mengakibatkan biaya listrik menurun

note:
thread ini sekedar info dan tidak bermaksud menjelek2kan merek ac tertentu, atau lainnya

bila berkenan, mohon ditimpuk pake cendol...emoticon-Malu (S)
Diubah oleh MissBh4b03n 11-12-2012 10:16
zharkiAvatar border
zharki memberi reputasi
1
7.8K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan